Minggu, 01 Oktober 2017

Buat apa sekolah?



Pendidikan,

“Sejauh mana pendidikan mampu mempengaruhi hidup seseorang?”

“Sejauh mana pendidikan mampu mengangkat derajat seseorang?”

“Sejauh mana pendidikan mampu mensejahterakan seseorang?”

“Apa sekolah bisa bikin orang jadi sukses? Apa Kuliah bikin orang jadi sukses?”

“Apa sekolah dan kuliah bisa menjamin masa depan setiap orang?”

“Apa harus menuntut ilmu? Apa salahnya ilmu sampai harus dituntut–tuntut begitu? Hehehe. . .

“Sekolah itu penting gak sih? Kuliah itu penting gak sih?”

“Buat apa sekolah? Buat apa Kuliah?”

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita renungkan dan kita pertanyakan, minimal untuk diri kita sendiri. 

Kadang kita menemui atau pernah membaca tentang kisah–kisah seseorang yang bisa sukses walau hanya dengan tingkat pendidikan yang rendah, bahkan ada beberapa di antara mereka yang tidak lulus sekolah atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Tapi faktanya banyak pula lulusan sarjana yang menambah jumlah angka pengangguran di negara ini. Sering pula kita dengar siswa-siswi juga mahasiswa dan mahasiswi justru berprilaku negatif, mulai dari tawuran, sex bebas, minuman keras, geng motor, sampai terlibat narkoba. Lantas patut kita renungkan, pentingkah sekolah tinggi untuk kita? Buat apa sekolah?

Sabtu, 30 September 2017

Pengangguran di Indonesia Ternyata Kebanyakan Lulusan Sarjana dan Diploma

Faktanya lebih dari 7 juta pengangguran di Indonesia ternyata kebanyakan merupakan lulusan Sarjana dan Diploma. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah lulusan Sarjana dan Diploma yang menganggur berjumlah sekitar 7.5% dan  6.95%, Lulusan SMP 7.80%, SMA 10.34%, SMK  9.51%. Sementara pengangguran lulusan SD ke bawah hanya 3,69%. Nah lohhh... ternyata pengangguran kebanyakan lulusan Diploma dan Sarjana. Justru yang lulusan SD lebih sedikit. 

Dan yang menarik adalah fakta bahwa jumlah penduduk yang bekerja menurut data tahun 2012 adalah 112,8 juta orang, dan dari jumlah tersebut ternyata 55,51 juta orang atau 49.21% dengan kata lain setengahnya merupakan lulusan SD ke bawah, Sekolah Menengah Pertama sebesar 20,29 juta (17,99 persen). Pekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 10,3 juta orang mencakup 3,12 juta orang (2,77 persen) berpendidikan diploma dan 7,25 juta orang (6,43 persen) berpendidikan universitas. 

Nah, ternyata sekolah tinggi yang mengeluarkan biaya yang sangat BUEEESAARRRR  itu tak menjamin kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Jadi menurutmu, BUAT APA SEKOLAH & KULIAH?

Tipe-tipe Mahasiswa Berdasarkan Aktivitasnya

Dari niat akan berimbas pada prilaku atau aktivitas. Berdasarkan aktivitasnya, tipe mahasiswa itu sebenarnya ada empat macam:

TIPE KUPU-KUPU,
TIPE KUNANG-KUNANG,
TIPE KURA-KURA,
TIPE KUTU KUMPRET.

Yang pertama TIPE KUPU-KUPU, tipe kupu–kupu maksudnya adalah kuliah pulang–kuliah pulang. Mahasiswa ini adalah mahasiswa yang kuliahnya rajin dan langsung pulang ketika kuliah selesai. Orang tipe ini sebenarnya termasuk anak baik–baik, tidak banyak macam–macam, dan biasanya menghindari perbuatan–perbuatan negatif yang banyak dilakukan oleh para pelajar. Tapi Good is not enaugh, baik saja tidak cukup,  bukan? 

Tipe kupu–kupu biasanya cenderung lebih sering sendiri. Dia menganggap belajar saat pelajaranlah yang terpenting, sementara kegiatan–kegiatan di luar pelajaran seperti organisasi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan himpunan, ataupun sekedar ngobrol dengan teman di luar jam pelajaran tidaklah penting.

Nah, itu dia kelemahannya mahasiswa tipe kupu–kupu. Biasanya kurang bergaul bahkan cenderung autis. 

Yang kedua TIPE KUNANG-KUNANG, tipe kunang–kunang berarti kuliah nangkring–kuliah nangkring. Tipe mahasiswa ini adalah mahasiswa yang sehabis kuliah selalu nangkring, entah itu di kantin, di depan kampus, atau dimanapun. Tapi ada juga mahasiswa yang rajin nangkring di perpustakaan. 

Jadi tipe orang semacam ini bisa negatif bisa juga positif, tergantung dimana dan ngapain dia nangkring.  Pokoknya tergantung nawaitu-nya lah. Tapi kebanyakan negatif. Soalnya banyak banget kan tuh yang nangkring di kantin gak jelas, di pinggir–pinggir jalan, di mal–mal. Dan jarang banget yang nangkringnya di masjid, di perpustakaan, ataupun di tempat–tempat kegiatan positif lainnya.

Yang ketiga, TIPE KURA-KURA. Ini adalah tipe mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan. Kura–kura artinya kuliah rapat–kuliah rapat. Biasanya mahasiswa tipe ini menjadi aktivis di lingkungan kampus seperti kegiatan himpunan dan badan eksekutif mahasiswa, atau unit kegiatan mahasiswa lainnya. Tipe mahasiswa macam ini terbiasa aktif di organisasi. Dan itu memungkinkan mereka memiliki kemampuan organisasi dan kepemimpinan.

Di organisasi banyak banget yang bisa didapat. Misalnya kepemimpinan, kerjasama tim, ataupun hal–hal lain. Karena yang namanya di dunia kerja tuh kita gak lepas dari yang namanya organisasi, tul ga?

Cuma harus hati–hati juga buat tipe mahasiswa ini. Jangan sampai kesibukan berorganisasi mengganggu belajarnya kamu Ok ^_*. Lalu selain itu juga, jangan sampai kelompok organisasinya kamu justru malah membuat perselisihan dengan kelompok lain.

Nah, tipe yang keempat adalah tipe yang tak patut dicontoh. Tipe yang keempat adalah mahasiswa KUTU KUMPRET atau kepanjangannya kuliah tumben kudu di kepret. Ini adalah tipe mahasiswa yang kuliahnya saja sudah tumben belum lagi segala tingkah lakunya yang benar–benar membuatnya kudu di kepret. 

Tipe mahasiswa ini biasanya nilainya pas–pasan atau bahkan amat jelek, belum lagi dari segi absensinya yang buruk yang memungkinkan mereka dikenakan surat peringatan atau bahkan di-drop out. Adapula yang berprilaku negatif seperti minum minuman keras, tawuran, dan kenakalan–kenakalan anak muda lainnya. Yang pasti tipe mahasiswa ini bener–bener kudu di kepret.