Selasa, 27 Oktober 2009

PERSAHABATAN WAKTU DAN HIDUP

Al kisah ada seorang yang bernama hidup. Ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sering sekali bermain – main dengan temannya yang bernama riang dan senang. Ia juga selalu bersama seorang teman yang bisu yang tak pernah diketahui siapa namanya. Begitulah si hidup, setiap hari hanya bermain – main saja sehingga ia setelah ujian nasional hanya bisa meneruskan ke SMP swasta. Sedangkan si riang dan senang masuk ke SMP negeri. Namun demikian, temannya yang bisu masuk ke SMP swasta yang sama dengan si hidup, walaupun ia sebenarnya diterima di SMP negeri.

Di SMP itu si Hidup mempunyai teman baru SI Malas, Si Santai, dkk. Kali ini si hidup lebih sering menonton TV, tidur – tiduran, dan bersantai – santai. Ya. . wataknya sama dengan kedua taman barunya. Nilainya pun jelek – jelek. Dan setelah ia lulus SMP, Ia hanya bisa masuk ke SMA swasta yang kualitasnya rendah dan ia lulus dengan predikat sangat memuakkan alias nilainya pas – pasan. Dan lagi – lagi temannya yang bisu itu mengikutinya masuk ke SMA itu walaupun nilainya bagus.

Di SMA itu si Hidup kembali puny ataman baru yang bernama si Nakal, si Anarki, si Gaul buruk. Rupanya disana si Hidup terlibat salah pergaulan, ia suka mabuk – mabukan bersama teman – temannya, ia suka tawuran, bahkan ia sampai terjerumus narkoba sampai – sampai ia dikeluarkan dari sekolahnya. Dan temannya yang bisu itu sebenarnya ingin sekali menasehatinya namun apa daya ia tidak bisa berbicara. Rupanya si Hidup bukan hanya pemakai narkoba, tapi juga sebagai pengedar narkoba. Ia pun akhirnya diciduk polisi dan dijebloskan ke dalam penjara setelah kedapatan menimbun 2 ton ganja, 1 ton putaw, dan 50.000 butir pil extasi. Dan ia divonis penjara seumur hidup.

Di balik jeruji besi ia hanya bisa menangis bersama si serdih dan si murung yang juga ada di dalam penjara. Sementara si Bisu terus menemaninya dari luar penjara.

Tahun demi tahun ia lalui di dalam penjara hingga usianya senja. Si bisu pun terus menemaninya. Hingga suatu ketika si Hidup terkena penyakit parah. Ia dibawa oleh petugas penjara ke rumah sakit. Kini tak ada satu pun teman yang menjenguknya, kecuali si Bisu yang selalu menemaninya.

Di tengah kondisinya yang sedang sekarat. Ia pun bertanya kepada si bisu,
“Hai temanku, kenapa engkau selalu menemaniku, sebenarnya siapakah kamu ?”
Si bisu yang tidak bisa bicara akhirnya ia bisa bicara dan menjawab pertanyaan itu. “ Hai hidup, bukankah aku selalu ada di saat engkau senang ataupun sedih, disaat engkau berbuat baik ataupun buruk, tapi sepanjang hidupmu engkau tidak pernah menghargaikuhingga kau seperti ini.” Kata si bisu.
“Sebenarnya siapakah kamu ?” kata si Hidup
“Aku adalah waktu, dan sudah saatnya aku pergi darimu.” Jawabnya.

Tak lama kemudian si Hidup pun menghembuskan nafas terakhirnya dan ia baru menyadari semuanya di akhir hidupnya.

Itulah kisah seorang yang tidak menghargai waktu. Padahal waktu selalu ada di sepanjang nafas kita. Dan ketika waktu pergi dari hidup ini, tak bisa mengubah segala yang telah terjadi.

Selasa, 13 Oktober 2009

BELAJAR DARI SAPU LIDI

Dedaunan atau sesampahan kadang berserakan di halaman rumah. Salah satu alat sederhana yang dipakai untuk membersihkannnya adalah sapu lidi. Sapu yang dibuat dari batang daun pohon kelapa ini dikumpulkan menjadi satu dan diikatkan.

Apa yang bisa kita petik dari benda tersebut?
Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan :
Apakah bisa sapu itu dipakai jika tidak disatukan ?
Apakah anda bisa mematahkan sebatang lidi dengan mudah ?
Apakah anda bisa mematahkan kumpulan lidi dengan mudah ?

Jika hanya sebatang lidi saya yakin semua orang bisa mematahkannya.
Jika hanya sebatang lidi, saya yakin sampah – sampah itu tidak bisa dibersihkan.
Namun kumpulan lidi itu tidak mudah dipatahkan.
Namun kumpulan lidi itu bisa digunakan untuk membersihkan sampah.

Jika kita mengingat sejarah, dahulu Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun, dan dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Awalnya perjuangan bengsa Indonesia hanya dari daerah masing – masing, sehingga Indonesia begitu lama dijajah. Namun setelah itu muncullah ide untuk melakukan perjuangan bersama untuk melawan penjajah sehingga akhirnya pada 17 agustus 1945 Indonesia merdeka walaupun pada saat itu para pejuang Indonesia menggunakan senjata sederhana dari bambu runcing. Tapi karena kegigihan pantang menyerah dan persatuan yang kuat bisa menghasilkan kekuatan yang luar biasa.

Artinya jika kita bersatu kita akan jauh lebih kuat. Namun saat ini betapa banyaknya orang di Indonesia yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongan. . . . .cape deh.

Dalam shalat pun lebih diutamakan berjamaah dibandingkan sendiri – sendiri .
Jadi . . .teruslah berjuang bersama – sama kita pasti bisa.
Et. . . .Tapi ingat jangan bekerja sama ketika sedang ujian. . . . .oke coy.

Sabtu, 26 September 2009

PONDASI KEHIDUPAN

Untuk semua orang yang berkecimpung di dunia konstruksi, atau di dunia bangunan, pastilah sudah sangat mengenal kata pondasi. Pondasi merupakan salah satu bagian dari struktur bangunan yang sangat vital, dan yang paling pertama dibangun terlebih dahulu. Ada banyak jenis pondasi mulai dari pondasi batu kali, pondasi telapak, tiang pancang, pondasi sumuran, bored pile, dan lain – lain. Namun yang pasti pondasi berperan untuk menahan seluruh beban di atasnya dan menyalurkan beban ke tanah.

Walaupun posisinya paling bawah, namun kekuatan pondasi sangat menentukan nasib seluruh bagian bangunan di atasnya. Dan yang paling besar menanggung beban.
“Andai bisa tukar nasib, bosan jadi pondasi, Jika aku menjadi. . . .” Mungkin itu yang dikatakan pondasi jika bisa bicara.

Disadari atau tidak, sebuah perusahaan raksaksa sekalipun nasibnya juga sangat ditentukan oleh peran organisasi bagian bawah seperti karyawan, security, office boy, dll. Coba saja bayangkan ketika sebuah perusahaan tidak menghargai hak- hak pegawainya, sehingga seluruh pegawainya mogok kerja. Maka produksi tidak akan berjalan. Dan jika berlangsung terus maka perusahaan bisa hancur. . . .hancur. . . hancur. . . ( jangan diterusin tar jadi lagunya c’olga).

Dan saya rasa setiap orang juga memiliki pondasi dalam kehidupannya, di saat ia melangkahkan kaki, di saat ia mengambil keputusan untuk suatu tindakkan. Maksudnya adalah setiap orang memiliki alasan dan landasan dalam setiap keputusannya. Hanya ada 5 jenis orang yang tidak memiliki alasan dan landasan dalam setiap tindakannya. Yang pertama adalah orang gila, yang kedua orang sinting, yang ketiga orang gendeng, yang keempat orang tidak waras, dan yan ke lima orang sarap.

Ada beberapa jenis pondasi kehidupan yang menopang beban – beban kehidupan setiap manusia, diantaranya adalah agama, moral, hukum, dll. Jika pondasi itu hancur, maka hancur pulalah seluruh struktur kehidupannya. Bukankah kita sering melihat berita di TV tentang pembunuhan yang dilatarbelakangi masalah sepele. Itu semua disebabkan struktur pondasi kehidupannya hancur. Maka hancur pulalah kehidupannya karena harus mendekam di penjara, belum lagi tanggung jawab di akhirat. Agama, moral, sadar akan hukum, dll, merupakan sesuatu yang harus ada di setiap sanubari.

Selain contoh di atas masih banyak lagi contoh lainnya tentang lemahnya pondasi kehidupan, bahkan mungkin ada pada diri kita sendiri. Untuk itu mari kita sama – sama memperkuat struktur kehidupan kita. Dimulai dari pondasi kehidupan yang melandasi setiap tindakan kita.

Rabu, 05 Agustus 2009

Gara-gara Satu Koin

Di suatu tempat di atas bumi ini tinggallah 2 orang bersaudara. Sebut saja Si Untung dan Si Alan. Si Alan mempunyai cita-cita yang sangat tinggi sekali. Ia ingin sekali menjadi orang yang paling sukses di seluruh dunia. Sedangkan Si Alan mempunyai prinsip yang sederhana dalam hidupnya yaitu ”Do Better”. Menurutnya, Ia harus melakukan sesuatu yang lebih baik.

Walaupun Si Alan mempunyai cita-cita yang sangat tinggi, namun dari segi prestasi justru Si Untung lebih baik darinya, baik prestasi akademis maupun non akademis. Si Untung banyak mengikuti lomba-lomba mulai dari yang berhubungan dengan seni, olahraga, maupun akademis. Walaupun seringkali gagal jadi juara, tapi juga prestasi yang didapatkannya. Sedangkan Si Alan jarang sekali mengikuti lomba-lomba. Ia merasa malo, ragu, dan takut apabila nantinya gagal, takut dicemooh orang, atau mungkin terluka. Ia lebih sering melamunkan masa depan dan cita-citanya.

Suatu hari dikampungnya diadakan suatu perlombaan menyembut 17 agustus. Perlombaan itu yaitu mencari koin-koin yang telah disembunyikan oleh panitia. Si Untung pun mengikuti perlombaan tersebut, Si Alan juga setelah dibujuk Si Untung akhirnya mau juga ikut lomba itu. Ada 5 koin yang disembunyikan panitia dan para peserta harus menemukan koin-koin tersebut. Setiap peserta juga diberikan peta petunjuk disembunyikannya koin-koin tersebut.

Preeet. . . . . !! Bunyi terompet tanda dimulainya perlombaan terdengar. Perlombaan pun dimulai. Semua peserta mencari koin-koin tersebut, naik ke pohon, menggali tanah , menyingkirkan semak, nyebur ke kali, semuanya dilakukan oleh para peserta. Jika dilihat dari peta, ada 4 koikoin yang disembunyikan di daerah yang sama, sementara 1 koin lagi letaknya sangat jauh di puncak gunung yang curam dan berbahaya.

Di saat peserta lain berusaha keras mencari koin-koin tersebut, Si Alan malah duduk-duduk santai. ”Alan kenapa kamu duduk-duduk saja, kalau begitu kamu tidak akan menang” kata si Untung. ”Males ah . . ., nanti kotor, terus kalo luka gimana. . .” kata si Alan sambil duduk-duduk santai dan bersandar pada sebuah pohon. Namun ketika sedang asyik bersantai, tanpa disengaja tangannya menyentuh sesuatu yang berbentuk pipih dan bulat serta keras. Dan si Alan pun kaget melihatnya. Ternyata yang ia pegang adalah koin yang disembunyikan panitia. Ia pun kegirangan karena menemukan 4 koin sekaligus. Di koin itu masing-masing bertuliskan kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan dan harapan. Ia pun sudah sangat puas walau 1 koin lagi belum diketemukan. ”Aku serahkan saja langsung ke panitia, lagi pula 4 koin saja aku sudah menang, apalagi 1 koin lagi letaknya sangat jauh di puncak gunung yang tinggi”. Kata si Alan. Peserta lain pun sudah menyerah karena tak mungkin lagi mengumpulkan koin lebih banyak. Kecuali si Untung ”masih ada 1 koin lagi yang belum ditemukan, aku tak akan menyerah walau tak mungkin mengumpulkan koin lebih banyak dari saudaraku” kata si Untung.

Si Untung pun pergi mendaki gunung yang curam dan ia terus maju pantang menyerah untuk menemukan koin itu walau sering jatuh, terluka, keringat dan darah pun bercucuran. Di sisi lain sodaranya si Alan menyerahkan koin yang ia dapat ke panitia. Namun panitia belum mengumumkan pemenangnya sampai seluruh peserta berkumpul.
” Si untung itu kaya orang gila saja, sudah jelas tidak akan menang, tapi tetep nyari koin itu” kata peserta lainnya. Akhirnya si Untung pun datang dengan terpincang-pincang dan luka-luka di sekujur tubuhnya. Tapi ia berhasil menemukan koin itu. Di koin itu bertuliskan tulisan resiko. Si Untung pun menyerahkan koin itu ke panitia.

Akhirnya panitia mengumumkan siapa pemenangnya. Panitia : ”Baiklah kami kami akan umumkan pemenangnya. Pemenang lomba mencari koin dan berhak mendapatkan hadiah 1 unit sepeda motor dimenangkan oleh . . . . . si Untung. . . ..!!!. Seluruh peserta lain pun terkejut, terutama si Alan. ”ini tidak adil. . .ini curang. . huuu dasar panitia licik. Saya sudah mengumpulkan 4 koin sedangkan si Untung hanya 1 koin, seharusn7ya aku yang menang” kata si Alan sambil marah-marah.

Namun panitia tidak menggubrisnya. Panitia pun menyerahkan 5 koin yang diperebutkan (koin harapan, kekayaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan koin resiko) kepada si Untung. Selain itu panitia pun menyerahkan 1 unit sepeda motor kepada si Untung. Si untung pun terkejut. ”Mengapa aku bisa menang, padahal aku hanya mengumpulkan 1 koin” kata si Untung. ”Ini sudah keputusan panitia” kata panitia.

Si Untung pun pergi ke tepi sungai dan berpikir. Sementara si Alan pulang dan mengurung diri di kamar lantaran kesal. Setelah sekian lama berpikir di tepi sungai, akhirnya si Untung mendapat jawabannya. Koin yang ia dapat adalah koin resiko, sementara koin yang ditemukan si Alan adalah koin kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan, dan harapan. Tapi si Alan tidak berani mengambil koin resiko karena terletak di tempat yang sulit. ”Ya. . . .mungkin dalam hidup ini kita tidak akan mendapatkan harapan, kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan apabila kita tidak berani mengambil resiko” itulah yang si Untung pikirkan.

Kamis, 02 Juli 2009

Ayat-Ayat Kehidupan

Alam mengajarkan manusia banyak hal. Dari air kita belajar arti sebuah kehidupan yang selalu memberikan manfaat. Dari angin kita belajar untuk melakukan suatu pergerakan. Dari api kita belajar arti sebuah keberanian. Dari tanah kita belajar untuk Manahan beban kehidupan. Dan dari batu karang kita belajar untuk menjadi seorang yang tegar.

Dari segala bidang kehidupan kita belajar dari alam, mulai dari ilmu pengetahuan, tingkah laku, dan seluruh aspek kehidupan.

Burung-burung menginspirasi orang untuk membuat pesawat, ikan-ikan menginspirasi orang untuk membuat kapal selam, Lebah-lebah mengajarkan kita untuk berorganisasi, sedangkan semut-semut mengajarkan kita untuk bertegur sapa.

Alam ini begitu sempurna. Betul-betul didesain oleh Sang Pencipta Yang Maha Sempurna. Entah berapa banyak jumlah bintang di langit, entah berapa banyak jumlah planet di jagad raya. Dan semuanya beredar di lintasannya masing-masing. Seolah mengajarkan kita untuk senantiasa berada pada lintasan kebenaran. Jika tidak maka akan terjadi suatu kehancuran.

Alam ini merupakan tempat kehidupan. Tak terhitung manfaatnya bagi manusia. Namun apa yang dilakukan manusia, penebangan hutan besar-besaran, pencemaran lingkungan, dan berbagai macam pengrusakan alam lainnya. Belum lagi pengrusakan moral. Mungkin itulah yang membuat alam seolah marah pada manusia dengan berbagai bencana yang terjadi, mulai dari banjir, tanah longsor, sampai gempa bumi dan tsunami. Dan disadari atau tidak, secara langsung maupun tidak langsung, itu semua merupakan akibat dari perbuatan manusia. Dan manusia pula lah yang menjadi korban.

Itulah suatu bukti bahwa apabila manusia melakukan keburukan, maka keburukan yang lebih besar akan datang padanya. Pun sebaliknya, apabila manusia melakukan kebaikan, maka kebaikan yang lebih besar pun akan datang.

Yang pasti banyak sekali makna yang terdapat di alam semesta ini. Yang dapat dibaca dan dilihat dengan mata hati. Makna itulah merupakan ayat-ayat kehidupan.

Senin, 18 Mei 2009

ANTARA LAPTOP dan MANUSIA

Laptop merupakan barang elektronik yang canggih, namun otak manusia ternyata jauh lebih canggih lagi.

Jika kita membandingkan laptop dan manusia. Laptop merupakan komputer yang dapat dibawa kwmana-mana, di dalamnya terdapat program-program yang canggih. Setiap laptop mungkinmemiliki program dan data yang berbeda di dalamnya. Begitu pula dengan manusia. Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Walaupun input dari suatu masalah bisa sama, namun output/ reaksi setiap manusia dalam menyikapi setiap masalah berbeda-beda, tergantung dari kelapangan hatinya.

Laptop dapat dimasuki virus yang dapat mengganggu program yang ada. Begitu pula dengan manusia, yang mungkin sering dimasuki pengaruh negatif dari luar yang dapat merusak akhlak dan kehidupan manusia.
Untuk mengamankan laptop dari virus dengan memakai anti virus yang harus selalu di update. Setiap flashdisk yang masuk harus di scan dulu. Begitu pula dengan manusia, untuk membentengi diri kita dari pengaruh negatif kita harus banyak belajar dan beribadah yang harus terus diupdate (dilakukan seccara konsisten dan ditambah kualitasnya), sehingga pengaruh yang ada di sekitar kita dapat di scan terlebih dahulu.

Untuk menjalankan fungsinya, laptop tentu membutuhkan energi yang berasal dari baterai. Apabila baterai habis harus di charge untuk mengisi kembali energinya. Begitu pula dengan manusia yang membutuhkan energi untuk beraktifitas yang harus selalu di charge. Energi tersebut berupa makanan, minuman, dll, serta energi yang tidak berwujud seperti motifasi, semangat, kasih sayang, dorongan moril, dll. Untuk itulah jadilah manusia yang canggih dan selalu memberikan manfaat maka kita juga akan mendapat manfaat.

Senin, 04 Mei 2009

Batu Sandungan atau Batu Loncatan ?

Saat masih kecil pernahkah kita terjatuh saat berlari atau bermain ??. ya. . . aku rasa pasti pernah. Mungkin karena tersandung batu.
Masalah, rintangan, dan tantangan bisa diibaratkan sebagai sebuah batu. Batu itu menghalangi perjalanan kita, batu itu bisa membuat orang tersandung dan jatuh. Tapi batu itu juga bisa digunakan sebagai batu loncatan yang membuat kita melompat lebih tinggi dan berlari lebih kencang. Batu itu juga merupakan suatu pelajaran. Aku rasa setelah kita jatuh tersandung batu pasti kita akan lebih hati-hati lagi agar tidak tersandung.
Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya masalah rintangan dan berbagai kegagalan yang kita alami. Apakah batu itu kita jadikan hanya sebagai batu sandungan, ataukah sebagai batu loncatan. Seperti Thomas Alfa Edison, Kolonel Sanders, Soichiro Honda,dan orang sukses lainnya dengan ribuan kali kegagalan namun mereka bisa mengkonversikan kegagalan-kegagalannya sebagai suatu keberhasilan yang mahal nilainya.
Yang pasti kita harus terus berlari untuk mengaringi hidup ini untuk menggapai cita. Namun seringkali ku tak tau kemana ku harus berlari.

Sabtu, 18 April 2009

Durian & Semangka

Di suatu desa huiduplah seorang kakek tua. Kulitnya sudah keriput, Ia berjalan denan bongkokdengan bantuan sebuah tongkat. Selain itu sydah beberapa tahun ini ia terkena penyakit exim. Ia hidup sebatang kara. Namun ia tetap tegar. Walaupun ia miskin teteapi ia sering bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Ia menyimpan sebagian besar hasil panennya di depan rumah orang yang membutuhkan, karena keikhlasannya ia tidak ingin orang tau siapa yang memberikannya..

Suatu ketika ia ingin berkelana untuk mengadu nasib dan melihat kehidupan luar. Lalu ia pun pergi berkelana. Tapi selain berkelana ia juga bercelana pastinya. . . .hehe. . .

Suatu hari ia tiba di suatu kerajaan yang dipimpin oleh raja yang gagah namun ia sangat kejam. Ia kerap kali menagih upeti yang besar kepada rakyatnya. Ia juga sering mengambil anak-anak untuk dijadikan tumbal.

Kakek itupun di tengah perjalanan berjumpa dengan sang raja. Melihat si kakek tua, si raja pun langsung menghujatnya. ”Hei dasar kau kakek tua yang menjijikan minggir kau jangan menghalangi jalanku” kata sang raja. Raja itupun terus menghujat si kakek sampai akhirnya datanglah seseorang yang berbaju putih. ”Sudahlah, bukankah perjalananmu lebih penting wahai sang raja” kata orang itu. Lalu ia pun menawarkan durian dan semangka pada sang raja.
Orang itu : ”Wahai sang raja, manakah yang engkau mau, durian atau semangka?”
Raja : ”Tentu saja aku pilih semangka. Lihat saja durian itu, sudah berduri, kasar, juga terlihat busuk”.
Orang itu : ”Baiklah, semangka ini untukmuwahai raja, dan durian ini ku berikan untuk si kakek”.

Di perjalanan, sang raja merasa lapar dan haus, lalu ia membelah semangka itu, dan ia begitu terkejut melihat isi semangka itu ternyata busuk dan terdapat banyak ulat serta mengeluarkan bau busuk. ”Kenapa semangka ini busuk”kata sang raja. Si semangka itu pun bicara, ”Hai raja aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebarkan”. Sang raja pun mati karena menghirup bau busuk itu.

Di tempat lain sang kakek membelah durian yang terlihat busuk itu (emang jupe belah duren. .. hehe. . ). Setelah dibelah ternyata teksturnya sangat indah dan mengeluarkan keharuman. Lalu ia memakannya, dan ternyata rasanya sangat enak. Seketika itu juga penyakit eximnya sembuh dan kulitnya tak keriput lagi serta ia menjadi muda kembali. Lalu durian itu pun berbicara, ”Hai kakek, aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebar”.

Hari ini kita belajar bagaimana jika kita menebar kebaikan maka kita maka kebaikan pula akan datang kepada kita. Dan apabila kita menebar keburukan maka keburukan pula lah yang akan datang kepada kita. Hidup memang pilihan. . .

Jumat, 27 Maret 2009

METAMORPHOSIS DIRI

“Kupu-kupu yang lucu kemana engkau pergi. . . . . .”. Itulah salah satu penggalan lagu yang mengapresiasikan keindahan kupu-kupu. Memang ada beberapa lagu yang mengapresiasikan keindahan kupu-kupu. Namun adakah lagu yang mengapresiasikan keindahan ulat ?.Mungkin itu menjadi suatu tanda Tanya besar. Padahal kita tau bahwa kupu-kupu sebelumnya adalah seekor ulat. Ya. . . . . hewan ini memanglah hewan yang unik.

Dari telur menetas menjadi ulat. Ulat merupakan hewan yang merusak tanaman. Mereka kerap kali menghabiskan daun pohon-pohon hanya dalam waktu beberapa hari saja. Ulat juga mampu membuat orang merasa gatal-gatal. POkonya ulat itu nyebelin banget dech. . . . Tapi mungkin karena itulah ulat bertekad untuk berubah. Ia berubah dengan masuk ke dalam kepompong yang ia buat. Di dalam kepompong itu melalui serangkaian proses di badan ulat mulai tumbuhlah sayap. Untuk keluar dari kepompong itu merupakan ujian yang sulit karena ia harus bisa merobek kepompongnya. Tapi itulah yang membuat sayap-sayaponya menjadi kuat. Lalu terbanglah ia untuk pertama kalinya dan menjadi kupu-kupu yang indah. Setelah menjadi kupu-kupu ia tidak lagi makan daun-daunan, tetapi ia menmghisap saripati bunga dan membantu proses penyerbukan pada tanaman.

Mungkin saat ini kita masih menjadi seekor ulat yang hanya bisa merusak dan merepotkan. Mungkin kita belum menjadi seseorang yang menebar keindahan di hidup ini. Ya. . . .kita mungkin masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Namun kita harus seperti ulat yang yakin bahwa kita bisa menjadi seseorang yang bisa menebar manfaat, keindahan, dan kedamaian. Dan percayalah bahwa masalah, ujian, dan tantangan kehidupan ini adalah kepompong yang menguatkan kita nantinya, yang menguatkan kita, yang mengindahkan kita, dan membuat kita menjadi seseorang yang berguna.

Wright bersaudara merupakan penemu pesawat terbang. Sebelum berhasil membuat pesawat terbang mungkin mereka seperti ulat. Namun mereka tetap ulet dan percaya bahwa suatu saat nanti bakal ada alat yang bisa membawa manusia untuk terbang. Untuk mewujudkan semua itu tentu tidak mudah karena mereka harus mendapat cacian dari orang-orang sekitar yang menyebut mereka orang gila karena orang lain menganggap pekerjaan yang mereka lakukan hanya sia-sia. Orang-orang memang tidak percaya bahwa bakal ada alat yang bisa membawa manusia untuk terbang. Namun Wright bersaudara mengubah cacian orang-orang tadi menjadi suatu kekaguman karena mereka berhasil membuat pesawat terbang untuk yang pertama kalinya dengan mesin motor yang mereka miliki.

Sekarang pesawat menjadi sarana transportasi yang moderen. Ada banyak jenis pesawat mulai dari Hercules, pesawat tempur, pesawat capung, helicopter, dll.

Ya. . . Wright bersaudara telah menjadi kupu-kupu yang mengagumkan banyak orang. Bagaimana dengan kita ?????????

Selasa, 10 Maret 2009

Seberharga Apa Waktu Bagi Kita?

Apakah yang disebut dengan waktu. Ada orang yang bilang bahwa waktu adalah uang. Ya..jika waktu digunakan untuk bakarja mencari rejeki. Waktu adalah pahala jika dimanfaatkan untuk beribadah. Lantas, apa yang disebut dengan waktu? Jika kita hanya berdiam diri atau mengerjakan sesuatu yang sia-sia, atau bahkan mengerjakan sesuatu yang dapat memperburuk kualitas diri kita.

Apapun definisi dari waktu, yang pasti waktu tak akan pernah berhenti. Waktu akan terus berlari. Kita mungkin hanya punya tiga pilihan. Pertama, apakah kita hanya diam dan melihat waktu berlari. Kedua, apakah kita hanya berjalan sedangkan waktu berlari dengan cepat. Ataukah kita akan ikut berlari bersama waktu dan mengarungi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.

Mungkin anda adalah salah satu penggemar pembalap F1 seperti Lewis Hamilton, atau Fernando Alonso. Atau mungkin anda menggemari pembalap Moto GP seperti Valentino Rosi atau Daniel Pedrosa. Di setiap balapan, bagi mereka waktu 1/sekian detik pun sangat berharga. Sering kali pembalap finis dengan selisih waktu kurang dari satu detik. Lalu bagaimana dengan kita? Mungkin kita sering melewatkan waktu detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam , hari demi hari dan mungkin tahun demi tahun.

Bill Gates, Thomas Alfa Edison, Albert Enstein, Cristiano Ronaldo, dan banyak orang sukses lainya telah membuktikan kesuksesannya di bidangnya masing-masing. Apa yang membedakan mereka dengan kita? Apakah mereka memiliki waktu lebih dari 24 jam setiap harinya, ataukah mereka memiliki kapasitas otak yang lebih dari pada kita? Tentu tidak, Setiap orang memiliki waktu 24 jam setiap harinya,dan setiap orang memiliki potensi. Yang membedakan adalah bagaimana cara kita memanfaatkan waktu dan potensi yang kita miliki. Mungkin disaat mereka bereksperimen, bekerja, bekerja dan berlatih memeras otak dan keringat, kita sedang asik tidur-tiduran, atau santai menonton TV, atau bahkan melakukan hal-hal yang tidak berguna sama sekali.

Seberharga apakah waktu menurut kita sehingga kita sering membuang-buang waktu. Apakah kita hanya tetap diam disaat jantung kita terus berdetak tak kenal lelah, paru-paru terus bernafas, bumi, bulan, matahari, dan alam semesta terus berputar. Dan semua itu menjalankan peranannya dengan baik. Bagaimana dengan kita?