Minggu, 01 Oktober 2017

Macam-macam Niat orang Kuliah


Setelah lulus SMA, banyak yang berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebenarnya ada banyak nawaitu alias niat kenapa orang mau meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi walaupun harus mengeluarkan biaya yang muahaal. Berikut diantaranya:

·         MENCARI GELAR,
·         MENCARI KEGIATAN,
·         MENCARI TEMAN ATAU PASANGAN,
·         MENGIKUTI BUDAYA,
·         MENCARI ILMU,

Mencari Gelar
Ada orang–orang tertentu yang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena niatnya mencari gelar yang melekat di belakang namanya. Misalkan ST, atau MBA, atau Msc, atau Msg (kalo itu pecin hehehe), atau juga Alm.(lohh... kalo itu almarhum), dan beberapa gelar yang menunjukkan kalau dirinya adalah orang yang berpendidikan. Berarti orang yang semacam ini lebih mementingkan prestice dibandingkan prestasi.

Tipe semacam ini persentasenya mungkin sangat banyak dibandingkan tipe yang lain. Karena gelar yang melekat menunjukkan setinggi apa tingkat pendidikan orang tersebut. Dan gelar tersebut sering disebut saat pidato, sambutan, ataupun tercantum di berbagai surat, buku,  atau form-form temasuk undangan perkawinan.

Buat yang niatnya mencari gelar, coba deh pikirin lagi buat apa sih gelar? Mungkin kebanyakan bilang buat bekerja. Memang kebanyakan lowongan pekerjaan saat ini menerapkan standardisasi minimal untuk karyawan yang mereka rekrut tergantung dari posisi kerjanya. Ada yang mensyaratkan lulusan diploma, adapula yang mansyaratkan minimum lulusan sarjana. Tapi kalau kita lihat menurut data BPS yang sudah kita bahas di semester pertama, ternyata justru pengangguran paling banyak adalah lulusan diploma dan sarjana. Dan yang terpenting bukanlah ijasah, tapi kinerja dan kapasitas kita.

Mencari kegiatan
Kuliah di perguruan tinggi dijadikannya sebagai suatu kegiatan semata. Dari pada tidak ada kegiatan, kerja belum siap, nganggur di rumah bosen, mending kuliah. Itu yang dipikirkannya.

Biasanya tipe mahasiswa seperti ini untuk memilih jurusan saja bingung. Karena ia tidak tau ke mana bidang yang ingin ia tekuni. Akhirnya setelah kuliah ia merasa jam kuliah amat membosankan. Apalagi jika ia kuliah di jurusan yang tidak ia sukai. Mungkin baginya jadwal kuliah dan belajar di kampus sudah seperti penjara.

Tak ayal beberapa mahasiswa kerap kali lebih asik ngobrol, ataupun nongkrong dan nangkring dibandingkan masuk kuliah dan memetik ilmu. Amplop berisi kertas bertuliskan surat sakit palsu diiringi tanda tangan palsu sering jadi senjata.

Mencari teman atau pasangan
Ada orang yang niat utamanya melanjutkan pendidikan adalah untuk mencari teman semata.

Di kampus ia hanya semangat untuk ngobrol dengan teman, main dengan teman, makan-makan, ngumpul–ngumpul, makan sambil ngumpul, ngumpul sambil makan, makan ngumpul makan ngumpul, ngumpul makan ngumpul makan, ngumpul-ngumpul makanan dan lain sebagainya :D. Bahkan banyak juga yang menjadikan kampus sebagai tempat untuk sekedar mencari pasangan. Ya, kampus sih memang tempat berkumpulnya para kaula muda. Tapi jangan dijadikan sebagai tujuan utama juga seharusnya.

Relasi itu memang penting sebenarnya. Dan kalau niat untuk mencari teman memang bukan hal yang salah juga, justru hal yang baik. Tapi seperti kata pepatah, “kita bergaul dengan tukang sampah ketularan baunya, tapi kalau kita bergaul dengan tukang parfum ketularan wanginya”.

Jadi kalau ada orang yang bilang mencari teman itu jangan pandang bulu itu salah. Justru mencari teman itu kita harus pandang bulu. Eitss itu ungkapan loh yah. Maksudnya kita juga harus memilih dengan siapa kita bergaul. Jangan sampai kita terjerumus dengan pergaulan yang enggak bener. Soalnya yang namanya kenakalan remaja seperti minum minuman keras, tauran, sampai narkoba biasanya dimulai dari pergaulan.

Mengikuti budaya
Sebagaimana kita ketahui kehidupan kebanyakan orang setelah sekolah adalah melanjutkan ke bangku kuliah. Dan ada orang yang melanjutkan kuliah karena kebiasaan banyak orang memang seperti itu. Lantas ia pun mengikuti kebiasaan tersebut. Orang semacam ini memiliki prinsip hidup yang mengalir saja seperti air.

Biasanya orang yang hanya sekedar mengikuti kebiasaan tak punya tujuan jelas dalam hidupnya. Pokoknya orang lewat jalur itu yahhh ikut ajahhh. Biasanya ia milih jurusan yang populer atau yang paling sering dipilih para pelajar yang mau kuliah.

Kalau dipikir–pikir memang banyak banget orang yang hidupnya mengikuti budaya. Pola hidupnya sama–sama aja, sekolah >>>> kuliah >>>> kerja >>>> kawin >>>> punya anak >>>> punya cucu >>>> pensiun >>>> game over. Walaupun memang tidak salah juga karena hidup itu pilihan. Tapi alangkah lebih baik jika hidup lebih bermakna.

Mencari ilmu
Memang tidak semua para pelajar atau mahasiswa memiliki niat yang keliru. Di sisi lain ada pula orang–orang yang meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah benar–benar tujuannya mencari ilmu untuk diamalkan. Niatan–niatan yang lain hanya sampingan belaka dan ia fokus untuk mencari ilmu tanpa memikirkan gelar yang ia dapat, atau reputasi yang ia dapat dalam menuntut ilmu.

Dari saat sekolah orang ini sudah kelihatan niatnya. Biasanya dia meraih ranking di kelas, dan juga prestasi–prestasi akademis lainnya. Dan biasanya orang ini ahli di bidang ilmu pengetahuan tentang apapun bidang yang dikuasainya. Dia nggak terlalu peduli sama nilai. Kalaupun dia mendapat nilai tinggi pasti karena dia belajar bersungguh–sungguh.


EmoticonEmoticon