Jumat, 01 Desember 2017

MEMORI

Seiring waktu bergulir,
Perlahan semua berlalu,
Seperti kereta yg terus melaju,
Seperti asap yang membumbung ke angkasa,
Seperti tetesan hujan yang menghilang di antara butiran tanah.

Aku hanya berharap takkan hilang dihapus ombak,
Takkan lekang dihapus waktu,
Mungkin semua seperti bulan yang merindukan malam,
Seperti mentari yang merindukan siang,
Seperti padang pasir yang merindukan hujan,
Atau rindu pada waktu yang takkan kembali

Semua kan berubah,
Gugusan bintang di langit,
Arah hembusan angin,
Suara kicau burung di pagi hari,
Semuanya kan berubah,
Seandaianya tak berubah,
Maka waktu yang akan mengugahnya,
Namun hanya ada satu yang takkan berubah,

Memori

Ibarat sebuah tulisan di atas pasir


Ingin ku terbang dalam bulir–bulir angin,
Atau ku terbenam dalam lautan di kala mentari senja,
Karna ku tak sanggup memindahkan gunung,
Atau bahkan memindahkan batu,
Atau hanya memindahkan kerikil,
Ini ibarat sebuah tulisan di atas pasir,

Jika bukan ombak yang menghapusnya anginlah yang menghapusnya.

Harap dan Bahagia

Peluh, lelah namun tampak tak ada rasa lelah,
Rambutmu yang mulai memutih,
Kulitmu yang mulai bergaris,
Tak membuat kau terlihat lelah,

Yang selalu memberi laksana mentari,
Yang selalu meneduhi laksana awan,
Yang berhati luas laksana lautan,
Yang selalu berkorban laksana hujan,

Tak banyak kata terselip nama,
Namun di setiap engkau menengadahkan tangan,
Terselip nama yang tak terucap dari bibirmu,
Namun terpancar dalam hatimu dan raut wajahmu,
dan engkau terbangkan ke angkasa.

Dengan penuh harap dan bahagia.

Di Tengah Diam


Pernahkah kau berpikir, mengapa batu karang hanya terdiam di terpa ombak besar
Pernahkah kau merenung, mengapa sang rumput hanya terdiam dimakan sang kambing.
Pernahkah kau pahami, setiap tetes hujan yang turun dari sang awan membasahi bumi
Pernahkah kau mengerti, setiap butir pasir yang hanya pasrah mengikuti hembusan angin,
Pernahkah kau tau, mengapa setiap daun yang jatuh ke sungai mengikuti riak arus gelombang sungai.

Jika anda tak berpikir, tak merenung, tak memahami, tak mengerti, dan tak pernah tau mengapa, anda tak salah
Tak pernah salah, anda tak salah. Karna memang semuanya begitu adanya.
Tapi pernahkah kau tau ada apa di tengah kediamanku,
Ada apa di tengah kebisuanku,

Aku bukan terpaku, atau terhenyak,
Sering ku berpikir tuk memahami,
Memahami diriku sendiri,
Memahami semua yang terjadi,
Memahami setiap waktu yang bergulir,
Tapi sering ku tak menemukan jawabannya,

Semuanya misteri, Seperti halnya ilmuan yang tak pernah mengerti berapa jumlah bintang,
Seperti halnya awan, yang tak pernah mengerti apa arti hujan,
Seperti halnya bumi yang tak pernah mengerti apa arti angin
Seperti halnya api yang tak pernah mengerti apa arti asap.
Semuanya tak salah, tak ada yang salah,
Kecuali diri ini.

Tapi biarkanlah aku membuka jendela kamarku dan membiarkan sinar mentari menyapa ke setiap sudut ruangan.
Dan aku,
Disini hanya aku,

Memandang awan mengarungi angkasa bersama sang angin.

BISA


Berdiri di tengah kesunyian, hanya disoroti cahaya lampu jalan,
Atau di tengah gurun, diantara butiran-butiran pasir yang terhempas angin, di bawah teriknya panas matahari,
Kadang pula di tengah es, di kutub utara yang dinginnya menghujam menembus epidermis hingga ke tulang,
Apa yang anda rasakan ketika sendiri?
Haruskan berteriak sekeras mungkin di atas sebuah tebing?
Ataukah melempar batu sejauh mungkin ke lautan yang terbentang luas?
Tidak,
Bukan itu,
Tapi genggamlah tanganmu,
Genggamlah sekuat mungkin,
Bakarlah api semangat dalam dirimu,
Katakanlah bahwa kau BISA,
Bahwa kau bisa menaklukkan ketidakberdayaanmu yang menyelimuti tubuhmu saat ini,
Bangkitlah!
Melompatlah!

Dan teriaklah, BISAAAAAAAAAAAA. . . . . .!!!!!!

BAHTERA


Sejauh mata memandang yang terlihat hanya lautan biru yang amat luas, yang dibatasi langit yang juga biru dan amat luas.
Awan – awan membentuk barisan,
Mentari pun bersembunyi di balik awan,

Hanya sebuah bahtera yang bernakoda yang berharap menepi di sebuah pulau yang indah.
Namun tak mengerti kemana arah.
Tak ada kompas, bahkan tak ada layar, dan tak ada kemudi.
Mesin kapal pun seolah kebingunagan di tengah gemuruh ombak, di tengah tiupan angin laut.
Bahtera ini sungguh terombang ambing di elevasi permukaan air laut.

Apa yang kau tunggu?
Haruslah terdampar di pulau asing?
Ataukah menabrak batu karang yang kokoh ?
Atau bahkan haruskah tenggelam di tengah luasnya samudra dan menjadi rumah bagi ikan – ikan ?

Wahai bahtera, apakah akan terus begini hingga datangnya senja ?
Hingga mentari beranjak dan memindahkan sinarnya
Bergeraklah. . . melajulah. . . .
Walau ombak menghadangmu.

Dan turunkanlah jangkarmu di pulau terindah.

Aku Tak Suka Puisi

Aku tak suka puisi
Aku tak suka membaca puisi
Aku tak suka menulis puisi
Karena aku tau kamu tak suka puisi
Kamu tak suka membaca puisi
Kamu tak suka menulis puisi
Puisi hanyalah untaian kata tak bermakna
Puisi hanyalah suatu bentuk kebohongan
Ada penyair yang mengatakan :
“Aku merasa sepi di tengah keramaian”
“Aku merasa dingin di tengah gurun yang tandus”
“Engkau bagaikan awan  yang muncul dari balik mentari”
“Suaramu bagaikan kicauan burung di dalamnya lautan”
Semuanya penuh dengan kata yang konyol
Semuanya bohong
Aku tak suka puisi
Aku tak suka membaca puisi
Aku tak suka menulis puisi
Puisi hanyalah kata – kata gombal yang tiada berarti,
Puisi hanyalah expresi dari penulis yang tiada berarti,
Aku tak suka membaca puisi,
Aku tak suka menulis puisi,
………………………,
Ooops. . . apa yang sedang aku tulis
Rupanya ini yang kukatakan suatu kebohongan
Suatu kebohongan dari seorang penyair
Aku bilang aku tak suka membaca puisi
Aku bilang aku tak suka menulis puisi
Tapi apa yang aku tulis
Ternyata aku seperti ikan yang berkata tak suka berenang
Aku seperti singa yang berkata tak suka makan daging
Tapi aku tak jauh beda denganmu
Kamu bilang kamu tak suka membaca puisi
Tapi apa yang kau baca saat ini
Inikah yang dinamakan kebohongan
Kebohongan dari kata yang ku ucapkan
Dan kebohongan dari kata yang kau ucapkan
Atau justru inikah kejujuran
Kejujuran dari hati yang tak pernah bohong

Pria Ikal


Aku hanyalah pria ikal,
yang kadang tak terlalu punya akal,
Yang juga tak punya semangat yang kekal,
Mungkin semangatku hanya sejengkal,
Mungkin pikiranku terlalu dangkal,
Hanya sejengkal harapan tuk mengucap kata bakal,
Karna ku tak pernah berdiri tegak di atas tangkal,
Mungkin aku terjungkal,
Hingga ke pangkal,
Seperti laksana brangkal,
Tapi aku bukanlah anak yang nakal,
Dan aku juga bukanlah preman yang suka mangkal,
Aku juga bukan penjahat yang membuat orang takut terpingkal – pingkal,
Dan aku selalu berusaha, walau hanya selalu berusaha tuk menyangkal,

Tapi Yang kulakukan hanyalah bertawakal.

Selasa, 10 Oktober 2017

Pikiran selalu bisa menghasilkan sejuta alasan tuk menunda



Aku nggak tau. Kenap pikiran selalu bisa menghasilkan sejuta alasan tuk menunda suatu action positif. Aku tau itu, Secara teori aku tau mengatasinya. Tapi seolah alam bawah sadar memerintahkan seluruh anggota tubuh ini tuk terpaku membiarkan sang waktu pergi meninggalkanku.

Apakah harus kubiarkan. Tentu tidak. Yang harus ku lakukan adalah...................NO mind..........ya no mind. jangan mikir. 

Kita emang ga tau apa yang terjadi hari esok, satu jam yang akan datang, satu menit yang akan datang, atau bahkan satu detik yang akan datang. Ya, semuanya serba tak pasti.
Tapi aku nggak tau kenapa pikiran selalu mencari situasi terbaik. Bahkan ketika situasi sudah begitu baik. Kamu masih menunggu situasi yang lebih baik itu datang. Namun ternyata situasi terbaik itu telah kamu lewatkan dan tak datang lagi. Sering kali begitu dan selalu begitu. Dalam hal - hal kecil apalagi dalam hal - hal besar.

Ah sudahlah, kamu nggak usah banyak berpikir, nggak usah banyak nulis. Just action now

Contoh Proposal ke Penerbit



Ini contoh proposal yang saya kirim ke penerbit untuk meyakinkan penerbit mau menerima naskah saya:

Buku yang saya ajukan waktu itu adalah Novel Tangguh Perkasa

Kenapa Buku Ini Layak terbit dan Best Seller

Saya mengerti bahwa setiap naskah yang masuk ke penerbit akan dipertimbangkan dari segi kualitas dan juga nilai jual. Oleh karena itu saya menuliskan proposal singkat ini untuk meyakinkan penerbit bahwa naskah ini layak terbit, dan layak menjadi best seller.

Berikut beberapa hal yang saya yakini bahwa buku ini layak terbit secara nasional dan layak best seller :

> Dari segi kualitas Buku dan Nilai Jual :

·         Tema cerita yang berbeda dari kebanyakan Novel.
Novel ini merupakan Novel inspiratif yang menceritakan tentang perjuangan seorang anak yang dulunya dianggap lemah. Namun ia berusaha untuk menjadi anak yang tangguh. Hingga akhirnya ia bisa menyelamatkan desanya.
Novel ini juga tentang perjuangan mengejar impian, cinta, dan perjuangan untuk menemukan kembali anggota keluarga yang sempat terpisah.

·         Terdapat kutipan inspiratif
Dalam Novel ini ada kutipan-kutipan inspiratif yang dapat memotivasi pembaca

·         Gaya penceritaan yang menarik
Gaya penceritaan novel ini sangat mudah dimengerti dan sangat menarik. Ada lucunya, dan ada pula banyak nilai dan kata-kata inspiratif di dalamnya. Sehingga pembaca tidak akan bosan membacanya.

·         Cover yang menarik
Saya telah membuat desain cover yang menarik bagi pengunjung toko buku yang melihatnya sehingga tertarik untuk membeli.  Namun saya rasa penerbit juga bisa menghasilkan cover yang menarik. Saya bisa memberikan masukan agar buku ini terlihat menarik untuk dibeli.

·         Direkomendasikan oleh Merry Riana (Motivator Wanita No.1 di Indonesia dan Asia)
Novel inspiratif ini juga telah diendorse dan direkomendasikan oleh Merry Riana, motivator wanita no. 1 di Indonesia. Yang buku-bukunya pun telah laris di pasaran. Dan beliau adalah tokoh yang sangat dikenal sebagai motivator, pengisi acara talkshow di radio, pengisi acara motivasi di TV, dan lain sebagainya. Jadi buku ini memiliki nilai jual yang tinggi untuk diterbitkan dan menjadi best seller.

Berikut adalah kata-kata Merry Riana tentang buku ini :

"Tangguh Perkasa karya Rival Ardiles adalah novel yang ringan dan menarik. Kisah hidup Tangguh, mengingatkan kita semua bahwa tak ada yang mustahil. Bekerja keras membawa Tangguh berhasil mencapai apa yang Ia inginkan. Dalam setiap pikiran, dalam setiap harapan, Tangguh terus percaya bahwa apa yang ia perjuangkan pasti akan membuahkan hasil, dan Tangguh telah menjadikan nyata kegigihannya tersebut. Buku ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi Anda semua. Tidak peduli bagaimana latar belakang keluarga Anda, tidak peduli keterbatasan ekonomi yang Anda miliki, Anda pasti bisa menggapai semua mimpi, asal Anda yakin dan terus berusaha. Baca buku ini, perjuangkan mimpi Anda, dan berkaryalah untuk negara kita tercinta. Indonesia, Pasti Bisa!"

Novel ini mulai ditulis tahun 2010 dan selesai tahun 2011. Namun setelah itu saya mengevaluasi berulang-ulang, membaca berulang-ulang dan memperbaiki berulang-ulang serta membandingkan dengan novel-novel best seller lainnya hingga akhirnya bisa menghasilkan cerita yang menarik.
Selain dari segi kualitas dan nilai jual buku ini, saya pun siap untuk membantu mempromosikan buku ini melalui media online dan offline. Melalui media online seperti misalnya saya akan mengadakan kuis  yang melibatkan banyak orang untuk men-share di media social, dll. Melalui offline misalnya dengan mengadakan acara-acara seminar, talkshow, bedahbuku, dan lain sebagainya bersama penerbit..

Demikian proposal singkat dari saya ini. Semoga penerbit berkenan untuk menerbitkan karya saya. Dan saya jamin, penerbit takkan rugi.


Trimakasih,

Rival Ardiles S.