Tampilkan postingan dengan label cerita inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita inspirasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 September 2017

Seharusnya Mourinho sudah melatih MU sejak Sir Alex pensiun

Suatu ketika, saat Sir Alex Ferguson mau pensiun dari kursi kepelatihan MU, manajemen MU menanyakan pada Sir Alex tentang siapa pelatih yang cocok menggantikan dirinya.
Berikut kurang lebih pembicaraannya kalau diterjemahkan:
Manajeman MU: "Sir, kira-kira siapa yang cocok untuk menggantikan Anda di musim depan?"
Sir Alex : "Mou," jawab Sir Alex dengan singkat.
Manajemen MU: "Mo..???" tanya manajeman yang kurang begitu jelas mendengar.
Sir Alex : "Mou..., yes." maksudnya (iya, Mou..)
Manajemen MU: "Ooo... Moyes."

Akhirnya dipilihlah David Moyes untuk menggantikan Sir Alex kala itu. Tapi sekarang Mourinho benar-benar dipilih menjadi pelatih MU yang baru menyadari kekeliruannya.
Mungkin begitu ceritanya. Mungkin itu juga. Nggak tau bener atau enggak. Namanya juga ngarang.
=========================================
Tapi bicara soal Mourinho. Dia ini jadi pelatih yang sukses di semua tim yang dilatihnya. Porto mampu dibawa menjadi juara Liga Champion, menyingkirkan tim-tim raksasa eropa. Chelsea mampu dibawa juara setelah puluhan taun nggak juara. Inter milan mampu dibawa juara serie A dan liga champion, bersama Madrid pun sukses memberi gelar, balik lagi ke Chelsea bisa bawa Chelsea juara lagi, walaupun di musim berikutnya harus didepak.
.
Kalau dilihat prestasinya sebagai pelatih, dia jadi pelatih salah satu terbaik di dunia saat ini. Tapi sebagai pemain, dia nggak pernah menjadi pemain sepakbola yang sukses.
.
Justru kesuksesannya dimulai saat dia menjadi penerjemah yang kemudian menjadi asisten pelatih. Lalu menjadi pelatih.
.
Artinya, kesuksesannya butuh proses. Sebagai pemain dia gagal, tapi sebagai pelatih dia sukses. 
.
Banyak pelatih yang sukses sebagai pemain tapi gagal menjadi pelatih. Tapi ada juga pelatih yang sukses sebagai pemain dan juga sukses sebagai pelatih. Sementara Mou gagal menjadi pemain dan sukses sebagai pelatih.
.
Nah, sahabat-sahabat yang baik hatinya, untuk sukses di bidang yang baru seringkali nggak butuh pengalaman sukses di bidang yang lama. Tapi pengalaman gagal bisa menjadi pelajaran untuk meraih kesuksesan. Itu....

Cerita pemuda mencari kudanya yang hilang

Suatu hari, di saat matahari baru menampakkan sinarnya, seorang pemuda pergi berkelana. Ia pergi menelusuri padang ilalang, melintasi gunung dan lembah, dengan menunggangi kuda. 
.
Ia bingung, panik, tak tau ke mana perginya kuda kesayangannya sejak pagi. 
.
Di sore hari, ia lelah, putus asa, karena tak berhasil menemukan kudanya yang hilang.
.
Ia pun berhenti dan turun dari kuda yang ia tunggangi. Kemudian bersandar di sebatang pohon.
.
Namun tiba-tiba ia terkejut, karena melihat kuda yang sedari pagi dicarinya tiba-tiba ada di hadapannya.
.
Ia pun baru sadar, ternyata kuda yang dicarinya dari pagi adalah kuda yang ditungganginya. Pantas saja ia tak menemukannya walau telah menelusuri gunung dan lembah.
.
Ia pun menertawakan kebodohannya, dan kuda yang ada di hadapannya pun ikut tertawa terkekeh-kekeh.

Sabtu, 12 Maret 2011

Gara - Gara Bahasa Indonesia

Kalo diinget - inget waktu SD pelajaran bahasa Indonesia sua ada soal tentang menentukan SPOK (subjek, predikat, konsonan) dari suatu kalimat. Ada suatu kejadian nyata dimana ada seorang anak yang sebenarnya bahasa Indonesianya lancar sekali. Tapi ketika ada ujian yang diadakan si guru ternyata anak tersebut diberi nilai nol atau tidak ada jawaban dia yang benar sama sekali.

Anak itu rupanya tidak bisa menjawab satu pun pertanyaan soal bahasa Indonesia tentang menentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan dari suatu kalimat. Anak itu pun depresi dan mengalami tekanan batin di dalam dirinya. Akhirnya seorang anak yang masih polos itu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Ironis memang, seorang anak yang kesehariannnya berbahasa Indonesia dengan lancar harus bunuh diri akibat tidak bisa menjawab soal bahasa Indonesia. Yang lebih ironis lagi sebelum ia bunuh diri ternyata ia sempat menulis surat juga dengan bahasa Indonesia. Lalu apakah arti sebuah nilai?
Mengapa sebuah nilai hanya ditujukan untuk teori, bukankah praktek jauh lebih penting dari sekedar teori.

Jumat, 14 Januari 2011

KISAH PENYESALAN SEORANG AYAH

Diangkat dari sebuah kisah nyata yang terjadi di negeri paman Sam Amerika Serikat. Disana tinggallah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Suatu ketika Si ayah baru saja berhasil membeli mobil baru dari hasil kerja kerasnya selama ini. Mobil itu pun di parkir di depan rumahnya. Anaknya yang masih sangat kecil itu pun merasa senang sekali dengan mobil baru ayahnya itu.
Tapi mobil baru ayahnya itu menimbulkan rasa penasaran bagi si anak. Anak itu pun lantas mengambil palu dan memukul – mukulkan ke mobil itu. Ia terus melakukan hal itu sampai suatu ketika ayahnya mengetahui apa yang ia lakukan. Si Ayah pun merasa sangat marah, bahkan sangat marah sekali. Ia membentak anaknya dan yang lebih parah lagi mengambil palu itu dan memukul – mukulkannya ke jari anaknya hingga jari – jari anaknya pun terluka.
Setelah memukul – mukul jari anaknya dengan menggunakan palu, ia merasa kasihan dengan anaknya yang menangis dan menjerit – jerit merasa kesakitan dari jari – jarinya yang mengeluarkan darah. Si ayah itu pun segera membawanya ke rumah sakit terdekat.
Namun ternyata luka yang dialami si anak pada jarinya itu sangat parah. Dan dokter mengatakan bahwa jari – jarinya harus di amputasi. Mendengar hal itu si ayah pun merasa menyesal sekali akan apa yang ia telah lakukan pada anaknya itu.
Rasa penyesalannya pun semakin bertambah ketika si anaknya yang tangannya di perban dan sudah tak memiliki jari tangan lagi berkata padanya.
“Ayah, maafkan aku karena aku telah merusak mobil ayah. Aku merasa menyesal sekali. Tapi ayah, kapankah jari – jariku ini bisa kembali seperti semula agar aku bisa memperbaiki mobil ayah?”
Mendengar apa yang anaknya katakan si ayah pun menangis dan pergi dengan rasa penyesalan yang teramat besar. Dan tahukah apa yang ia lakukan????. . . . . .mengakhiri hidupnya.

Kamis, 09 September 2010

Anak, bapak, dan keledai

Suatu ketika ada seorang bapak dengan anakanya sedang melakukan suatu perjalanan menuju suatu tempat. Mereka tidak mempunyai kendaraan, mereka juga tidak punya kuda yang gagah berani, yang mereka punya hanyalah seekor keledai kecil. Perjalanan mereka cukup jauh dan harus melewati beberapa desa.

Suatu ketika mereka melewati desa pertama. Karena mereka hanya memiliki keledai yang kecil. Jadi mereka berdua tetap berjalan kaki dan menuntun keledai mereka. Namun terdengar ucapan – ucapan dari warga desa di sepanjang perjalanan. “Tuh liat mereka punya keledai tapi malah jalan kaki, kan percuma”, kata orang – orang desa.

Saat memasuki desa ke dua, menyikapi ucapan warga desa di desa pertama, akhirnya keledai itu dipakai sebagai kendaraan. Tapi karena keledai itu kecil. Si ayah mengalah untuk anaknya. Si anak menaiki keledai tersebut dan si ayah berjalan kaki dalam menempuh perjalanan. Tapi ternyata terdengar kembali ucapan dari warga desa di desa kedua. “Tuh. . liat anak gak sopan sama orang tuanya, masa dia enak – enakan naik keledai, bapaknya di biarin jalan kaki”

Tibalah mereka di desa ketiga. Menyikapi ucapan warga di desa kedua akhirnya mereka bergantian. Si ayah yang naik keledai, sementara si anak berjalan kaki. Namun ternyata terdengar kembali ucapan yang tidak mengenakan dari warga di desa ketiga. “Tuh. . liat bapak yang gak sayang sama anaknya, tega bener anaknya dibiarin jalan kakai, eh, , dia sendiri enak – enakan naik keledai.”

Perjalanan mereka telah sampai di desa keempat. Menyikapi ucapan warga di desa sebelumnya. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk sama – sama menunggangi keledai itu. Namun tetap saja terdengar omongan warga di desa keempat yang tidak mengenakkan. “Tuh. . liat bapak sama anak sama aja, nggak kasian sama binatang, masa keledai sekecil itu dinaiki berdua.”

Setelah itu mereka tiba di desa kelima. Mereka sudah muak mendengar ucapan yang tidak enak dari warga desa yang dilewatinya. Begini salah, begitu salah. Akhirnya menyikapi ucapan warga di desa – desa sebelumnya. Mereka berdua sepakat untuk sama sama berjalan kaki dan si keledai mereka gendong bersama – sama. Ternyata apa yang terjadi di desa itu, Warga desa beramai – remain berbondong bondong melihat mereka. Mereka pun kebingungan apa yang terjadi. Lalu terdengar teriakan dari salah satu warga dan diikuti warga lainnya di desa kelima . “Orang gila . . . orang gila. . . orang gila. . . . Bapak sama anak sama – sama gilanya. Masa keledai buat ditunggangi digendong.” Hahahahahhaha seluruh warga desa pun menertawainya. Diantara seluruh desa yang mereka lewati di desa kelima lah ucapan warga yang paling menyakitkan.

Minggu, 11 April 2010

KISAH ANAK ELANG DAN INDUKNYA


Di tebing - tebing yang curam dan tinggi, disanalah burung - burung elang membuat sarang. Seekor induk elang terus mengerami telurnya dan menjaganya. Setelah telur - telurnya menetas dan menjadi anak - anak elang yang lucu. Setiap hari induk elang tersebut terbang mencari makanan untuk anaknya, tak hanya itu, ia terlebuh dahulu mengunyah makanan itu terlebih dahulu sebelum diberikan pada anaknya agar anak -anaknya tidak kesulitan mengunyah.

Namun apa yang terjadi setelah anak - anaknya sudah agak dewasa. Si ibu elang itu melemparkan anak - anaknya dari tebing yang sangat tinggi. Anak -anak elang itu terjun melesat menuju permukaan bumi terhsap oleh gaya potensial gravitasi. Mereka pun dilanda kebingungan dan kecemasan, "apa yang ibu lakukan?", tanya mereka dalam hati. Tapi di tengah rasa ketekutan yang mereka alami, mereka pun mulai membuka sayapnya, kemudian mengepakannya perlahan - lahan, dan akhirnya mereka melayang di udara.

Lalu mereka pun menghampiri induknya yang juga sedang terbang, "ibu. . ., apa yang ibu lakkan?", " Apa ibu ingin membunuh kami?" tanya anak - anak elang itu. Si ibu pun hanya tersenyum, kemudian bertanya kembali, "nak. . .bagaimana rasanya terbang bebas di udara?".

Saat itu anak - anak elang itupun baru mengerti apa maksud ibunya. Sobat - sobat sekalian pun pasti mengerti maksud cerita ini.

Kamis, 25 Februari 2010

Keistimewaan hidup seorang raja

Dikisahkan di suatu kerajaan, hiduplah seorang raja yang amat kaya. Mungkin kekayaannya takkan habis sampai 7 turunan 8 tanjakan. Namun raja tersebut tidak merasa bahagia dengan kekayaaanya itu. Oleh karena itu rja tersebut bermaksud untuk mengundang orang-orang bijak dari seluruh penjuru negeri. Dan terkumpullah 100 orang bijak di istana.

Lalu sang raja bertanya pada seluruh orang bijak tersebut. "Menurut kalian hal apakah yang paling istimewa dalam kehidupan manusia?". Seluruh orang bijak itu berpikir sejenak, kemudian menuliskan jawaban mereka di selembar kertas. Jawabannya pun macam - macam, ada yang menjawab yang paling istimewa dalam hidup adalah ketika manusia menjadi kaya, saat ia mendapat hadiah, saat ia menikah, saat ia terkenal, dan sebagainya hingga terkumpul 500 jawaban. Namun jawaban itu masih terlalu banyak, kemudian raja itu menyuruh orang bijak itu untuk meringkasnya, setelah itu terkumpullah 100 jawaban, namun masih terlalu banyak.

Seluruh orang bijak itu pun berkumpul dan mendiskusikannya hingga akhirnya hanya 10 jawaban hal yang istimewa dalam hidup manusia. "Namun 10 hal tentu aku tak mampu mengingatnya setiap saat dengn usiaku yang sudah senja, tolong diringkas lagi" kata sang raja. Lalu 100 orang bijak itu pun berkumpul kembali dan berhasil menyimpulkan bahwa ada 2 hal yang istimewa dalam hidup manusia, yaitu saat ia dilahirkan, dan saat ia mengerti untuk apa ia dilahirkan.

Semenjak saat itulah sikap sang raja berubah 180 derajat, yang tadinya ia dikenal sebagai raja yang gemar mengumpulkan kekayaan, namun sekarang ia tidak lagi mengumpulkan upeti dari rakyatnya, bahkan ia sering membagi - bagikan hrtanya kepada rakyat, ia juga menjadi lebih bijaksana. Menyediakan lapangan pekerjaan, dan lai - lain sehingga kerajaanya menjadi kerajaan yang amat makmur kala itu.
Ya...di usianya yang sudah senja ia baru mengerti untuk apa ia dilahirkan, dan ia merasa kehidupannya jauh lebih baik dari sebelumnya, begitupula dengan kerajan yang ia pimpin.

Sabtu, 12 Desember 2009

“KARNA SOMONG BISA HANCYUR”

Di suatu gudang material berkumpulah beberapa elemen bangunan seperti kayu, beton, dan baja. Mereka berkumpul dengan kelompok mereka masing – masing yang sejenis.
Ketika tak ada seorang pun di gudang yang luasnya sekitar 70 x 30 meter itu, si beton tiba – tiba berbicara,” Hai teman – teman tau ga sich lho . . . denger – denger bakal ada yang datang kemari mau mencari bahan bangunan yang dipake buat proyeknya.”.

“Oh ya. . . ? “ kata si baja. “Pasti orang itu mencari baja.”
“ Ah yang benar saja ……, yang paling banyak dipakai kan beton karena kita yang terkuat, hahaha. . . .. “ kata si beton dengan sombongnya.

Si baja pun membalas :” Heiheihei. . . .kamu sadar ga sich kamu tuch cuma punya kekuatan tekan aja, kekuatan tarikmu lemah sekali. Makanya kamu selalu butuh tulangan yang terbuat dari apa temen – temen?. . . .. “bajaaaaaaaaa” jawab teman – teman si baja. Lagipula penampang kamu tuh udah besar berat lagi, uhh…….nambah – nambah beban struktur aja.

“ Hei bajakan, kami lebih tahan api dan pengaruh lingkungan, ga kaya kamu yang bisa karatan kalo ken aer. Hahaha. .. . . .. si baja takut aer temen – temen hahaha. . . . . . .

Lalu si kayu jati yang berada di tengah – tengah mereka berbicara, “ sudah – sudah ga usah ribut, kalian tuch sama – sama berat dan sulit dikerjakan, pasti yang datang nanti milih kayu jati, udah kuat, ringan, mudah dikerjakan lagi.”

Si baja ngomong lagi : “ Ah . . … . .paling juga nanti dimakan rayap. Hahahahahh. . . . ..

“ Keresek, kurang belajar sia teh palentong” kata si kayu jati yang tidak terima dihina begitu saja.

Si beton pun kembali berbicara :” Lebih baik kita semua buktikan siapa yang terkuat. . .!”

“ Oke siapa takcute”. kata si baja.

Perkelahian mereka pun tak terhindarkan lagi.” Tangtingtung der. . . . .tangtingtungder. . . . tangtingtungdar. . . .tangtingtungdar. . .. tangtingtungdarder. .. .tangtingtungdarder. . . .tangting tingtangtingtung. .. .tangting tingtang tingtung. .. .tangting tingtang tingtung. . . .tokdarder. . . .tokdarder. . . .dagdigdug dwer. . . .dag dig dug dwer. .. .. . . “ begitu kira – kira suara perkelahiannya.

Si bamboo yang sudah aga tua yang berada di pojok gudang itu mencoba melerai mereka. “ Sudah. ..sudah cukup hentikan semua ini, kita semua seharusnya saling bekerja sama bukan seperti ini cara tuk membuktikan kekuatan. Bukankah kita semua ada untuk saling melengkapi.”

“ Ah. . .diam kau pak tua, ini adalah pembuktian siapa yang terkuat” kata si baja.
“ Jangan ikut bercampur pak tua ini adalah urusan kita, kalau kau ikut barcampur, kau pun akan kuhancurkan.” Kata si beton.
“Ja. . . udah jangan dipeduliin omongan si pak tua, kita terusin lagi yuk berantemnya”
“ Ayo ton. . .”

“ tongnangtung. . .tongnangtung. . .tongnangtung. . . .lutungtongnangtung. . .lutungtongnangtung. . .lutungtongnangtung. . . . .taktiktuktaktiktuktaktiktuk. . . .. turutungtutung. . . turutungtutung. . . .turutungtutung.” Itu bukan bahasa Thailand, tapi itu suara pertarungan mereka. Pertarungan itu pun terus berlanjut sampai terdengar suara pintu gudang yang dibuka.” Karoket. . .karoket. . .karoket” bunyi pintu gudang terbuka. Secara spontan mereka pun menghentikan pertarungnnya.

Rupanya si pemilik gudang yang datang beserta calon pembeli material. “ Oh silakan pa, ini semua material – material yang saya jual”. Kata si pemilik gudang kepada calon pembeli. “ Apa bapak mau beli baja, beton, atau kayu jati semuanya ada di sini pak. Pokonya semua barang yang ada disini muaaaantep pak berkualitas tinggi dibuat tanpa sentuhan tangan, dengan 2 kali penyaringan.

“ Emh. . . . .sebenernya saya Cuma ingin beli bamboo yang ada di pojog situ tuch. . “ kata si pembeli sambil menunjuk ke bamboo itu. “Lagipula beton disini udah pada retak, bajanya juga dah rada bengkok, trus kayu jatinya juga pada patah”.

“ Ah masa ko bisa jadi begini yah, perasaan tadi pagi masih bagus. “ Atau gini deh pak, kalo bapak mau beli baja, beton, atau kayu jati, saya bisa sediain yang baru. Gimana pak?”

“ Oh ga usah pak saya Cuma butuh bamboo tua, lagipula proyek yang akan saya kerjakan adalah proyek pembangunan kandang ayam. Konstruksi kandang ayam ga usah pake material yang kuat, paling bebannya Cuma beberapa kilo. . .. ea. ..kalo pake baja atau beton berarti pengarang kau. . . dukun kau”.

“Loh bukannya mau ngebangun hotel?”Tanya si penjual.
“Ia hotel buat ayam – ayam saya menginap. . .ayam tetangga juga boleh, atau ayam siapapun juga boleh nginep disitu kecuali ayam kampus eh. . . ayam. .. . ayam.

Akhirnya pembeli itu membeli bamboo tua yang tidak rusak seperti material lain yang ada di gudang itu, karna si bamboo tidak ikut berantem. Lalu bagaimana nasib si beton, baja, dan kayu jati?

Si beton yang dah retak akhirnya pecah dan dibuang ke comberan agar jalan tidak becyek biar bisa dilewati tukang ojyek sama tukang rujyak. Sementara itu si baja dijual ke tukang loak (tukang besi rongsokan). Sedangkan si kayu jati lebih tragis lagi, ia oleh tukang sate te sate dijadikan areng.

Teman – teman yang istimewa. . .cerita ini hanyalah fiktif belaka, kalau ada kesamaan tokoh itu hanya kebetulan saja. Jadi jangan percaya. Tapi percayalah bahwa kesombongan dapat menyebabkan kehancuran, contohnya Fir’ aun Qorun, dll. Maka rendah hatilah dalam bersikap dan tingi – tinggilah dalam menggapai cita – cita.
Intina mah mun ceuk orang tasik jeung orang garut mah “tong somong lah” mun somong dibaledog ku senok temok.

Original creted by : ***** ******* *****
(dirahasiakan bisi disangka somong)

Selasa, 27 Oktober 2009

PERSAHABATAN WAKTU DAN HIDUP

Al kisah ada seorang yang bernama hidup. Ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sering sekali bermain – main dengan temannya yang bernama riang dan senang. Ia juga selalu bersama seorang teman yang bisu yang tak pernah diketahui siapa namanya. Begitulah si hidup, setiap hari hanya bermain – main saja sehingga ia setelah ujian nasional hanya bisa meneruskan ke SMP swasta. Sedangkan si riang dan senang masuk ke SMP negeri. Namun demikian, temannya yang bisu masuk ke SMP swasta yang sama dengan si hidup, walaupun ia sebenarnya diterima di SMP negeri.

Di SMP itu si Hidup mempunyai teman baru SI Malas, Si Santai, dkk. Kali ini si hidup lebih sering menonton TV, tidur – tiduran, dan bersantai – santai. Ya. . wataknya sama dengan kedua taman barunya. Nilainya pun jelek – jelek. Dan setelah ia lulus SMP, Ia hanya bisa masuk ke SMA swasta yang kualitasnya rendah dan ia lulus dengan predikat sangat memuakkan alias nilainya pas – pasan. Dan lagi – lagi temannya yang bisu itu mengikutinya masuk ke SMA itu walaupun nilainya bagus.

Di SMA itu si Hidup kembali puny ataman baru yang bernama si Nakal, si Anarki, si Gaul buruk. Rupanya disana si Hidup terlibat salah pergaulan, ia suka mabuk – mabukan bersama teman – temannya, ia suka tawuran, bahkan ia sampai terjerumus narkoba sampai – sampai ia dikeluarkan dari sekolahnya. Dan temannya yang bisu itu sebenarnya ingin sekali menasehatinya namun apa daya ia tidak bisa berbicara. Rupanya si Hidup bukan hanya pemakai narkoba, tapi juga sebagai pengedar narkoba. Ia pun akhirnya diciduk polisi dan dijebloskan ke dalam penjara setelah kedapatan menimbun 2 ton ganja, 1 ton putaw, dan 50.000 butir pil extasi. Dan ia divonis penjara seumur hidup.

Di balik jeruji besi ia hanya bisa menangis bersama si serdih dan si murung yang juga ada di dalam penjara. Sementara si Bisu terus menemaninya dari luar penjara.

Tahun demi tahun ia lalui di dalam penjara hingga usianya senja. Si bisu pun terus menemaninya. Hingga suatu ketika si Hidup terkena penyakit parah. Ia dibawa oleh petugas penjara ke rumah sakit. Kini tak ada satu pun teman yang menjenguknya, kecuali si Bisu yang selalu menemaninya.

Di tengah kondisinya yang sedang sekarat. Ia pun bertanya kepada si bisu,
“Hai temanku, kenapa engkau selalu menemaniku, sebenarnya siapakah kamu ?”
Si bisu yang tidak bisa bicara akhirnya ia bisa bicara dan menjawab pertanyaan itu. “ Hai hidup, bukankah aku selalu ada di saat engkau senang ataupun sedih, disaat engkau berbuat baik ataupun buruk, tapi sepanjang hidupmu engkau tidak pernah menghargaikuhingga kau seperti ini.” Kata si bisu.
“Sebenarnya siapakah kamu ?” kata si Hidup
“Aku adalah waktu, dan sudah saatnya aku pergi darimu.” Jawabnya.

Tak lama kemudian si Hidup pun menghembuskan nafas terakhirnya dan ia baru menyadari semuanya di akhir hidupnya.

Itulah kisah seorang yang tidak menghargai waktu. Padahal waktu selalu ada di sepanjang nafas kita. Dan ketika waktu pergi dari hidup ini, tak bisa mengubah segala yang telah terjadi.

Rabu, 05 Agustus 2009

Gara-gara Satu Koin

Di suatu tempat di atas bumi ini tinggallah 2 orang bersaudara. Sebut saja Si Untung dan Si Alan. Si Alan mempunyai cita-cita yang sangat tinggi sekali. Ia ingin sekali menjadi orang yang paling sukses di seluruh dunia. Sedangkan Si Alan mempunyai prinsip yang sederhana dalam hidupnya yaitu ”Do Better”. Menurutnya, Ia harus melakukan sesuatu yang lebih baik.

Walaupun Si Alan mempunyai cita-cita yang sangat tinggi, namun dari segi prestasi justru Si Untung lebih baik darinya, baik prestasi akademis maupun non akademis. Si Untung banyak mengikuti lomba-lomba mulai dari yang berhubungan dengan seni, olahraga, maupun akademis. Walaupun seringkali gagal jadi juara, tapi juga prestasi yang didapatkannya. Sedangkan Si Alan jarang sekali mengikuti lomba-lomba. Ia merasa malo, ragu, dan takut apabila nantinya gagal, takut dicemooh orang, atau mungkin terluka. Ia lebih sering melamunkan masa depan dan cita-citanya.

Suatu hari dikampungnya diadakan suatu perlombaan menyembut 17 agustus. Perlombaan itu yaitu mencari koin-koin yang telah disembunyikan oleh panitia. Si Untung pun mengikuti perlombaan tersebut, Si Alan juga setelah dibujuk Si Untung akhirnya mau juga ikut lomba itu. Ada 5 koin yang disembunyikan panitia dan para peserta harus menemukan koin-koin tersebut. Setiap peserta juga diberikan peta petunjuk disembunyikannya koin-koin tersebut.

Preeet. . . . . !! Bunyi terompet tanda dimulainya perlombaan terdengar. Perlombaan pun dimulai. Semua peserta mencari koin-koin tersebut, naik ke pohon, menggali tanah , menyingkirkan semak, nyebur ke kali, semuanya dilakukan oleh para peserta. Jika dilihat dari peta, ada 4 koikoin yang disembunyikan di daerah yang sama, sementara 1 koin lagi letaknya sangat jauh di puncak gunung yang curam dan berbahaya.

Di saat peserta lain berusaha keras mencari koin-koin tersebut, Si Alan malah duduk-duduk santai. ”Alan kenapa kamu duduk-duduk saja, kalau begitu kamu tidak akan menang” kata si Untung. ”Males ah . . ., nanti kotor, terus kalo luka gimana. . .” kata si Alan sambil duduk-duduk santai dan bersandar pada sebuah pohon. Namun ketika sedang asyik bersantai, tanpa disengaja tangannya menyentuh sesuatu yang berbentuk pipih dan bulat serta keras. Dan si Alan pun kaget melihatnya. Ternyata yang ia pegang adalah koin yang disembunyikan panitia. Ia pun kegirangan karena menemukan 4 koin sekaligus. Di koin itu masing-masing bertuliskan kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan dan harapan. Ia pun sudah sangat puas walau 1 koin lagi belum diketemukan. ”Aku serahkan saja langsung ke panitia, lagi pula 4 koin saja aku sudah menang, apalagi 1 koin lagi letaknya sangat jauh di puncak gunung yang tinggi”. Kata si Alan. Peserta lain pun sudah menyerah karena tak mungkin lagi mengumpulkan koin lebih banyak. Kecuali si Untung ”masih ada 1 koin lagi yang belum ditemukan, aku tak akan menyerah walau tak mungkin mengumpulkan koin lebih banyak dari saudaraku” kata si Untung.

Si Untung pun pergi mendaki gunung yang curam dan ia terus maju pantang menyerah untuk menemukan koin itu walau sering jatuh, terluka, keringat dan darah pun bercucuran. Di sisi lain sodaranya si Alan menyerahkan koin yang ia dapat ke panitia. Namun panitia belum mengumumkan pemenangnya sampai seluruh peserta berkumpul.
” Si untung itu kaya orang gila saja, sudah jelas tidak akan menang, tapi tetep nyari koin itu” kata peserta lainnya. Akhirnya si Untung pun datang dengan terpincang-pincang dan luka-luka di sekujur tubuhnya. Tapi ia berhasil menemukan koin itu. Di koin itu bertuliskan tulisan resiko. Si Untung pun menyerahkan koin itu ke panitia.

Akhirnya panitia mengumumkan siapa pemenangnya. Panitia : ”Baiklah kami kami akan umumkan pemenangnya. Pemenang lomba mencari koin dan berhak mendapatkan hadiah 1 unit sepeda motor dimenangkan oleh . . . . . si Untung. . . ..!!!. Seluruh peserta lain pun terkejut, terutama si Alan. ”ini tidak adil. . .ini curang. . huuu dasar panitia licik. Saya sudah mengumpulkan 4 koin sedangkan si Untung hanya 1 koin, seharusn7ya aku yang menang” kata si Alan sambil marah-marah.

Namun panitia tidak menggubrisnya. Panitia pun menyerahkan 5 koin yang diperebutkan (koin harapan, kekayaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan koin resiko) kepada si Untung. Selain itu panitia pun menyerahkan 1 unit sepeda motor kepada si Untung. Si untung pun terkejut. ”Mengapa aku bisa menang, padahal aku hanya mengumpulkan 1 koin” kata si Untung. ”Ini sudah keputusan panitia” kata panitia.

Si Untung pun pergi ke tepi sungai dan berpikir. Sementara si Alan pulang dan mengurung diri di kamar lantaran kesal. Setelah sekian lama berpikir di tepi sungai, akhirnya si Untung mendapat jawabannya. Koin yang ia dapat adalah koin resiko, sementara koin yang ditemukan si Alan adalah koin kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan, dan harapan. Tapi si Alan tidak berani mengambil koin resiko karena terletak di tempat yang sulit. ”Ya. . . .mungkin dalam hidup ini kita tidak akan mendapatkan harapan, kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan apabila kita tidak berani mengambil resiko” itulah yang si Untung pikirkan.

Sabtu, 18 April 2009

Durian & Semangka

Di suatu desa huiduplah seorang kakek tua. Kulitnya sudah keriput, Ia berjalan denan bongkokdengan bantuan sebuah tongkat. Selain itu sydah beberapa tahun ini ia terkena penyakit exim. Ia hidup sebatang kara. Namun ia tetap tegar. Walaupun ia miskin teteapi ia sering bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Ia menyimpan sebagian besar hasil panennya di depan rumah orang yang membutuhkan, karena keikhlasannya ia tidak ingin orang tau siapa yang memberikannya..

Suatu ketika ia ingin berkelana untuk mengadu nasib dan melihat kehidupan luar. Lalu ia pun pergi berkelana. Tapi selain berkelana ia juga bercelana pastinya. . . .hehe. . .

Suatu hari ia tiba di suatu kerajaan yang dipimpin oleh raja yang gagah namun ia sangat kejam. Ia kerap kali menagih upeti yang besar kepada rakyatnya. Ia juga sering mengambil anak-anak untuk dijadikan tumbal.

Kakek itupun di tengah perjalanan berjumpa dengan sang raja. Melihat si kakek tua, si raja pun langsung menghujatnya. ”Hei dasar kau kakek tua yang menjijikan minggir kau jangan menghalangi jalanku” kata sang raja. Raja itupun terus menghujat si kakek sampai akhirnya datanglah seseorang yang berbaju putih. ”Sudahlah, bukankah perjalananmu lebih penting wahai sang raja” kata orang itu. Lalu ia pun menawarkan durian dan semangka pada sang raja.
Orang itu : ”Wahai sang raja, manakah yang engkau mau, durian atau semangka?”
Raja : ”Tentu saja aku pilih semangka. Lihat saja durian itu, sudah berduri, kasar, juga terlihat busuk”.
Orang itu : ”Baiklah, semangka ini untukmuwahai raja, dan durian ini ku berikan untuk si kakek”.

Di perjalanan, sang raja merasa lapar dan haus, lalu ia membelah semangka itu, dan ia begitu terkejut melihat isi semangka itu ternyata busuk dan terdapat banyak ulat serta mengeluarkan bau busuk. ”Kenapa semangka ini busuk”kata sang raja. Si semangka itu pun bicara, ”Hai raja aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebarkan”. Sang raja pun mati karena menghirup bau busuk itu.

Di tempat lain sang kakek membelah durian yang terlihat busuk itu (emang jupe belah duren. .. hehe. . ). Setelah dibelah ternyata teksturnya sangat indah dan mengeluarkan keharuman. Lalu ia memakannya, dan ternyata rasanya sangat enak. Seketika itu juga penyakit eximnya sembuh dan kulitnya tak keriput lagi serta ia menjadi muda kembali. Lalu durian itu pun berbicara, ”Hai kakek, aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebar”.

Hari ini kita belajar bagaimana jika kita menebar kebaikan maka kita maka kebaikan pula akan datang kepada kita. Dan apabila kita menebar keburukan maka keburukan pula lah yang akan datang kepada kita. Hidup memang pilihan. . .