Kamis, 25 Februari 2010

Keistimewaan hidup seorang raja

Dikisahkan di suatu kerajaan, hiduplah seorang raja yang amat kaya. Mungkin kekayaannya takkan habis sampai 7 turunan 8 tanjakan. Namun raja tersebut tidak merasa bahagia dengan kekayaaanya itu. Oleh karena itu rja tersebut bermaksud untuk mengundang orang-orang bijak dari seluruh penjuru negeri. Dan terkumpullah 100 orang bijak di istana.

Lalu sang raja bertanya pada seluruh orang bijak tersebut. "Menurut kalian hal apakah yang paling istimewa dalam kehidupan manusia?". Seluruh orang bijak itu berpikir sejenak, kemudian menuliskan jawaban mereka di selembar kertas. Jawabannya pun macam - macam, ada yang menjawab yang paling istimewa dalam hidup adalah ketika manusia menjadi kaya, saat ia mendapat hadiah, saat ia menikah, saat ia terkenal, dan sebagainya hingga terkumpul 500 jawaban. Namun jawaban itu masih terlalu banyak, kemudian raja itu menyuruh orang bijak itu untuk meringkasnya, setelah itu terkumpullah 100 jawaban, namun masih terlalu banyak.

Seluruh orang bijak itu pun berkumpul dan mendiskusikannya hingga akhirnya hanya 10 jawaban hal yang istimewa dalam hidup manusia. "Namun 10 hal tentu aku tak mampu mengingatnya setiap saat dengn usiaku yang sudah senja, tolong diringkas lagi" kata sang raja. Lalu 100 orang bijak itu pun berkumpul kembali dan berhasil menyimpulkan bahwa ada 2 hal yang istimewa dalam hidup manusia, yaitu saat ia dilahirkan, dan saat ia mengerti untuk apa ia dilahirkan.

Semenjak saat itulah sikap sang raja berubah 180 derajat, yang tadinya ia dikenal sebagai raja yang gemar mengumpulkan kekayaan, namun sekarang ia tidak lagi mengumpulkan upeti dari rakyatnya, bahkan ia sering membagi - bagikan hrtanya kepada rakyat, ia juga menjadi lebih bijaksana. Menyediakan lapangan pekerjaan, dan lai - lain sehingga kerajaanya menjadi kerajaan yang amat makmur kala itu.
Ya...di usianya yang sudah senja ia baru mengerti untuk apa ia dilahirkan, dan ia merasa kehidupannya jauh lebih baik dari sebelumnya, begitupula dengan kerajan yang ia pimpin.

Sabtu, 16 Januari 2010

MAKNA DI BALIK SUSUNAN GRADASI AGREGAT

Agregtat merupakan zat pengisi pada beton. Agregat tersiri dari agregat kasar (batu dan krikil), dan agregat halus (pasir). Salah satu pengujian yang harus dilalui agregat untuk dijadikan bahan pambuatan beton adalah uji analisa ayak untuk mengetahui susunan gradasi agregat. Pengujian tersebut dilakukan dengan cara mengayak agregat dengan ayakan yang telah disusun sesuai ukuran tertentu.

Susunan gradasi agregat yang terbaik adalah gradasi menerus karena menunjukkan bahwa ukuran butiran agregatnya bervariasi mulai dari yang terkecil, hingga yang lebih besar. Mengapa yang terbaik adalah gradasi menerus??. . .Karena pada saat dijadikan beton butirannya akan saling mengisi, butiran – butiran yang lebih kecil akan mengisi sela – sela butiran yang lebih besar, dan begitu seterusnya. Lalu. . .apa makna dibalik hal tersebut?? Jawabannya ada setelah anda selesai membaca tulisan ini.

Sobat – sobat sekalian, pernahkah kita berpikir bahwa mengapa dalam hidup ini ada orang kaya yang bergelimang harta, dan ada orang miskin yang bergelimang derita, Ada bos – bos besar dengan rumah mewahnya, dan ada pula pembanting tulang yang hanya memiliki gubuk derita.

Petani, Pemulung, pembantu rumahtangga, kuli bangunan, dan lainnya mungkin selama ini dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Namun sebenarnya mereka ibarat butiran – butiran pasir yang mengisi kuatnya beton kehidupan. Mereka bukanlah pencuri yang mengambil hak orang lain, dan mereka juga bukanlah pengemis yang mengharapkan belaskasihan orang lain.

Sobat- sobatku, jika pada beton ada agregat kasar yang ukuran butirannya besar, ada juga agregat halus yang ukuran butirannya kecil, di dunia ini ada orang “besar” dan ada orang “kecil”.

Pernahkah terbayang dalam benak kita jika semua orang di dunia ini adalah orang yang kaya raya, memiliki harta yang berlimpah, rumah mewah, mobil mewah, dan semuanya. Lantas siapakah yang masih mau menjadi petani yang menyediakan kebutuhan pangan, siapakah yang masih mau menjadi kuli bangunan yang rela kerja keras untuk membangun rumah mewah kita. Siapakah yang masih mau untuk membersihkan jalanan. Mungkin takkan ada, dan jika demikian apakah kehidupan ini akan berjalan sebagaimana mestinya, apakah uang masih berarti ketika kebutuhan tak terpenuhi. Mungkin hidup ini takkan seimbang.

Di dunia ini ada orang kaya, ada orang miskin, ada orang yang ahli dalam bidang – bidang tertentu. Semuanya sama dalam hidup ini selama mampu memberikan peran dalam kehidupan ini. Bukankah perbedaan itu adalah rahmat. Bukankah perbedaan itu ada untuk saling melengkapi. “Kekayaan yang sesungguhnya bukanlah apa yang anda miliki dalam hidup ini, juga bukan apa yang anda dapatkan dalam hidup ini, tapi apa yang anda berikan dalam hidup ini”.

Sabtu, 12 Desember 2009

“KARNA SOMONG BISA HANCYUR”

Di suatu gudang material berkumpulah beberapa elemen bangunan seperti kayu, beton, dan baja. Mereka berkumpul dengan kelompok mereka masing – masing yang sejenis.
Ketika tak ada seorang pun di gudang yang luasnya sekitar 70 x 30 meter itu, si beton tiba – tiba berbicara,” Hai teman – teman tau ga sich lho . . . denger – denger bakal ada yang datang kemari mau mencari bahan bangunan yang dipake buat proyeknya.”.

“Oh ya. . . ? “ kata si baja. “Pasti orang itu mencari baja.”
“ Ah yang benar saja ……, yang paling banyak dipakai kan beton karena kita yang terkuat, hahaha. . . .. “ kata si beton dengan sombongnya.

Si baja pun membalas :” Heiheihei. . . .kamu sadar ga sich kamu tuch cuma punya kekuatan tekan aja, kekuatan tarikmu lemah sekali. Makanya kamu selalu butuh tulangan yang terbuat dari apa temen – temen?. . . .. “bajaaaaaaaaa” jawab teman – teman si baja. Lagipula penampang kamu tuh udah besar berat lagi, uhh…….nambah – nambah beban struktur aja.

“ Hei bajakan, kami lebih tahan api dan pengaruh lingkungan, ga kaya kamu yang bisa karatan kalo ken aer. Hahaha. .. . . .. si baja takut aer temen – temen hahaha. . . . . . .

Lalu si kayu jati yang berada di tengah – tengah mereka berbicara, “ sudah – sudah ga usah ribut, kalian tuch sama – sama berat dan sulit dikerjakan, pasti yang datang nanti milih kayu jati, udah kuat, ringan, mudah dikerjakan lagi.”

Si baja ngomong lagi : “ Ah . . … . .paling juga nanti dimakan rayap. Hahahahahh. . . . ..

“ Keresek, kurang belajar sia teh palentong” kata si kayu jati yang tidak terima dihina begitu saja.

Si beton pun kembali berbicara :” Lebih baik kita semua buktikan siapa yang terkuat. . .!”

“ Oke siapa takcute”. kata si baja.

Perkelahian mereka pun tak terhindarkan lagi.” Tangtingtung der. . . . .tangtingtungder. . . . tangtingtungdar. . . .tangtingtungdar. . .. tangtingtungdarder. .. .tangtingtungdarder. . . .tangting tingtangtingtung. .. .tangting tingtang tingtung. .. .tangting tingtang tingtung. . . .tokdarder. . . .tokdarder. . . .dagdigdug dwer. . . .dag dig dug dwer. .. .. . . “ begitu kira – kira suara perkelahiannya.

Si bamboo yang sudah aga tua yang berada di pojok gudang itu mencoba melerai mereka. “ Sudah. ..sudah cukup hentikan semua ini, kita semua seharusnya saling bekerja sama bukan seperti ini cara tuk membuktikan kekuatan. Bukankah kita semua ada untuk saling melengkapi.”

“ Ah. . .diam kau pak tua, ini adalah pembuktian siapa yang terkuat” kata si baja.
“ Jangan ikut bercampur pak tua ini adalah urusan kita, kalau kau ikut barcampur, kau pun akan kuhancurkan.” Kata si beton.
“Ja. . . udah jangan dipeduliin omongan si pak tua, kita terusin lagi yuk berantemnya”
“ Ayo ton. . .”

“ tongnangtung. . .tongnangtung. . .tongnangtung. . . .lutungtongnangtung. . .lutungtongnangtung. . .lutungtongnangtung. . . . .taktiktuktaktiktuktaktiktuk. . . .. turutungtutung. . . turutungtutung. . . .turutungtutung.” Itu bukan bahasa Thailand, tapi itu suara pertarungan mereka. Pertarungan itu pun terus berlanjut sampai terdengar suara pintu gudang yang dibuka.” Karoket. . .karoket. . .karoket” bunyi pintu gudang terbuka. Secara spontan mereka pun menghentikan pertarungnnya.

Rupanya si pemilik gudang yang datang beserta calon pembeli material. “ Oh silakan pa, ini semua material – material yang saya jual”. Kata si pemilik gudang kepada calon pembeli. “ Apa bapak mau beli baja, beton, atau kayu jati semuanya ada di sini pak. Pokonya semua barang yang ada disini muaaaantep pak berkualitas tinggi dibuat tanpa sentuhan tangan, dengan 2 kali penyaringan.

“ Emh. . . . .sebenernya saya Cuma ingin beli bamboo yang ada di pojog situ tuch. . “ kata si pembeli sambil menunjuk ke bamboo itu. “Lagipula beton disini udah pada retak, bajanya juga dah rada bengkok, trus kayu jatinya juga pada patah”.

“ Ah masa ko bisa jadi begini yah, perasaan tadi pagi masih bagus. “ Atau gini deh pak, kalo bapak mau beli baja, beton, atau kayu jati, saya bisa sediain yang baru. Gimana pak?”

“ Oh ga usah pak saya Cuma butuh bamboo tua, lagipula proyek yang akan saya kerjakan adalah proyek pembangunan kandang ayam. Konstruksi kandang ayam ga usah pake material yang kuat, paling bebannya Cuma beberapa kilo. . .. ea. ..kalo pake baja atau beton berarti pengarang kau. . . dukun kau”.

“Loh bukannya mau ngebangun hotel?”Tanya si penjual.
“Ia hotel buat ayam – ayam saya menginap. . .ayam tetangga juga boleh, atau ayam siapapun juga boleh nginep disitu kecuali ayam kampus eh. . . ayam. .. . ayam.

Akhirnya pembeli itu membeli bamboo tua yang tidak rusak seperti material lain yang ada di gudang itu, karna si bamboo tidak ikut berantem. Lalu bagaimana nasib si beton, baja, dan kayu jati?

Si beton yang dah retak akhirnya pecah dan dibuang ke comberan agar jalan tidak becyek biar bisa dilewati tukang ojyek sama tukang rujyak. Sementara itu si baja dijual ke tukang loak (tukang besi rongsokan). Sedangkan si kayu jati lebih tragis lagi, ia oleh tukang sate te sate dijadikan areng.

Teman – teman yang istimewa. . .cerita ini hanyalah fiktif belaka, kalau ada kesamaan tokoh itu hanya kebetulan saja. Jadi jangan percaya. Tapi percayalah bahwa kesombongan dapat menyebabkan kehancuran, contohnya Fir’ aun Qorun, dll. Maka rendah hatilah dalam bersikap dan tingi – tinggilah dalam menggapai cita – cita.
Intina mah mun ceuk orang tasik jeung orang garut mah “tong somong lah” mun somong dibaledog ku senok temok.

Original creted by : ***** ******* *****
(dirahasiakan bisi disangka somong)