Setelah lulus SMA, banyak yang berkeinginan untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebenarnya ada banyak nawaitu alias niat kenapa orang mau meneruskan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi lagi walaupun harus mengeluarkan biaya yang muahaal. Berikut
diantaranya:
·
MENCARI GELAR,
·
MENCARI KEGIATAN,
·
MENCARI TEMAN ATAU PASANGAN,
·
MENGIKUTI BUDAYA,
·
MENCARI ILMU,
Mencari Gelar
Ada orang–orang tertentu yang melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi karena niatnya mencari gelar yang melekat di belakang namanya.
Misalkan ST, atau MBA, atau Msc, atau Msg (kalo
itu pecin hehehe), atau juga Alm.(lohh...
kalo itu almarhum), dan beberapa gelar yang menunjukkan kalau dirinya
adalah orang yang berpendidikan. Berarti orang yang semacam ini lebih
mementingkan prestice dibandingkan
prestasi.
Tipe semacam ini persentasenya mungkin sangat banyak dibandingkan
tipe yang lain. Karena gelar yang melekat menunjukkan setinggi apa tingkat
pendidikan orang tersebut. Dan gelar tersebut sering disebut saat pidato,
sambutan, ataupun tercantum di berbagai surat, buku, atau form-form temasuk undangan perkawinan.
Buat yang niatnya mencari gelar, coba deh pikirin lagi buat
apa sih gelar? Mungkin kebanyakan bilang buat bekerja. Memang kebanyakan
lowongan pekerjaan saat ini menerapkan standardisasi minimal untuk karyawan
yang mereka rekrut tergantung dari posisi kerjanya. Ada yang mensyaratkan
lulusan diploma, adapula yang mansyaratkan minimum lulusan sarjana. Tapi kalau
kita lihat menurut data BPS yang sudah kita bahas di semester pertama, ternyata
justru pengangguran paling banyak adalah lulusan diploma dan sarjana. Dan yang
terpenting bukanlah ijasah, tapi kinerja dan kapasitas kita.
Mencari kegiatan
Kuliah di perguruan tinggi dijadikannya sebagai suatu
kegiatan semata. Dari pada tidak ada kegiatan, kerja belum siap, nganggur di
rumah bosen, mending kuliah. Itu yang dipikirkannya.
Biasanya tipe mahasiswa seperti ini untuk memilih jurusan
saja bingung. Karena ia tidak tau ke mana bidang yang ingin ia tekuni. Akhirnya
setelah kuliah ia merasa jam kuliah amat membosankan. Apalagi jika ia kuliah di
jurusan yang tidak ia sukai. Mungkin baginya jadwal kuliah dan belajar di
kampus sudah seperti penjara.
Tak ayal beberapa mahasiswa kerap kali lebih asik ngobrol,
ataupun nongkrong dan nangkring dibandingkan masuk kuliah dan memetik ilmu.
Amplop berisi kertas bertuliskan surat sakit palsu diiringi tanda tangan palsu
sering jadi senjata.
Mencari teman atau
pasangan
Ada orang yang niat utamanya melanjutkan pendidikan adalah
untuk mencari teman semata.
Di kampus ia hanya semangat untuk ngobrol dengan teman, main
dengan teman, makan-makan, ngumpul–ngumpul, makan sambil ngumpul, ngumpul
sambil makan, makan ngumpul makan ngumpul, ngumpul makan ngumpul makan,
ngumpul-ngumpul makanan dan lain sebagainya :D. Bahkan banyak juga yang
menjadikan kampus sebagai tempat untuk sekedar mencari pasangan. Ya, kampus sih
memang tempat berkumpulnya para kaula muda. Tapi jangan dijadikan sebagai
tujuan utama juga seharusnya.
Relasi itu memang penting sebenarnya. Dan kalau niat untuk
mencari teman memang bukan hal yang salah juga, justru hal yang baik. Tapi
seperti kata pepatah, “kita bergaul dengan tukang sampah ketularan baunya, tapi
kalau kita bergaul dengan tukang parfum ketularan wanginya”.
Jadi kalau ada orang yang bilang mencari teman itu jangan
pandang bulu itu salah. Justru mencari teman itu kita harus pandang bulu. Eitss
itu ungkapan loh yah. Maksudnya kita juga harus memilih dengan siapa kita
bergaul. Jangan sampai kita terjerumus dengan pergaulan yang enggak bener.
Soalnya yang namanya kenakalan remaja seperti minum minuman keras, tauran,
sampai narkoba biasanya dimulai dari pergaulan.
Mengikuti budaya
Sebagaimana kita ketahui kehidupan kebanyakan orang setelah
sekolah adalah melanjutkan ke bangku kuliah. Dan ada orang yang melanjutkan
kuliah karena kebiasaan banyak orang memang seperti itu. Lantas ia pun
mengikuti kebiasaan tersebut. Orang semacam ini memiliki prinsip hidup yang
mengalir saja seperti air.
Biasanya orang yang hanya sekedar mengikuti kebiasaan tak
punya tujuan jelas dalam hidupnya. Pokoknya orang lewat jalur itu yahhh ikut
ajahhh. Biasanya ia milih jurusan yang populer atau yang paling sering dipilih
para pelajar yang mau kuliah.
Kalau dipikir–pikir memang banyak banget orang yang hidupnya
mengikuti budaya. Pola hidupnya sama–sama aja, sekolah >>>> kuliah
>>>> kerja >>>> kawin >>>> punya anak >>>> punya cucu >>>> pensiun >>>> game over. Walaupun memang tidak salah juga karena hidup itu
pilihan. Tapi alangkah lebih baik jika hidup lebih bermakna.
Mencari ilmu
Memang tidak semua para pelajar atau mahasiswa memiliki niat
yang keliru. Di sisi lain ada pula orang–orang yang meneruskan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi adalah benar–benar tujuannya mencari ilmu untuk
diamalkan. Niatan–niatan yang lain hanya sampingan belaka dan ia fokus untuk
mencari ilmu tanpa memikirkan gelar yang ia dapat, atau reputasi yang ia dapat
dalam menuntut ilmu.
Dari saat sekolah orang ini sudah kelihatan niatnya.
Biasanya dia meraih ranking di kelas, dan juga prestasi–prestasi akademis
lainnya. Dan biasanya orang ini ahli di bidang ilmu pengetahuan tentang apapun
bidang yang dikuasainya. Dia nggak terlalu peduli sama nilai. Kalaupun dia
mendapat nilai tinggi pasti karena dia belajar bersungguh–sungguh.
EmoticonEmoticon