Sejauh
mata memandang yang terlihat hanya lautan biru yang amat luas, yang dibatasi
langit yang juga biru dan amat luas.
Awan – awan membentuk barisan,
Mentari pun bersembunyi di balik awan,
Hanya sebuah bahtera yang
bernakoda yang berharap menepi di sebuah pulau yang indah.
Namun tak mengerti kemana
arah.
Tak ada kompas, bahkan tak ada
layar, dan tak ada kemudi.
Mesin kapal pun seolah
kebingunagan di tengah gemuruh ombak, di tengah tiupan angin laut.
Bahtera ini sungguh terombang
ambing di elevasi permukaan air laut.
Apa
yang kau tunggu?
Haruslah
terdampar di pulau asing?
Ataukah
menabrak batu karang yang kokoh ?
Atau bahkan haruskah tenggelam di tengah luasnya samudra
dan menjadi rumah bagi ikan – ikan ?
Wahai bahtera, apakah akan
terus begini hingga datangnya senja ?
Hingga mentari beranjak dan
memindahkan sinarnya
Bergeraklah. . . melajulah. .
. .
Walau ombak menghadangmu.
Dan turunkanlah jangkarmu di
pulau terindah.
EmoticonEmoticon