Suatu
ketika di sebuah rumah Pak Dahlan dan Bu Sari lahirlah seorang anak yang
diharapkan oleh kedua orang tuanya. Kemudian anak itu tumbuh menjadi anak yang
baik, pintar, dan benar – benar bikin bangga orang tuanya. Bayangin aja di
kelas 1 SD dia udah lancar baca tulis. Trus dia dapet ranking 1 mulu tiap pembagian
raport. Ga ada temen – temennya yang bisa ngejar prestasi dia, makanya dia jadi
kebanggan sekolah dan juga keluarga.
Begitu
juga di SMP, di SMP dia sempat ngerasain ikut lomba cerdas cermat tingkat kota
mewakili sekolahnya. Dan dia dapet juara 1. Sederet prestasi juga udah dia
persembahin buat sekolahnya dan orangtuanya. Juara lomba cerdas cermat,
olimpiade fisika, olimpiade matematika, bahkan sampe balap kerupuk sama balap
karung juga dia juara brooo. Sederet piala dipajang di lemari kaca di rumahnya,
piala itu udah kaya tentara yang berbaris saking banyaknya.
Namanya
Mahmud, walaupun ia punya sederet prestasi tapi ia tetep rendah hati. Ia mau
saja mengajari teman – temannya yang ingin belajar sama dia. Tapi sayang seribu
sayang semua itu berubah ketika dia duduk di bangku SMA. Tepatnya saat sebuah
kejadian di semester 2 menimpanya.
Saat
itu orang tuanya sedang merenovasi rumahnya. Ceritanya rumahnya pingin
ditingkatin kaya rumah – rumah orang kaya gituhh. Mahmud pun ikut membantu pekerjaan
tersebut bersama beberapa tukang lainnya, secara dia anak yang rendah hati dan
rajin membantu. Tapi naas ketika dia sedang berada di bawah tiba – tiba saja
karung semen yang ada di atas meluncur tepat mengenai kepalanya. Spontan saja
ia tersungkur tak sadarkan diri bertaburkan semen.
Pak
Dahlan dan Bu Sari pun langsung kaget dengan peristiwa itu, mereka teriak
histeris dan segera membawa anaknya ke rumah sakit.
“Dog,
gimana kondisi anak saya ?” tanya Pa Dahlan
“Ia
dog gimana dog kondisi anak saya, gapapa kan dog ????” tanya Bu Sari sambil
menarik – narik kerah dokter. Si dokter pun kesulitan bernapas dan pa Dahlan
pun aga jeleus dikit.
“Aduhhhhh.
. . .aduhhhhh Bapa sama ibu ini tendang aja dechhh yaaa, ga usah panik
begindangg ah booo, ga usah narik kerah baju eikeeee. Tapi sebelum eike jawab
pertanyaannya, ngomong ngoomong kenapa bapa sama ibu tuh manggil eike dengan
sebutan dog (pake g) bukan dok (pake k), emangnya eike anjinggg apaaaa . . . .
.!!!”
“Ia,,,
maaf dog eh,,,,, dok, soalnya kami panik.” Kata pak Dahlan.
“Begindang
yah, kondisi anak bapa sama ibu itu gapapa ga mamah tenang aja boooo. Pokonya
ga da masalah gitu dechhh. Paling Cuma memar – memar dikit lah di kepala,
tapi desye udah sadarkan diri gindang,
yu ahhhhh booo capcusss.” Kata dokter.
Mahmud
emang udah sadarkan diri walaupun badannya masih lemes dan kepalanya masih
sakit. Tapi dia udah bisa pulang hari itu juga walau mungkin selama 2 hari ia
belum bisa beraktifitas seperti biasa. Tapi seharian dia dirumah, ortunya udah
ngeliat ada sesuatu yang aneh pada dirinya.
“Mahmuddd
jangan lupa banyak istirahat biar sembuh” kata ibunya.
Beberapa
saat ibunya pun ke kamarnya dan kaget melihatnya anaknya sedang berdiri tegap
sambil meletakkan tangannya di belakang.
“Mahmuuuuudddd
lagi ngapain kamu berdiri disitu?”
“Istirahat
di tempat mak, kata mak kan harus istirahat biar sembuh.”
“Aduhhh
bukan gituuuhhhhh, istirahat tidurrrrr.” Kata ibunya sambil memegang keningnya.
Beberapa
lama kemudian
“Mud,
dah bangun, jangan lupa makan, trus obatnya diminum biar cepet sembuh,
Setelah
makan si Mahmud pun berpikir, “Kalo pingin cepet gemuk harus banyak makan, kalo
pingin sembuh berarti harus banyak minum obat.
Gak
lama kemudian dipergok sama ibunya,
“Eh,,,
mahmud mud muddddddd. . . . . . lagi ngapain kamuuuuuuuuu ?” kata ibunya sambil
nyuruh si Mahmud muntahin obat – obat yang dia minum.
“Biar
cepet sembuh makk, ya udah Mahmud minum aja semua obat yang ada di botol”
“Mahmuddddddd.
. . .. . .. .itu ikan harus sesuai dosiiisssss.”
***
Sebuah Cerita Lucu
Karya: Rival Ardiles