Senin, 02 Oktober 2017

Cerpen Tentang Impian 15 Tahun yang Lalu


Aku teringat dengan sahabat-sahabatku semasa kecil. Hari ini adalah hari kita berkumpul kembali. Aku ingat betul 15 tahun yang lalu Saat kita baru naik ke kelas 6 SD, kita berkumpul di sini, di tepi sungai di samping pohon kersen di belakang sekolah. Di sini Aku, Yadi, Setyo, Ranin, dan Hari pernah mengubur sebuah gambar yang kita simpan di toples kaca. Gambar itu adalah gambar diri kita masing-masing yang mengenakan pakaian sesuai profesi yang kita impikan. Itu adalah gambar yang kita buat bersama. 

Di gambar itu Yadi berpakaian polisi, pria berkulit sawo matang itu memang ingin sekali menjadi polisi. Sementara Setyo berpakaian seragam coklat seperti yang dikenakan guru-guru kami, ia memang ingin menjadi guru. Ranin yang merupakan perempuan satu-satunya di kelompok kami berpakaian dokter sesuai dengan cita-citanya. Sementara cita-citaku saat itu ingin jadi pemain bola. 

Lalu bagaimana dengan Hari? Akan ku ceritakan nanti kawan. Tak cukup hanya satu kalimat untuk menceritakan anak yang luar biasa itu. Yang pasti kini aku masih menunggu kedatangan mereka di tempat ini. Aku yakin mereka takkan lupa akan janji kita 15 tahun yang lalu. Saat itu kita berjanji akan berkumpul kembali pada tanggal yang kami tentukan, yaitu hari ini. Dan saat itu kita janji pada saat kita berkumpul nanti, kita sudah mencapai impian kita masing-masing dan akan mengenakan pakaian sesuai dengan impian yang telah kita capai.

Sesekali ku lihat jam tangan, sudah cukup lama ku menunggu disini. Tak ada satu pun dari mereka yang datang. “Apakah mereka lupa, apa lebih baik aku pulang saja?” tanyaku dalam hati.  Aku pun bergegas pulang karena janji itu memang telah begitu lama dan pastinya mereka lupa.

Baru keluar dari gerbang sekolah menuju jalan raya, motorku dicegat oleh seorang polisi. Aku tak tau apa salahku. Tapi terlihat polisi itu tersenyum dari balik helmnya yang kemudian ia buka.

“Rei. . . , apa kabar?” sahut polisi itu seraya tersenyum.

Aku bingung kenapa polisi itu mengenaliku. Kurapatkan kedua alisku, ku mencoba menerka wajahnya yang sepertinya aku kenal.

“Ohhh,, Yadiiii. . . .Kamu sudah jadi polisi sekarang ya, hahaha. . .!!” ucapku terkejut.

Ternyata itu Yadi yang sudah menjadi polisi. Ia datang, rupanya ia ingat akan janji kita 15 tahun yang lalu. Tak lama kemudian datang seorang berpakaian dokter, disusul kemudian seorang yang berpakaian guru. Mereka adalah Ranin dan juga Setyo yang ternyata juga masih ingat akan janji kita. Kita pun berkumpul di tempat itu, di tempat kita mengubur gambar impian kita dahulu. Kita saling berbincang tentang masa lalu dan tentang impian kita.

“Wah kalian hebat, ternyata kalian sekarang bisa mencapai impian masing-masing,” ucapku pada mereka yang mengenakan pakaian sesuai profesi masing-masing.

“Ah tapi kamu lebih hebat Rei. . .” ucapan Setyo terhenti.

Ia menatap pakaian yang ku kenakan. Mereka semua pun ikut menatap pakaian yang ku kenakan, kaos Barcelona.

“Rei, kamu sekarang jadi pemain Barcelona?” tanya Yadi terkaget-kaget.

“Hahaha kalian tuh ngeledek ya. Ya enggak lah, enggak mungkin. Eh, tapi ngomong-ngomong Hari mana yah?”

Kami semua terhenyak saling memandang dan mengingat anak itu, Hari, anak yang luar biasa.

Kami pun menggali kembali tempat dimana kami menguburkan gambar itu. Ternyata gambar itu masih ada, tersimpan di sebuah toples kaca yang sudah agak rusak. Kami memandangi gambar yang kami buat bersama 15 tahun yang lalu. Dan disana gambar Hari lah yang paling istimewa. Di gambar itu Hari mengenakan pakaian lab sedang memegang gelas ukur, di depan mejanya ada mickroskop dan berbagai peralatan lain yang secara detail ia gambar. Hari memang bercita-cita menjadi seorang ilmuan. Ia siswa yang paling pintar di kelas. Setiap kali Bu Heni mengajar, ia selalu aktif bertanya dan menjawab pertanyaannya. Sepanjang kami sekelas dengannya, ia selalu menjadi ranking satu. Tak pernah ada yang bisa mengalahkan prestasinya.

Tapi di sisi lain ia adalah anak yang sederhana dan tak pernah sombong. Ia selalu mengajari kami apabila ada pelajaran yang bagi kami sulit. Aku tak tau bagaimana ia bisa secerdas itu, karena ia adalah anak yang tak mampu membeli buku. Ayahnya yang hanya seorang buruh tani tak mampu membelikannya buku. Bahkan untuk menyekolahkannya saja sudah susah payah. Tapi ia anak yang tak kenal menyerah. Seringkali ku lihat usai pulang sekolah ia selalu ke perpustakaan, membaca buku-buku di sana sendiri.

Dan yang paling istimewa darinya adalah matematika. Nilai matematikanya hampir selalu sempurna. Hanya sesekali saja ia mendapat nilai 9, sisanya ia selalu mendapat nilai 10. Jika ia melihat soal matematika, ia hanya memejamkan mata tanpa membuat kotretan. Ia mencoba menghitung dalam pikirannya dan tak lama ia sudah bisa menyelesaikan soal-soal matematika yang bagi kami sulit. Ia juga anak yang amat riang dan tak pernah sekalipun bersedih hati.

Namun hari itu berbeda, wajah cerianya langsung berubah ketika mendengar kabar ayahnya meninggal. Ayahnya yang sejak seminggu sakit harus menghembuskan nafas terakhirnya. Kemiskinan yang menjerat keluarganya membuat ayahnya tak mampu tuk berobat. Hari pulang dengan wajah tertunduk penuh kesedihan.

Seminggu sejak kejadian itu tak pernah lagi kita lihat wajah cerianya. Ia lebih banyak tertunduk diam dan merenung. Aku mencoba memahami beratnya beban hidupnya. Dan saat itu kami takkan lupa kejadian yang membuat hati kami ibarat gunung es di kutub utara yang runtuh. Luluh lantah seolah tak percaya kalau anak itu, anak sepintar itu, anak sebaik itu, ia tiba-tiba pamit karena tak mampu lagi untuk bersekolah karena masalah biaya. Hati kami berbicara, ingin rasanya membantunya, namun apa daya, keluarga kami pun juga bukan keluarga yang berkecukupan.

Ketika dijemput ibunya waktu itu, ku lihat ibunya menguatkan hatinya. Ia berkata pada Hari kalau ia pasti bisa sukses walaupun saat itu ia harus putus sekolah.

Kami semua takkan lupa saat itu, takkan lupa pada anak yang luar biasa itu, hingga kini.

Hari ini kami pun masih menunggu kedatangan Hari. Namun hingga sore menjelang, Hari belum juga nampak. Kami sama sekali tak tau keberadaannya semenjak 15 tahun yang lalu.

“Rei gimana nih, apa kita masih nunggu disini?” tanya Ranin.

“Atau kita langsung ke rumah makan aja, kayanya si Hari nggak akan datang,” usul Setyo.

“Hmmm, aku nggak tau nin, Yo. Sekarang Hari dimana ya, gimana kalo kita cari facebooknya dulu, siapa tau ada.”

“Wah ide bagus tuh Rei. Namanya kan unik, Hari Cahaya Pagi, pasti gampang dicari,” sahut Yadi.

 Ternyata memang benar, tak sulit untuk menemukan nama itu. Dan ternyata Hari yang kala itu putus sekolah sekarang punya akun facebook. Tapi yang membuat kami benar-benar terkejut adalah pekerjaan ia saat ini yang tercantum di profil facebooknya. Saat ini ternyata ia bekerja di Nara Institute of Science and Technology di Jepang sebagai peneliti. Kami semua terbelalak melihatnya. Bagaimana mungkin anak yang putus sekolah 15 tahun yang lalu kini menjadi seorang peneliti di Jepang. Tak habis-habisnya kami membincangkan anak yang luar biasa itu.

Jika begitu, maka sudah pasti Hari tak akan datang. Kita pun berniat pergi ke warung makan di desa kami. Namun sebuah mobil menghadang jalan kami dan membunyikan klaksonnya tepat di depan gerbang sekolah. Jendela kaca depannya diturunkan secara perlahan dan semakin terkejutlah kami melihat orang yang mengendarai mobil itu. Senyumnya dan wajah cerianya kami masih ingat betul. Ya, ia pasti Hari anak jenius itu. Ia memakai jas laboratorium.

Ternyata benar itu memang Hari. Kami dibuat terkejut dengan kehadirannya. Kita berlima makan bersama di warung makan di desa kami dan saling berbincang.

“Ri, bukannya kamu di Jepang?” tanya Setyo.

“Ia yo aku baru balik ke Indonesia.”

“Liburan?”

“Bukan, aku nggak akan balik lagi ke sana. Aku mau buat sekolah gratis di desa ini. Aku mau buat laboratorium penelitian di desa ini. Aku yakin banyak anak-anak di desa kita yang sebenernya cerdas.”

Jawaban Hari membuat kita terperangah. Ia rela melepas pekerjaannya sebagai peneliti di Jepang yang sudah tentu dengan pendapatan yang amat tinggi untuk kembali ke desa kami. Untuk membangun sekolah dan laboratorium. Sungguh niat yang amat mulia.

“Terus gimana ceritanya kamu bisa jadi peneliti di Jepang Ri?”

“Oh, ini semua berkat ibuku yang selalu menyemagatiku. Dan aku pun yakin nggak ada yang nggak mungkin Rei. Thomas Alva Edison pun dikeluarkan dari sekolahnya karena dianggap dungu. Namun siapa sangka ia bisa jadi salah satu ilmuan paling hebat di dunia. Sementara Aku dan Ibuku sempat menggelandang di Jakarta tuk mengadu nasib. Aku sempat bekerja sebagai buruh. Karena melihat kegigihanku, bosku memberikan beasiswa padaku untuk melanjutkan sekolah. Hingga akhirnya aku bisa kuliah di Jepang dan menjadi peneliti di sana Rei.”

Kami semua semakin kagum dengan Hari. Dan itulah hari pertemuan kami menuntaskan janji kami 15 tahun yang lalu. Kami semakin percaya kalau impian bukan cuma sekedar uang. Hari yang telah bekerja dengan penghasilan tinggi di Jepang justru kembali ke Indonesia untuk membangun sekolah gratis dan mengembangkan laboratorium di desa kami. Ia tak mau lagi ada anak miskin yang cerdas namun harus putus sekolah. Sementara Ranin yang pernah bekerja di rumah sakit dengan gaji cukup tinggi, kini kembali ke desa kami tuk membuka praktek di desa kami. 

Setiap pasien yang ia tangani hanya membayar semampunya, bagi yang tak mampu tak usah bayar. Ranin tak mau kejadian seperti ayahnya Hari yang tak mampu berobat terulang kembali. Setyo pun pernah mengajar di sekolah elit di Jakarta dengan bayaran tinggi. Namun ia kembali ke desa kami untuk menjadi pengajar di sekolah kita dulu dengan bayaran yang jauh lebih kecil. Sementara Yadi selalu menjadi polisi yang melayani masyarakat. Tak sekali pun ia memanfaatkan profesinya untuk memungut uang dari masyarakat ataupun mencari uang di luar gajinya.

Itulah teman-temanku, sementara aku pun sejak setahun yang lalu telah kembali ke desa ini. Aku memang sempat bekerja di sebuah pertambangan dengan gaji sepuluh juta. Namun aku tak betah dan kembali ke desa ini tuk melatih anak-anak bermain sepakbola. Aku membuat sekolah sepak bola di desa kami. Walaupun impianku tuk menjadi pemain sepak bola telah kandas, namun aku yakin di desa ini suatu saat nanti bakal ada pemain sepak bola yang berbakat yang bisa mengharumkan nama Bangsa.


Bagi kami, cita-cita bukan cuma sekedar mengejar uang. Tapi kami hanya mendengarkan saat hati kami berbicara. Dan mengikuti apa yang diinginkan hati tuk menjalani hidup ini.

==========================================================
Sebuah cerpen
Karya: Rival Ardiles
Tahun: 2014

Belajar adalah Esensi dalam Hidup


Buat apa sekolah dan kuliah?
Merupakan kata tanya yang sudah seharusnya kita tanya pada diri kita sendiri, pada lubuk yang paling dalam. Dan ketika Anda bertanya pada diri Anda sendiri, jawaban yang keluar dari sanubari Anda mungkin bermacam–macam. Mungkin hati kita akan menjawab sekolah hanya untuk menunaikan kewajiban, atau sekolah hanya untuk mencari teman atau mencari aktivitas, atau mencari gelar semata. Tapi menuntut ilmu dan mengamalkannya adalah jawaban yang paling murni dari sekian banyak jawaban.

Namun menuntut ilmu tak mesti harus di sekolah saja bukan?

Kita telah belajar dari Thomas Alva Edison, bagaimana dia mampu menjadi ilmuan hebat dengan ribuan penemuannya dengan tanpa sekolah. Kita juga telah belajar bagaimana Michael Faraday terus belajar selama bekerja di perpustakaan walau tanpa sekolah dan akhirnya mampu menjadi ilmuan hebat. Kita juga telah belajar dari orang–orang sukses lainnya yang mampu meraih suksesnya walau tanpa sekolah.

Ketika kita menatap tingginya langit, hiasan bintang–bintang, atau hamparan bumi, bukankah kita sedang belajar?

Ketika kita merasakan hembusan angin yang mengalir di setiap nafas kita, bukan kah kita belajar?

Ketika kita membuka lembaran demi lembaran sebuah buku dan menelusuri makna dan informasi di setiap kata yang tertulis, bukan kah kita sedang belajar?

Ketika kita mengalirkan kata–kata penuh makna dari mulut kita dan menghantarkannya pada setiap telinga yang mendengar, bukankah kita sedang belajar?

Ketika kita berada di jurang keterpurukan, didera berbagai masalah, bukankah kita sedang belajar?

Belajar adalah sebuah esensi dalam hidup ini, belajar bukan berarti sekolah, dan sekolah bukan berarti belajar. So......

Bagi yang punya kesempatan untuk sekolah dan kuliah, bersyukurlah. Karena di luar sana banyak orang yang tak memiliki kesempatan itu. Jadikanlah itu sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Jadikanlah setiap kisah sukses orang-orang yang tak lulus sekolah dan kuliah di buku ini sebagai pelecut semangat. Kalau mereka saja bisa, kita yang punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan seharusnya lebih bisa.

Dan bagi yang tak punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi, tak usah berkecil hati dan merasa terpuruk. Karena banyak yang bernasib serupa dengan kamu bisa meraih kesuksesan

Minggu, 01 Oktober 2017

Ini Betapa Berbahayanya Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat–obatan berbahaya. Satu lagi hal yang paling merusak generasi penerus bangsa. Kebanyakan para pelajar yang mengkonsumsi narkoba bermula dari coba–coba yang dipengaruhi dari pergaulan teman–temannya. Tapi setelah itu penggunanya akan terjerat dalam jeratan narkoba dan akan sulit terlepas dari pengaruhnya. Ia akan merasa sangat ketergantungan dengan obat–obatan terlarang tersebut. Jika sudah begitu ia akan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan barang haram itu. Entah mencuri uang orang tua, sampai tindakan kriminal lainnya.

Narkoba sangat berbahaya bagi tubuh penggunanya. Berikut ini adalah bahaya penyalahgunaan Narkoba:

- Depresan: pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri
- Halusinogen: Pemakai akan berhalusinasi atau dengan kata lain melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
- Stimulan: Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga si pemakai akan merasa bertenaga untuk sementara waktu. Namun karena organ–organnya dipaksa bekerja di luar batas normal lama kelamaan saraf–sarafnya bisa rusak.
- Adiktif: Si pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan terus mencari cara agar bisa mendapatkan barang haram tersebut. Jika tidak mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).

Sangat disayangkan saat ini justru penyalahgunaan narkoba semakin meluas. Banyak pelajar yang seharusnya generasi penerus bangsa malah terjebak dalam jeratan Narkoba. Bahkan bukan hanya di tingkat SMA, di SMP dan SD pun bahkan cukup banyak yang telah terjerat narkoba. Maka dari itu Anda jangan sampai coba–coba karena kalau sudah terjerat akan sulit keluar.

Ini Betapa Bahayanya Minuman Keras


Tindakan kejahatan kerap kali dipicu oleh minuman beralkohol. Minuman ini bisa menghilangkan kesadaran sehingga orang yang mengkonsumsinya dapat melakukan hal–hal yang di luar nalar mereka. 

Sayangnya banyak pula para pelajar yang terlibat pergaulan yang salah mengkonsumsi minuman beralkohol. Padahal dalam agama tuh sudah jelas kalo minuman yang satu ini HARAAAM. Bahkan bukan cuma yang minumnya aja yang dosa, tapi menurut hadist riwayat At Tirmidzi dan Ibnu majah, yang menjual, yang mengantarkan, yang menuangkan, yang membeli, yang minta dibelikan, pokoknya yang berkaitan dengan minuman keras itu  dapet dosanya.

Si Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkah lakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri. Makanya banyak kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat–obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar. Bahkan sering terjadi di beberapa daerah, minuman keras oplosan menimbulkan korban jiwa.

Nah, sudah tau kan kenapa minuman keras itu HARAAAM. Namun sayangnya di luar negeri seperti negara–negara Amerika dan Eropa dan negara–negara berkembang lainnya, minuman alkohol sudah menjadi kebiasaan. Mungkin satu–satunya hal yang masih dilarang hanyalah minum minuman tersebut di saat menyetir. Padahal kan mau lagi nyetir ke, mau lagi apa ke, yang namanya minuman yang memabukkan ya ga baik lah. Nah makanya adik-adik jangan coba–coba minum minuman keras. Udah tau keras kok masih di minum. Bahaya loh bahkan sering ada yang tewas gara–gara kebanyakan minum minuman keras.

Ini Betapa Banyaknya Bahaya Merokok


Merokok sudah dianggap sebagai hal yang lumrah di kalangan pelajar, terutama pelajar pria. Bahkan ada anggapan bahwa yang tidak merokok bukan laki–laki sejati. Hmmm.... buat Anda yang tidak merokok tidak usah berkecil hati dianggap seperti itu. Karena banyak juga bencong–bencong di pinggir jalan yang lagi pada mangkal sambil merokok. Jadi jika Anda tidak merokok, maka Anda bukan seperti bencong tersebut.

Di setiap iklan rokok, ataupun di bungkus rokok pasti dicantumkan peringatan ‘merokok dapat menyebabkan penyakit jantung, gangguan napas, impotensi, dan kelainan janin’.  Tapi sadar atau tidak peringatan itu adalah peringatan yang dibuat untuk dilanggar. Jadi kalau Anda tau peringatan itu tapi tetap merokok, maka Anda termasuk salah satunya.

Dari hasil penelitian, ternyata rokok mengandung lebih dari dua ribu zat yang tidak baik bagi kesehatan. 

Zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin  dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang berisiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok.

Berikut ini adalah bahaya rokok terhadap kesehatan bagi perokok aktif :

Rokok dapat menyebabkan Kanker pundi kencing, Kanker perut, Kanker usus dan rahim, Kanker mulut, Kanker Esofagus, Kanker tekak, Kanker pankrias, Kanker payudara, Kanker paru-paru, Penyakit saluran pernafasan kronik, Strok, pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis, Penyakit jantung, Kemandulan, Putus haid awal, Melahirkan bayi yang cacat, Keguguran bayi, Bronkitis, Batuk, Penyakit ulser peptik, Emfisima, Otot lemah, Penyakit gusi, dan Kerusakan mata.

Ternyata perokok bukan cuma perokok aktif saja yang terkena dampaknya. Perokok pasif pun bisa terkena dampaknya. Berikut dampak rokok bagi perokok pasif :

Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung, Masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronkitis, Sakit atau pedih mata, Bersin dan batuk-batuk, Sakit kerongkong, Sakit kepala.

Saya pernah membaca sebuah tulisan di internet. Ada seorang yang sebenarnya tidak merokok. Namun ia satu kosan dengan teman-temannya yang merokok. Setiap hari, ia menghirup asap rokok yang dari teman-temannya yang merokok di kosannya. Suatu ketika ia sakit. Dan ketika diperiksa, ternyata ia mengidap kanker paru-paru, walau ia tak pernah merokok. Ia menjalani kempoterapi beberapa kali. Namun akhirnya beberapa waktu kemudian ia menghembuskan napas yang terakhir. 

Nahhh sudah tau kan banyak keburukannya jadi seperti kata poster yang nempel di dinding, “MATIKAN ROKOK ANDA SEBELUM ROKOK ANDA MEMATIKAN ANDA DAN JUGA ORANG DI SEKITAR ANDA”.

Jauhi Tawuran, Tapi...


Seringkali jika kita melihat berita pagi selalu diawali dengan berita perkelahian atau tauran. Pelakunya mulai dari antar kampung, antar supporter, dan yang paling sering adalah antar pelajar. 

Dalam tawuran seperti ini seringkali menimbulkan korban luka parah hingga meninggal dunia. Sangat disayangkan sekali jika para pelajar yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa justru saling menyerang hanya karena masalah sepele.

Biasanya orang–orang yang suka melakukan tindak kekerasan dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya. Misalnya pernah mengalami tindak kekerasan juga sehingga memicu alam bawah sadarnya untuk melakukan tindakan kekerasan juga, atau bisa juga kurangnya perhatian dari orang tua. Atau yang lebih banyak karena pengaruh pergaulan. Mereka seolah didoktrin akan hebat jika bisa melakukan tindakan kekerasan. Padahal kalau kamu ingin merasa hebat, buktikan dengan prestasi, bukan dengan aksi kekerasan.

Budaya Ospek yang Salah


Buat yang pernah kuliah tentu masih ingat dong dengan masa–masa ospek. Masa–masa dimana mahasiswa baru “dikerjai” oleh para senior. Namun sayang, banyak kampus–kampus yang menjadikan ospek sebagai ajang penyiksaan oleh para senior kepada para junior. Senior merasa jauh lebih berkuasa dan junior harus tunduk pada para senior.

Sudah beberapa nyawa melayang akibat penyiksaan dari senior kepada juniornya pada saat ospek di beberapa kampus. Mereka dipukuli, ditendang, dan disiksa secara tidak berprikemanusiaan. 

Yang menjadi pertanyaan apakah sistem Ospek sudah benar?

Apakah dengan menggertak, dan menyiksa junior bisa bikin mental jadi lebih kuat?

Faktanya tradisi tersebut sulit terhenti karena adanya rasa ingin balas “dendam”. Para junior yang dahulu “disiksa” oleh para senior menjadi memiliki rasa ingin membalaskannya pada para junior ketika ia telah senior nantinya. Dan ada banyak hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan saat pelaksanaan OSPEK. Kalau memukul dan menendang sih sudah pasti harusnya tidak ada yang seperti itu. Menampar dan membentak pun seharusnya tidak ada di kegiatan OSPEK.

Kegiatan Ospek seharusnya mampu membuat para junior memiliki keinginan untuk berkembang dan berprestasi. Selain pengetahuan tentang kampus atau sekolah yang baru dijamahnya, tentu seharusnya diisi dengan kegiatan yang menumbuhkan dan mengembangkan karakter dari para mahasiswa baru.

Macam-macam Niat orang Kuliah


Setelah lulus SMA, banyak yang berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebenarnya ada banyak nawaitu alias niat kenapa orang mau meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi walaupun harus mengeluarkan biaya yang muahaal. Berikut diantaranya:

·         MENCARI GELAR,
·         MENCARI KEGIATAN,
·         MENCARI TEMAN ATAU PASANGAN,
·         MENGIKUTI BUDAYA,
·         MENCARI ILMU,

Mencari Gelar
Ada orang–orang tertentu yang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena niatnya mencari gelar yang melekat di belakang namanya. Misalkan ST, atau MBA, atau Msc, atau Msg (kalo itu pecin hehehe), atau juga Alm.(lohh... kalo itu almarhum), dan beberapa gelar yang menunjukkan kalau dirinya adalah orang yang berpendidikan. Berarti orang yang semacam ini lebih mementingkan prestice dibandingkan prestasi.

Tipe semacam ini persentasenya mungkin sangat banyak dibandingkan tipe yang lain. Karena gelar yang melekat menunjukkan setinggi apa tingkat pendidikan orang tersebut. Dan gelar tersebut sering disebut saat pidato, sambutan, ataupun tercantum di berbagai surat, buku,  atau form-form temasuk undangan perkawinan.

Buat yang niatnya mencari gelar, coba deh pikirin lagi buat apa sih gelar? Mungkin kebanyakan bilang buat bekerja. Memang kebanyakan lowongan pekerjaan saat ini menerapkan standardisasi minimal untuk karyawan yang mereka rekrut tergantung dari posisi kerjanya. Ada yang mensyaratkan lulusan diploma, adapula yang mansyaratkan minimum lulusan sarjana. Tapi kalau kita lihat menurut data BPS yang sudah kita bahas di semester pertama, ternyata justru pengangguran paling banyak adalah lulusan diploma dan sarjana. Dan yang terpenting bukanlah ijasah, tapi kinerja dan kapasitas kita.

Mencari kegiatan
Kuliah di perguruan tinggi dijadikannya sebagai suatu kegiatan semata. Dari pada tidak ada kegiatan, kerja belum siap, nganggur di rumah bosen, mending kuliah. Itu yang dipikirkannya.

Biasanya tipe mahasiswa seperti ini untuk memilih jurusan saja bingung. Karena ia tidak tau ke mana bidang yang ingin ia tekuni. Akhirnya setelah kuliah ia merasa jam kuliah amat membosankan. Apalagi jika ia kuliah di jurusan yang tidak ia sukai. Mungkin baginya jadwal kuliah dan belajar di kampus sudah seperti penjara.

Tak ayal beberapa mahasiswa kerap kali lebih asik ngobrol, ataupun nongkrong dan nangkring dibandingkan masuk kuliah dan memetik ilmu. Amplop berisi kertas bertuliskan surat sakit palsu diiringi tanda tangan palsu sering jadi senjata.

Mencari teman atau pasangan
Ada orang yang niat utamanya melanjutkan pendidikan adalah untuk mencari teman semata.

Di kampus ia hanya semangat untuk ngobrol dengan teman, main dengan teman, makan-makan, ngumpul–ngumpul, makan sambil ngumpul, ngumpul sambil makan, makan ngumpul makan ngumpul, ngumpul makan ngumpul makan, ngumpul-ngumpul makanan dan lain sebagainya :D. Bahkan banyak juga yang menjadikan kampus sebagai tempat untuk sekedar mencari pasangan. Ya, kampus sih memang tempat berkumpulnya para kaula muda. Tapi jangan dijadikan sebagai tujuan utama juga seharusnya.

Relasi itu memang penting sebenarnya. Dan kalau niat untuk mencari teman memang bukan hal yang salah juga, justru hal yang baik. Tapi seperti kata pepatah, “kita bergaul dengan tukang sampah ketularan baunya, tapi kalau kita bergaul dengan tukang parfum ketularan wanginya”.

Jadi kalau ada orang yang bilang mencari teman itu jangan pandang bulu itu salah. Justru mencari teman itu kita harus pandang bulu. Eitss itu ungkapan loh yah. Maksudnya kita juga harus memilih dengan siapa kita bergaul. Jangan sampai kita terjerumus dengan pergaulan yang enggak bener. Soalnya yang namanya kenakalan remaja seperti minum minuman keras, tauran, sampai narkoba biasanya dimulai dari pergaulan.

Mengikuti budaya
Sebagaimana kita ketahui kehidupan kebanyakan orang setelah sekolah adalah melanjutkan ke bangku kuliah. Dan ada orang yang melanjutkan kuliah karena kebiasaan banyak orang memang seperti itu. Lantas ia pun mengikuti kebiasaan tersebut. Orang semacam ini memiliki prinsip hidup yang mengalir saja seperti air.

Biasanya orang yang hanya sekedar mengikuti kebiasaan tak punya tujuan jelas dalam hidupnya. Pokoknya orang lewat jalur itu yahhh ikut ajahhh. Biasanya ia milih jurusan yang populer atau yang paling sering dipilih para pelajar yang mau kuliah.

Kalau dipikir–pikir memang banyak banget orang yang hidupnya mengikuti budaya. Pola hidupnya sama–sama aja, sekolah >>>> kuliah >>>> kerja >>>> kawin >>>> punya anak >>>> punya cucu >>>> pensiun >>>> game over. Walaupun memang tidak salah juga karena hidup itu pilihan. Tapi alangkah lebih baik jika hidup lebih bermakna.

Mencari ilmu
Memang tidak semua para pelajar atau mahasiswa memiliki niat yang keliru. Di sisi lain ada pula orang–orang yang meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah benar–benar tujuannya mencari ilmu untuk diamalkan. Niatan–niatan yang lain hanya sampingan belaka dan ia fokus untuk mencari ilmu tanpa memikirkan gelar yang ia dapat, atau reputasi yang ia dapat dalam menuntut ilmu.

Dari saat sekolah orang ini sudah kelihatan niatnya. Biasanya dia meraih ranking di kelas, dan juga prestasi–prestasi akademis lainnya. Dan biasanya orang ini ahli di bidang ilmu pengetahuan tentang apapun bidang yang dikuasainya. Dia nggak terlalu peduli sama nilai. Kalaupun dia mendapat nilai tinggi pasti karena dia belajar bersungguh–sungguh.

Apakah Pendidikan Tinggi menentukan Kesuksesan?


Mungkin kita ingat, program wajib belajar 9 tahun. Artinya wajib belajar minimal sampai SMP. Tapi nampaknya program tersebut tidak bisa dijalankan oleh seluruh warga negara. Untuk kalangan menengah ke atas tentu bisa. Tapi untuk kalangan menengah ke bawah banyak yang berhenti hanya sampai SD, ada pula yang tak mampu sekolah sama sekali. 

Faktanya biaya pendidikan di Indonesia memang tidaklah murah. Untuk menyelesaikan wajib belajar 9 tahun saja atau lulus SD dan SMP rata–rata dari mulai uang pendaftaran, uang pembangunan, uang SPP, seragam, buku, dll, mungkin uang yang harus dikeluarkan mencapai puluhan juta. Apalagi jika meneruskan ke SMA atau ke perguruan tinggi. Mungkin kalau ditotal biayanya mencapai ratusan juta rupiah atau bahkan bisa lebih.

Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah jika kita menyelesaikan pendidikan mencapai ke perguruan tinggi kita akan sukses dan kaya raya, atau minimal apakah akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan?

Mungkin sebagian dari Anda akan menjawab ya, tapi mungkin Anda akan tercengang ketika mengetahui fakta bahwa pengangguran terbanyak justru lulusan diploma dan sarjana. Sementara di sisi lain banyak orang yang sukses walau tanpa kuliah atau tidak lulus kuliah

Ketika Tidak Lulus Ujian Nasional


Ketika saya SMA saya hampir selalu meraih rangking di kelas. Saya pernah meraih ranking 1, 2, dan juga rangking 3 . . . wuidihhh somong. Ya, walaupun memang di sebuah SMA swasta di kota Bandung. Selain itu saya juara olimpiade Fisika dan Kimia se-Indonesia. .. .wuidihhhhh sombong lagiiii. . . .!!!.  Kalo yang itu bukan sombong, tapi boong hehehehe :p

Sampai suatu ketika tibalah saatnya ujian nasional yang sangat menentukan kelulusan. Jika ada salah satu nilai yang tidak memenuhi standar yang ditentukan pemerintah, sudah barang tentu siswa tersebut dinyatakan tidak lulus. 

Saya belajar untuk mempersiapkan ujian tersebut hingga malam kian larut, ditemani gemercik suara jangkrik dan detak jarum jam. 

Di hari pertama pelajaran Bahasa Indonesia, tentu tak begitu sulit dan saya merasa mampu melaluinya. Di hari kedua pelajaran Bahasa Inggris, juga tak terlalu masalah walaupun tak semudah di hari pertama. Tapi di hari ketiga, walaupun saya sudah belajar soal–soal matematika, tapi saya melaluinya dengan penuh kegelisahan. Saat itu saya memikirkan bagaimana kalau tidak lulus, bagaimana kalau tidak lulus. 

Baru di soal pertama saya sudah mendapat kendala, sebenarnya soalnya simpel hanya mencari nilai x, y, dan z dari beberapa persamaan. Tapi beberapa kali saya mencoba menghitung tetap tak ada jawabannya. Saya terus mengutak–atik soal itu dan saya tetap tak menemukan jawabannya di pilihan ganda tersebut. 

Akhirnya saya merasa frustrasi dan melewati soal itu. Tapi di soal–soal berikutnya pun konsentrasi saya sudah buyar dan banyak soal yang tidak bisa saya jawab dengan benar, juga banyak soal yang saya jawab dengan asal–asalan. Apalagi waktu ujian sudah hampir habis. Saya semakin galau, gelisah, gundah gulanah, khawatir, keringat mulai muncul dari dahi. Dan saya keluar dari ruangan ujian tersebut dengan rasa pesimis sambil menundukkan muka, seolah langit ditutupi mendung yang kian gelap, petir menyambar, langit menderu-deru dan memercikkan cahaya kilat di gumpalan–gumpalan awan hitam. Hujan turun begitu derasnya membasahi bumi, ibarat ratusan ribu pasukan yang melepaskan anak panah menghujam tanah.

Dan ternyata benar, begitu menerima hasil ujian nasional, saya dinyatakan tidak lulus pada pelajaran matematika. Sungguh tragis, seorang yang pernah rangking 1, 2, dan 3 justru tidak lulus ujian nasional. Tapi itulah kenyataan, belajar selama 3 tahun ditentukan oleh beberapa jam saja. 

Tapi di sisi lain, banyak yang bisa lulus karena mendapat kunci jawaban soal. Mereka tinggal menyalin saja kunci jawaban yang mereka dapat. 

Lalu apa artinya ujian nasional jika kunci jawabannya sudah menyebar? Lalu apa artinya sekolah jika ujiannya hanya menyalin huruf A, B, C, atau D dan menghitamkan sebuah lingkaran? Lalu apa pentingnya ujian nasional, yang menelan biaya ratusan milyar itu? 

Buat apa sekolah?



Pendidikan,

“Sejauh mana pendidikan mampu mempengaruhi hidup seseorang?”

“Sejauh mana pendidikan mampu mengangkat derajat seseorang?”

“Sejauh mana pendidikan mampu mensejahterakan seseorang?”

“Apa sekolah bisa bikin orang jadi sukses? Apa Kuliah bikin orang jadi sukses?”

“Apa sekolah dan kuliah bisa menjamin masa depan setiap orang?”

“Apa harus menuntut ilmu? Apa salahnya ilmu sampai harus dituntut–tuntut begitu? Hehehe. . .

“Sekolah itu penting gak sih? Kuliah itu penting gak sih?”

“Buat apa sekolah? Buat apa Kuliah?”

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita renungkan dan kita pertanyakan, minimal untuk diri kita sendiri. 

Kadang kita menemui atau pernah membaca tentang kisah–kisah seseorang yang bisa sukses walau hanya dengan tingkat pendidikan yang rendah, bahkan ada beberapa di antara mereka yang tidak lulus sekolah atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Tapi faktanya banyak pula lulusan sarjana yang menambah jumlah angka pengangguran di negara ini. Sering pula kita dengar siswa-siswi juga mahasiswa dan mahasiswi justru berprilaku negatif, mulai dari tawuran, sex bebas, minuman keras, geng motor, sampai terlibat narkoba. Lantas patut kita renungkan, pentingkah sekolah tinggi untuk kita? Buat apa sekolah?

Sabtu, 30 September 2017

Pengangguran di Indonesia Ternyata Kebanyakan Lulusan Sarjana dan Diploma

Faktanya lebih dari 7 juta pengangguran di Indonesia ternyata kebanyakan merupakan lulusan Sarjana dan Diploma. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah lulusan Sarjana dan Diploma yang menganggur berjumlah sekitar 7.5% dan  6.95%, Lulusan SMP 7.80%, SMA 10.34%, SMK  9.51%. Sementara pengangguran lulusan SD ke bawah hanya 3,69%. Nah lohhh... ternyata pengangguran kebanyakan lulusan Diploma dan Sarjana. Justru yang lulusan SD lebih sedikit. 

Dan yang menarik adalah fakta bahwa jumlah penduduk yang bekerja menurut data tahun 2012 adalah 112,8 juta orang, dan dari jumlah tersebut ternyata 55,51 juta orang atau 49.21% dengan kata lain setengahnya merupakan lulusan SD ke bawah, Sekolah Menengah Pertama sebesar 20,29 juta (17,99 persen). Pekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 10,3 juta orang mencakup 3,12 juta orang (2,77 persen) berpendidikan diploma dan 7,25 juta orang (6,43 persen) berpendidikan universitas. 

Nah, ternyata sekolah tinggi yang mengeluarkan biaya yang sangat BUEEESAARRRR  itu tak menjamin kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Jadi menurutmu, BUAT APA SEKOLAH & KULIAH?

Tipe-tipe Mahasiswa Berdasarkan Aktivitasnya

Dari niat akan berimbas pada prilaku atau aktivitas. Berdasarkan aktivitasnya, tipe mahasiswa itu sebenarnya ada empat macam:

TIPE KUPU-KUPU,
TIPE KUNANG-KUNANG,
TIPE KURA-KURA,
TIPE KUTU KUMPRET.

Yang pertama TIPE KUPU-KUPU, tipe kupu–kupu maksudnya adalah kuliah pulang–kuliah pulang. Mahasiswa ini adalah mahasiswa yang kuliahnya rajin dan langsung pulang ketika kuliah selesai. Orang tipe ini sebenarnya termasuk anak baik–baik, tidak banyak macam–macam, dan biasanya menghindari perbuatan–perbuatan negatif yang banyak dilakukan oleh para pelajar. Tapi Good is not enaugh, baik saja tidak cukup,  bukan? 

Tipe kupu–kupu biasanya cenderung lebih sering sendiri. Dia menganggap belajar saat pelajaranlah yang terpenting, sementara kegiatan–kegiatan di luar pelajaran seperti organisasi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan himpunan, ataupun sekedar ngobrol dengan teman di luar jam pelajaran tidaklah penting.

Nah, itu dia kelemahannya mahasiswa tipe kupu–kupu. Biasanya kurang bergaul bahkan cenderung autis. 

Yang kedua TIPE KUNANG-KUNANG, tipe kunang–kunang berarti kuliah nangkring–kuliah nangkring. Tipe mahasiswa ini adalah mahasiswa yang sehabis kuliah selalu nangkring, entah itu di kantin, di depan kampus, atau dimanapun. Tapi ada juga mahasiswa yang rajin nangkring di perpustakaan. 

Jadi tipe orang semacam ini bisa negatif bisa juga positif, tergantung dimana dan ngapain dia nangkring.  Pokoknya tergantung nawaitu-nya lah. Tapi kebanyakan negatif. Soalnya banyak banget kan tuh yang nangkring di kantin gak jelas, di pinggir–pinggir jalan, di mal–mal. Dan jarang banget yang nangkringnya di masjid, di perpustakaan, ataupun di tempat–tempat kegiatan positif lainnya.

Yang ketiga, TIPE KURA-KURA. Ini adalah tipe mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan. Kura–kura artinya kuliah rapat–kuliah rapat. Biasanya mahasiswa tipe ini menjadi aktivis di lingkungan kampus seperti kegiatan himpunan dan badan eksekutif mahasiswa, atau unit kegiatan mahasiswa lainnya. Tipe mahasiswa macam ini terbiasa aktif di organisasi. Dan itu memungkinkan mereka memiliki kemampuan organisasi dan kepemimpinan.

Di organisasi banyak banget yang bisa didapat. Misalnya kepemimpinan, kerjasama tim, ataupun hal–hal lain. Karena yang namanya di dunia kerja tuh kita gak lepas dari yang namanya organisasi, tul ga?

Cuma harus hati–hati juga buat tipe mahasiswa ini. Jangan sampai kesibukan berorganisasi mengganggu belajarnya kamu Ok ^_*. Lalu selain itu juga, jangan sampai kelompok organisasinya kamu justru malah membuat perselisihan dengan kelompok lain.

Nah, tipe yang keempat adalah tipe yang tak patut dicontoh. Tipe yang keempat adalah mahasiswa KUTU KUMPRET atau kepanjangannya kuliah tumben kudu di kepret. Ini adalah tipe mahasiswa yang kuliahnya saja sudah tumben belum lagi segala tingkah lakunya yang benar–benar membuatnya kudu di kepret. 

Tipe mahasiswa ini biasanya nilainya pas–pasan atau bahkan amat jelek, belum lagi dari segi absensinya yang buruk yang memungkinkan mereka dikenakan surat peringatan atau bahkan di-drop out. Adapula yang berprilaku negatif seperti minum minuman keras, tawuran, dan kenakalan–kenakalan anak muda lainnya. Yang pasti tipe mahasiswa ini bener–bener kudu di kepret.

Minggu, 24 September 2017

Sulap, Uang keluar dari Dompet


Ini sulap seolah-olah uang terlihat keluar sendir dari dompet. Yang pertama keluar adalah uang 20 ribuan, lalu uang 50 ribuan, dan yang terakhir uang 50 ribuan.

Senin, 04 September 2017

Jika pujangga berujar, Abstrak...

Hidup ibarat roda yang mengalir...
Ada suara gemercik air yang berkicau...
Di kala burung-burung sedang berhembus...
Saat Matahari pun mengalir...
Dan air berkembang...
Serta bunga-bunga ikut bersinar....
Begitulah jika pujangga berujar,
Kadang ia berujar merasa sepi di tengah keramaian...
atau kadang ia Merasa menggigil kedinginan di tengah gurun pasir yang tandus.
Begitulah jika pujangga berujar,
Abstrak...

SEBUAH CERITA DI PENGHUJUNG TAHUN, TENTANG AKU ... DAN RESIGN


31 Desember 2013, di penghujung tahun, 2 tahun yang lalu. Aku melangkah menjauh. Dari pekerjaan yang selama itu kutekuni.

Ya, hari itu ... adalah hari terakhir sebagai karyawan. Aku resign. Bukan sebuah keputusan yang mudah, memang. Menelusuri hari demi hari berbalut keraguan.

Sampai suatu ketika ... sebuah perkataan yang kubaca begitu menghentakku,

“Anda harus menemukan apa yang anda sukai. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup anda, dan kepuasan sejati hanya bisa diraih dengan melakukan sesuatu yang hebat. Dan anda hanya bisa hebat dengan melakukan apa yang anda sukai.Hati anda akan mengatakannya jika anda telah menemukannya.
Waktu hidup terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan anda sehingga tidak mendengar kata hati anda, maka anda pun akan sampai pada apa yang anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomer dua.”
- Steve Jobs -
Yang kemudian kucantumkan dalam surat resignku.

Saat itu, bukan resign yang pertama. Tapi kali itu berbeda, sebuah keputusan yang mengubah jalan hidupku. Sebuah keputusan yang membuatku harus mengucapkan selamat tinggal pada dunia konstruksi, pada RAB, pada besi beton, pada bekisting, pada cut & fill, excavator, tiang pancang, pondasi, pedestal, plat baja, bowplank, bata ringan, atap zincalum, kusen alumunium, analisa harga satuan, ahhhh..... dan lain sebagainya.

Aku berjalan di hari yang baru, di jalan yang baru. Dan mulai menjalaninya.

Berjalan mengikuti ke mana hati ingin melangkah. Walau di tengah perjalannya tidaklah mudah. Yang terkadang seperti berjalan di antara labirin-labirin di ruang yang gelap.

Namun perlahan, seiring dengan bergulirnya waktu, secercah cahaya mulai terlihat. Seutas jalan mulai nampak. Walau mungkin juga memang tak mudah.

Arti sukses

Sukses terdiri dari 6 huruf. Masing-masing ada kepanjangannya. 
S = selalu berusaha sampai berhasil 
U = usaha terus sampai berhasil 
K = kalau belum berhasil usaha terus 
S = sampai berhasil pokoknya usaha terus 
E = eh kan udah dibilangin usaha terus sampai berhasil
S = sudah dibilang berapa kali, usaha terus sampai berhasil

Perbedaan keberuntungan, keuntungan, kebuntungan, dan kebuntuan

Keberuntungan adalah ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan 
.
Keuntungan adalah ketika kesempatan bisa dimanfaatkan menjadi profit dan benefit 
.
Kebuntungan adalah ketika kesempatan tidak bisa dimanfaatkan dan justru menjadi defisit 
.
Kebuntuan adalah ketika ada kesempatan tapi bingung bagaimana memanfaatkannya karena tidak ada kesiapan.
.
Jadi, persiapkan diri dan jemput kesempatan

Butuh fokus untuk mencapai sesuatu


Butuh fokus untuk mencapai sesuatu.
Jangan mudah tergiur dengan keberhasilan orang lain.
Karena setiap bidang pasti selalu ada jalan untuk berhasil.
Pesawat tidak bisa mendarat jika selalu berganti arah dan tujuan.
Perahu tidak bisa menepi jika selalu beganti arah dan tujuan.
Air yang menetes di batu yang keras pun jika fokus bisa
mengubah bentuk batu.
Seperi pepatah Thailand:
"Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok"

Seharusnya Mourinho sudah melatih MU sejak Sir Alex pensiun

Suatu ketika, saat Sir Alex Ferguson mau pensiun dari kursi kepelatihan MU, manajemen MU menanyakan pada Sir Alex tentang siapa pelatih yang cocok menggantikan dirinya.
Berikut kurang lebih pembicaraannya kalau diterjemahkan:
Manajeman MU: "Sir, kira-kira siapa yang cocok untuk menggantikan Anda di musim depan?"
Sir Alex : "Mou," jawab Sir Alex dengan singkat.
Manajemen MU: "Mo..???" tanya manajeman yang kurang begitu jelas mendengar.
Sir Alex : "Mou..., yes." maksudnya (iya, Mou..)
Manajemen MU: "Ooo... Moyes."

Akhirnya dipilihlah David Moyes untuk menggantikan Sir Alex kala itu. Tapi sekarang Mourinho benar-benar dipilih menjadi pelatih MU yang baru menyadari kekeliruannya.
Mungkin begitu ceritanya. Mungkin itu juga. Nggak tau bener atau enggak. Namanya juga ngarang.
=========================================
Tapi bicara soal Mourinho. Dia ini jadi pelatih yang sukses di semua tim yang dilatihnya. Porto mampu dibawa menjadi juara Liga Champion, menyingkirkan tim-tim raksasa eropa. Chelsea mampu dibawa juara setelah puluhan taun nggak juara. Inter milan mampu dibawa juara serie A dan liga champion, bersama Madrid pun sukses memberi gelar, balik lagi ke Chelsea bisa bawa Chelsea juara lagi, walaupun di musim berikutnya harus didepak.
.
Kalau dilihat prestasinya sebagai pelatih, dia jadi pelatih salah satu terbaik di dunia saat ini. Tapi sebagai pemain, dia nggak pernah menjadi pemain sepakbola yang sukses.
.
Justru kesuksesannya dimulai saat dia menjadi penerjemah yang kemudian menjadi asisten pelatih. Lalu menjadi pelatih.
.
Artinya, kesuksesannya butuh proses. Sebagai pemain dia gagal, tapi sebagai pelatih dia sukses. 
.
Banyak pelatih yang sukses sebagai pemain tapi gagal menjadi pelatih. Tapi ada juga pelatih yang sukses sebagai pemain dan juga sukses sebagai pelatih. Sementara Mou gagal menjadi pemain dan sukses sebagai pelatih.
.
Nah, sahabat-sahabat yang baik hatinya, untuk sukses di bidang yang baru seringkali nggak butuh pengalaman sukses di bidang yang lama. Tapi pengalaman gagal bisa menjadi pelajaran untuk meraih kesuksesan. Itu....

Cerita pemuda mencari kudanya yang hilang

Suatu hari, di saat matahari baru menampakkan sinarnya, seorang pemuda pergi berkelana. Ia pergi menelusuri padang ilalang, melintasi gunung dan lembah, dengan menunggangi kuda. 
.
Ia bingung, panik, tak tau ke mana perginya kuda kesayangannya sejak pagi. 
.
Di sore hari, ia lelah, putus asa, karena tak berhasil menemukan kudanya yang hilang.
.
Ia pun berhenti dan turun dari kuda yang ia tunggangi. Kemudian bersandar di sebatang pohon.
.
Namun tiba-tiba ia terkejut, karena melihat kuda yang sedari pagi dicarinya tiba-tiba ada di hadapannya.
.
Ia pun baru sadar, ternyata kuda yang dicarinya dari pagi adalah kuda yang ditungganginya. Pantas saja ia tak menemukannya walau telah menelusuri gunung dan lembah.
.
Ia pun menertawakan kebodohannya, dan kuda yang ada di hadapannya pun ikut tertawa terkekeh-kekeh.

Walaupun beruang itu beruang, dia tetep hidup sederhana

Beruang itu hidupnya sederhana walaupun dia beruang. Beruang hidupnya masih di hutan, ada juga yang di kutub. Nggak pernah kepikiran pindah ke rumah mewah atau apartemen mewah di tengah kota. Padahal dia bisa beli, karena dia beruang. 
.
Beruang juga masih jalan kaki. Nggak kepikiran naik mobil mewah gituh. Padahal dia bisa beli, karena dia beruang. 
.
Walaupun beruang itu beruang, dia tetep hidup sederhana

ANGIN yang MENERPA

Ketika berdiri di atas tebing di tepi lautan, kita akan melihat birunya langit yang berdiri tanpa tiang, namun seolah bertemu dengan lautan jauh di ujung sana. Kita akan melihat deburan ombak yang berlari berkejar-kejaran dan menghempas tebing, menimbulkan suara gemuruh. Walau tebing tetap bergeming.
.
Namun ada hal yang tak terlihat, namun terasa menerpa wajah. Itu adalah angin. Angin itu seperti hasrat, motivasi, harapan. Ia tak terlihat, namun tetap ada dan bergerak di dalam jiwa. Yang terkadang menerpa wajah, mengingatkan akan hal-hal yang belum tercapai.