Jumat kemaren saya mengikuti outbond di Cikole Lembang. Saya merasakan gimana rasanya menuruni tebing, melintasi jembatan tali, dan menaiki flying fox. Diantara yang saya coba, yang paling berat ternyata melintasi jembatan tali.
Ada dua tali yang terbentang, satu tali sebagai pijakan kaki kita dan satu lagi untuk pegangan kita. Ternyata tak mudah untuk melalui jembatan tali tersebut, lantaran antara kedua tali tak selalu sejajar, ada kalanya harus agak membungkkukan badan, dan ada kalanya juga harus membengkokkan pinggang ke belakang.
Disaat seperti itu, ingin rasanya melepaskan pegangan karena tangan sudah terasa begitu pegal mencengkram tali. Walaupun pakai tali pengaman yang apabila jatuh akan menggantung dan tak akan jatuh ke jurang, tapi rasanya begitu takut untuk melepaskan pegangan. Akhirnya berusaha sekuat mungkin sampai di ujung jembatan tali itu.
Dari pengalaman itu, pikiran saya terlontar dan seolah merasakan bagaimana sulitnya perjuangan anak-anak SD di pedesaan yang harus menyebrangi sungai dengan melintasi jembatan tali yang seperti itu. Apalagi otot-otot mereka belumlah begitu kuat untuk mencengkram tali. Selain itu mereka menyebranginya tanpa pengaman, yang apabila jatuh akan langsung jatuh ke sungai. Saya salut pada mereka, betapa hebatnya perjuangan mereka yang menempuh jarak yang amat jauh dan berbahaya demi menimba ilmu di sekolah tempat mereka belajar. Berikut adalah beberapa adik-adik kita yang harus mengalami perjuangan seperti itu.
Ada dua tali yang terbentang, satu tali sebagai pijakan kaki kita dan satu lagi untuk pegangan kita. Ternyata tak mudah untuk melalui jembatan tali tersebut, lantaran antara kedua tali tak selalu sejajar, ada kalanya harus agak membungkkukan badan, dan ada kalanya juga harus membengkokkan pinggang ke belakang.
Disaat seperti itu, ingin rasanya melepaskan pegangan karena tangan sudah terasa begitu pegal mencengkram tali. Walaupun pakai tali pengaman yang apabila jatuh akan menggantung dan tak akan jatuh ke jurang, tapi rasanya begitu takut untuk melepaskan pegangan. Akhirnya berusaha sekuat mungkin sampai di ujung jembatan tali itu.
Dari pengalaman itu, pikiran saya terlontar dan seolah merasakan bagaimana sulitnya perjuangan anak-anak SD di pedesaan yang harus menyebrangi sungai dengan melintasi jembatan tali yang seperti itu. Apalagi otot-otot mereka belumlah begitu kuat untuk mencengkram tali. Selain itu mereka menyebranginya tanpa pengaman, yang apabila jatuh akan langsung jatuh ke sungai. Saya salut pada mereka, betapa hebatnya perjuangan mereka yang menempuh jarak yang amat jauh dan berbahaya demi menimba ilmu di sekolah tempat mereka belajar. Berikut adalah beberapa adik-adik kita yang harus mengalami perjuangan seperti itu.