Jumat, 17 Agustus 2012

PANGANDARAN NAN EKSOTIS

Jadi keniatan buat nulis liburan di akhir taun yang lalu. Yahhhh seperti biasa di kantor saya (dulu) selalu ada liburan di akhir taun. Di 2 taun sebelumnya ke pangandaran (tp sy ga ikut di tinggal di kantor :( ), trus taun sebelumnya di dufan (tp ga sempat naek tornado :(), dan "kemanakah liburan tahun ini ?" tanyaku dalam hati saat itu.Sempat ada wacana ke beberapa tempat, yang paling digembar - gemborkan adalah pulau tidung. Yaaa banyak temen2 yang pengen menikmati suasana di pulau kecil naneksotis itu. Namun sirna ketika keputusan akhirnya jatuh ke. . . . . . . .pangandaran lagi ahhahahahhaa.

Teman - teman pasti sudah beberapa kali ke tempat itu. saya pun demikian, dari jaman kuliah, kerja, udah beberapa kali ke sana. Awalnya kita merasa kalo kesana tu membosankan.Tapi yaaaaa kita liat aja nanti.. . . . . .

Hari H pun tiba. Kita berangkat dengan 3 mobil. 2 avanza milik kantor. dan satu kijang milik pribadi. Kita yang muda - muda paling rameeeee, paling banyak becandaa kayanya. Waktu itu kita sempat istirahat di rumah makan, makan dilesehan sambil menikmati pemandangan.

makan di lesehan

Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya kami tiba di sana. Tanah yang sudah beberapa kali kita kunjungi sebenarnya. Pantai yang panjang dan dipinggir - pinggirnya berderet para pedagang. Laut nan indah diiringi tiupan angin yang membuatnya bergelombang. Kulihat di satu sudut ada hutan. Yaa itu adalah cagar alam yang pernah aku kunjungi saat kuliah dulu. dan kuharap kita bisa kesana lagi berpetualang menelusuri gua dan membaur bersama monyet - monyet

temen yg lagi maen PS di pangandaran
Saya dan beberapa teman lebih sering maen PS di kamar dari pada pergi ke garis pantai hahahah, liburan yang aneh. Tapi hari itu kami punya ide buat pergi ke tempat eksotis lainnya, Green Canyon. Bukan grand canyon yang di nevada yahhh hihihi.

Kami sampai di green canyon dan harus mengantri berjam - jam karena banyaknya pengunjung. Yah kami cukup bersyukur, dari pada liburan sebelumnya yang tak sempat mengunjungi tempat ini. Tapi saat ini kami kebagean perahu juga tuk melintasi sungai hijau nan eksotis ini.

menelusuri green canyon dengan perahu

Perahu kita melaju menerjang sungai dan kita memandangi pemandangan di sekitarnya. Kita pun berpoto - poto emang dasar pada narsis. Sampai akhirnya perjalanan berakhir di sungai yang pinggir - pinggirnya penuh dengan dinding tebing bebatuan. Sebenarnya katanya di depan tuh pemandangannya bagus banget. Di sana tempat orang pada renang dan dalamnya lumayan beberapa meter. Setiap perenang wajib memakai pelampung. Aku sendiri tidak ikut ke rombongan itu, mugnkin teman2 beranggapan saya tidak bisa renang, padahal bukan karena itu. Yang pertama, sy tidak bawa baju ganti lengkap, trus yang kedua kalo ikut semua siapa yang jaga barang, tp kalo ditanya saya bisa renang ato engga sih jawabannya ya engga hihhhi.

renang di green canyon

Setelah berbasah - basahan di green canyon (kecuali saya). Kita pun mengunjungi pantai yang jarang ada pedagangnyadan jarang ada pengunjungnya. Aku ga tau kenapa ko pantai disini sepi sihhh. Hohohoho ternyata ada benderanya disana hihihi. Rupanya ini pantai yang agak dilarang untuk pengunjung. Mungkin karena palungnya cukup dalam. Kami pun poto - poto di sana sebelum akhirnya kembali ke penginapan dan malemnya maennn PS lagiiiiiiiiiiiii( walaupun ga bisa).

poto - poto di pantai kala senja

Esoknya seperti harapanku, kita berkunjung ke cagar alam. Tapi kali ini pakai pemandu, tak seperti jaman kuliah dulu. Waktu pun lebih efektif karena pemandu pastinya tau jalan. Kami memasuki beberapa gua yang dinding - dindingnya menjulang dana ada pula yang sempit sehingga membuat kami harus merunduk. Di dalam gua tersebut ada bentuk - bentuk batu yang mengagumkan, dari mulai batu yang dipakai kaca benggala di pilem mak lampir, batu kelamin, batu pocong, batu yang kalau di pukul bisa bunyi, dan lain sebagainya.

di gua di cagar alam

Abis dari cagar alam ada beberapa yang mencoba snorkling (bener ga sih tulisannya?) atau menyelam di kedalaman yang rendah di pantai pasir putih. Yaaa memang pantai di situ pasirnya putih, cuma agak miring dan ombaknya agak galak dikit. Tapi tentunya saya ga ikut snorkling yaaa bukan karena saya ga bisa renang (heheheh alasan). Tapi emang ga mau basah - basahan.

snorkling di pasir putih

Tak terasa liburan pun berakhir. Yang tadinya merasa bosen pergi ke pangandaran justru kita merasa itu liburan paling mengesankan. Dan liburan yang paling berkenang. Tak kusangka itu liburan akhir taun divisiku yang terakhir ku alami karena beberapa bulan setelahnya aku keluar dari perusahaan itu dan juga kedua temanku yang keluar lebih dulu. Satu pertanyaan, KAPAN LIBURAN LAGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII. . . . . .  . .?????????


Sabtu, 19 Mei 2012

Resign from my office

2 November 2009 Pertama kali saya bekerja di sebuah kontraktor yang namanya sinonim dari kata ingin. Di sini saya lebih banyak menghabisklan waktu, bahkan lebih banyak dari pada di rumah. Disini tepatnya dari senin sampai sabtu saya duduk di depan monitor, di hadapan kotak - kotak excel dan angka - angka.




Pertama kali lembur sampe tengah malem, sy naek angkot dari cijerah ke cimindi. Dan dari cimindi ke gunung batu dah ga da angkot jadi saya harus jalan kaki di tengah malam nan sunyi. Walau sempat terbesit tuk menyerah, tapi saya tetap bertahan.

Setiap hari naik bus berdesak - desakan sampe hape ilang tak menyurutkan langkahku tuk berangkat ke kantor. Walaupun yang ada sering telat dan ujung - ujungnya di akhir bulan gaji di potong malah pernah dapet SP. Pulang dari kantor kadang malam kadang ampir subuh bahkan rekor pernah sekali sampe jam 10 pagi dan sampe jam 7 pagi.

Ada banyak hal yang saya dapat di kantor ini. Mulai dari kemampuan membuat penawaran harga untuk tender, sampai bisa moto copy dan nge-jilid, hahahha, dan berbagai macam pengalaman.

2 Tahun saya lalui di kantor ini yang lebih banyak lembur dari pada libur, akhirnya saya keluar juga dari kantor itu. Yang bikin saya bertahan disitu adalah solidaritas teman - teman seperjuangan, Futsal, dan acara - acara lain yang menetralisir stressss hahaha.

Mungkin berat buat ambil keputusan ini, tapi 31 Maret 2012 adalah hari terakhir saya bekerja di kantor ini. Keliling kantor dan menyalami semua staff menjadi penutup kisah saya di kantor ini. Dan saatnya mulai membuka pintu dan mulai melangkah. Thanks to MAU


Minggu, 04 Maret 2012

Holiday in Jogja

kadang saya ga pernah mengerti bagaimana batu - batu di jaman dahulu bisa disusun rapi
dan berukir relief - relief yang menghiasi. Dan yang mengagumkan adalah bangunan -
bangunan itu berdiri kokoh sejak dahulu kala.

Januari 2012 kami, ups maksud saya mereka merencanakan liburan ke Jogja. Gue sih ga
terlalu peduli paling cuma kecipratan oleh - oleh, atau minimal poto - poto, atau ga
kecipratan sm sekali. Tapi ternyata gue diajak, katanya sih biar genap aja. Ah, kepaksa juga kynya mereka ngajak gue. Gue sih belaga mikir gitu mo ikut apa ga, padahal gue pengen banget tuh yah soalnya gue ga pernah liburan lebih jauh dari pada pangandaran.

Awalnya kita sempat kesulitan tuk dapetin tiket. Yah maklumlah tuh emang long weekend.
Tapi akhirnya kita dapet tiket keberangkatan kereta di stasiun padalarang.
Hari H pun tiba, tuh sabtu biasanya gue futsal ngebelain ga futsal buat jaga kondisi. Gue berangkat dari rumah abis magrib. Awalnya sempat rada kuatir bakal ketinggalan kereta pasalnya di padalarang rada macet dan kadang ngetem juga tuh angkot yg gue naekin. Tapi akhirnya tiba juga di stasiun padalarang setengah jam sebelum kereta berangkat. Disana udah nungguin temen - temen gue, rupanya gue datang paling akhir diantara yg laen. Padahal secara rumah gue salah satu yg paling deket dengan tuh stasion.

Setelah gue datang, langsung aja kita masuk ke stasion dan menuju kereta yg bakalan kita tumpangin. Dah lama banget gue ga naek kereta. Trakhir kali naek kereta kelas 6 SD, itu juga cuma dari bandung ke padalarang doang. Nah ini ke Jogja yang memakan waktu sekitar 8 jam gituh loh.

Kereta yang kita tumpangin pun berangkat sekitar pukul 8 malam. Kita naek kerata kelas
ekonomi. Sepanjang perjalanan ga ada henti - hentinya para pedagang berlalu lalang, mulai dari yang ngejual nasi, kopi, sampe Pop mie (ooppsss nyebut merek).

Di awal - awal perjalanan seperti biasa kita orang - orang narsis popotoan pastinya.
Sayangnya tuh malem hari jadi ga bisa ngeliat pemandangan dari jendela kereta. Jadi udah capek popotoan yah diem aja atoh kalo ngantuk tidur. Tapi sayangnya udah gue bulak balik badan berapa kali juga tetap aja ga bisa tidur. Yah namanya juga kereta ekonomi kaleee. Jam demi jam berlalu hingga malam kian larut dan lambat laun sang fajar mulai menunjukkan penampakannya. Kita sudah melalui perjalanan berjam - jam lamanya di dalam kereta ini. Dan akhirnya kita pun tiba di Yogyakarta tepatnya di stasiun Lempuyangan. Sebenernya tempat penginapan kita lebih dekat ke stasiun Tugu, tapi tuh kereta ga brnti di tuh stasiun.

Kita pun mulai keluar dari kereta dan tempat pertama yang dituju adalah tempat penjualan tiket. Maklum aja kita cuma punya tiket berangkat, tapi ga tau pulangnya gimana. dan seperti yang udah diduga sebelumnya, ternyata memang tuh hari tiket emang dah abis. Yah begitulah kalo hari libur. Kita lantas melanjutkan perjalanan menuju ke penginapan. Dengan membawa tas yang cukup berat kita terus berjalan - dan berjalan menuju daerah sekitar malioboro. Disekitar situlah penginapan kita nampaknya, tepatnya di hotel Kota. Ternyata cukup jauh juga kasian amat yg pada bawa barang berat. Kalo gue sih dah biasa jalan jauh secara gue waktu kuliah aja disebut geng leumpang.

Sesampainya di hotel, walaupun belum sempat mengistirahatkan mata selama di perjalanan, tapi kami tak lama kemudian langsung bergegas siap siap menelusuri kota
Jogjaaaaaaaaaaa,,,,,,,.

Dengan naek mobil sewaan kita menelusuri tuh kota. Tempat pertama yang kita kunjungi
adalah keraton Jogyakarta. Rupanya disana juga lagi rame. Disana kita bisa liat bangunan keraton, foto - foto sultan dari masa ke masa, sampe kendaraan yang digunakan waktu jaman dulu.

Setelah muter - muter di keraton kita mulai menelusuri tempat lain. Kali itu tempat yang di tuju adalah alun - alun yang ada dua pohon beringinnya. Menurut kepercayaan disana kalo ada yang bisa ngelewatin dua pohon itu sambil nutup mata katanya harapannya bakal terkabul. Tapi gue sih ga percaya sama hal - hal yang begitu, karena menurut gue cuma Yang Maha Kuasalah yang mampu mengabulkan harapan kita. Disana temen - temen gue mungkin penasaran dan mereka nyobain tuh jalan sambil make penutup mata. Dan ga ada satu pun dari temen - temen gue yang bisa ngelewatin dua pohon itu. Keliatan banget yah pikiran mereka ga lurus, mungkin hidup mereka juga ga lurus. Kalo gue sih jelas, rambut gua ga lurus -_-.

Abis dari situ kita menuju pantaiiiiiiiiiii. Di perjalanan kita sempat mampir di salah satu rumah makan yang namanya mbok brewok. Unik juga yah hihihii. Setelah melalui perjalanan yang ga terlalu deket kita sampe juga di Pantai Parang tritis pantainya orang - orang Jogjaaa. Tapi ternyata pantai parang tritis ga sebagus apa yang gue bayangin. Pasalnya ga terlalu bersih banyak sampah yang berserakan di sana sini. Tapi pantai itu cukup rame juga tuh hari. Kita ga terlalu lama di sana. Trus kita coba ke pantai yang satu lagi yang ga terlalu jauh dari sana. Aduh pantai apa namanya saya lupa lagi, tapi disana anginnya kenceng banget. Kalo loncat bisa - bisa kebawa angin. Tapi disitu suasananya enak banget, kita bisa duduk liat deburan ombak yang kenceng banget sambil memandangi sang surya tenggelam.

Abis dari pantai kita balik ke hotel. Trus malemnya keluyuran lagi. Yang laen sih pada belanja tapi gue gaakkk. Budget gue tipisssss banget tuh hari. Bayar hotel aja masih ngutang. Gue cuma beli sebungkus bakpia aja buat oleh - oleh hihii.

Besoknya setelah beres - beres barang kita berangkat ke candi prambanan. Ada beberapa
candi disana yang tersusun dari batu - batu berukir. Rapih banget dan menakjubkan menurut gue. Saat itu pasti belum ada semen buat merekatkan batu, juga belum ada tower crane, atau mobil crane buat ngangkat material - material yang gedee. Pastinya dengan kekuatan otot tuh candi di bangun, tapi luar biasa bangettt dah. Ga terlalu jauh dari situ kita juga sempat naek ATV. ternyata naek ATV gampang banget, ga kaya naek motor kopling yang waktu itu gue belum bisa.

Sorenya kita pulang. Karena ga dapet tiket kereta waktu itu kita pulang naek travel yang ada tulisan manajen artisnya. Rupanya tuh mobil bekas ngangkutin para artis, hihihi jadi serasa artis, tapi huruf r nya diganti U --__--. Perjalanan yang cukup panjang membuat kita terlelap di dalam gelap. Tadinya niatnya ga akan tidur, tapi rasanya kelopak mata berat banget dan gue terlelap sekitar 3 jam. Salut banget buat pa sopir yang ga tidur selama sekitar 10 jam. Atau jangan - jangan dia bisa nyetir sambil tidur, wahhhhh ga mungkin lahh.

Sekitar jam 5 subuh gue sampe di rumah dan jam 7 harus berangkat ngantor lagi.
Haduchhhhhhhhhh. . . . . .kalo aja ga ada pembagian amplop merah ga ngantor kaleeeeeee. tapi gak lah.

Dan itulah liburan terjauh gue hihihih parah yah. Jogjaaaaaa. Rupanya Indonesia terlalu luas

buat gue kunjungin. Thank's to all.



Rival Ardiles


Poto - poto
-----------





Minggu, 15 Januari 2012

Rafting Cileunca

Gemercik air mengalir melewati batu demi batu membentuk aliran gelombang dan bersinergi dengan suasana alam. Riak - riak gelombang itu membawa perahu karet mengikuti aliran dari hulu hingga ke hilir. Mungkin loe bertanya - tanya dimana itu dan apa itu. Oke, gue bakal cerita dikit, tapi dikit aja oke.


Hari minggu pagi gue dan temen - temen gue kumpul di kantor. Pagi - pagi banget cuy jam setengah 6. Yah walaupun berangkatnya akhirany jam 7 kurang.


Hari tuh gue naek mobil angkutan MAU lagi nyang warnanya putih. Gue duduk percis di belakang pa sopir yang sedang bekerja memacu mobil supaya baik jalannya. Hari tuh, tuh mobil rada kosong karna emang pesertanya ga sebanyak waktu janse bulan juli lalu. Di jalan seperti biasa rada berkelak kelok dihiasi dengan pemandangan pegunungan nan hijau dan elok. Di jalan kita sempat liat orang - orang berbaju merah banyak banget bro lagi gerak jalan gayanya ga putus - putus mereka saling menyambung. ga tau dimana ujungnya. Itu adalah rombongan karyawan Kapal Api.


Kami pun tiba di lokasi situ cileunca. Airnya cukup tenang walau keliatannya aga sepi. Tapi pemandangannya bagus juga. Disana pastinya kita poto - poto dulu dong secara kita tuh eh, bukan, mereka semua tuh narsis abezzz getohhh. ga lama kemudian kita dibagi jadi 2 kloter. Dan gue akhirnya dipanggil di kloter pertama bersama banyak teman lainnya. Sementara kloter 2 hanya menyisakan beberapa geng saja.


Sebelum meluncur di aliran sungai, sebelumnya kami diberi pengarahan dulu oleh instrukturnya. Mulai dari memakai pengaman seperti pelampung, dan juga helem, sampai bagaimana memupuk kekompakan saat berada di atas perahu karet nantinya.

Dan akhirnya tiba saatnya memulai naik ke perahu karet. Aku turun secara hati - hati diliputi rasa yang agak cemas menyelimuti qalbu. Jantungku berdegup melihat arus sungai hilir mudik seolah berlari bergerombol melewatiku. Gue sama sekali gak tau ada apa di depan sana nantinya, apakah ada buaya, atau air terjun yang tinggi. Apalagi gue sedikit gak bisa renang heheheh. . . . . Tapi gapapaa da pake pelampung.

Begitu pertama perahu melaju nampak biasa saja dan sedari rumah gue pikir naek yg beginian ga terlalu bikin basah. Sang instruktur pun memberikan aba - aba maju. Namun ketika menemui bebatuan kita harus pindah kiri, pindah kanan, dan bergoyang - goyang di perahu eaaaaaaaaaa supaya perahunya bisa jalan lagi. Dan tibalah saatnya melewati jeram yang menguji adrenalin. Begitu pemandu bilang "Boooooom" kita langsung duduk dibawah dan pastinya basah. Saat itu ada beberapa tim yang harus terguling perahunya dan harus terlempar ke arus sungai yang mengalir. Tapi syukurlah ga dengan perahu yang gue tumpangi . Perahu ini cukup seimbang melaju di atas arus sungai melewati jeram demi jeram. Memang dibutuhkan kekompakan agar perahu tetap seimbang menjalani arus yang bergelombang.

Setelah mengarungi arus kita berhenti dan beristirahat sambil menikmati bandrek, singkong rebus, ubi, dan kacang rebus, pokonya makanan deso bangeettt. Setelah itu kita berjalan sebentar sebelum menuju mobil yang akan mengangkut kita ke lokasi semula. Semilir angin berhembus menyapu badan yg diselimuti baju yang basah membuat badanku menggigil kedinginan. Tapi aku berusaha tuk bertahan dari kedinginan yg menyengat hahay lebayyyy.

Lalu tibalah kloter kedua yang akan mencoba mengarungi arus sungai. Karena peserta kurang dari yang diprediksi jadi ada beberapa orang yang mencoba lagi setelah mencoba di kloter pertama sebelumnya. Dan saya pun ikut pula di kloter kedua tersebut. Sama seperti pengalaman pertama mengarungi arus sungai di kloter kedua pun tak jauh beda dengan yg pertama. Yang berbeda adalah rasa takut yang terasa semakin menghilang. Dan itulah ketika rasa tantangan di hadapi maka rasa takut kian lama kian menghilang dari sanubari. Berikut adalah beberapa momen - momen mendebarkan mengarungi derasnya arus sungai.

Kamis, 01 Desember 2011

ada kalanya rumus matematika tidak bisa dipercaya

Saya terbiasa berjalan kaki ketika pulang kuliah, hampir tiap hari saya berjalan kaki. Dan buat saya sama sekali tak masalah soal itu.

Hari itu saya berjalan menelusuri jalan tuk pulang ke rumah. Tapi saya sembari melihat - lihat adakah penjual koran yang menjual korannya di siang menjelang sore. Loh, bukannya beritanya sudah nggak fresh lagi? Yang menjadi tujuan saya bukan mencari beritanya, tapi ingin mencari iklan pelelangan proyek karena saya mendapat tugas kuliah seperti itu. Tapi memang tak semua koran ada iklan pelelangan tender. Tak semudah menemukan iklan motor, atau lowongan pekerjaan yang hampir di setiap koran ada. Katanya sih ada di koran berinisial MI. Tapi disini tak semudah menemukan koran berinisial PR.

Ketika itu ketika sedang berjalan menelusuri jalan di daerah sarijadi, ada suara yagn memanggil saya dari belakang.

"Mas. . . .mas. . . ..!!" begitu kira - kira.

Dari suaranya seperti suara wanita. Awalnya aku tak yakin suara itu memanggilku, tapi begitu ku menoleh ke belakang ternyata benar orang itu memanggilku. Dan ternyata ia adalah seorang ibu - ibu dan anaknya yang berpakaian lusuh. Ia dan anaknya setengah berlari ke arahku entah apa tujuannya.

Kemudian si ibu itu pun menceritakan maksudnya kepada saya. Ia bercerita bahwa suaminya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Ia hendak ke rumah sakit tapi tak memiliki ongkos untuk naik angkit ke sana. Ia memohon - mohon bantuan kepada saya sembari menangis. Dan saya pun mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dari dompet saya. Saat itu saya kasian sekali pada si ibu dan anak itu yang menangis memohon bantuan.

Tak berapa lama kemudian saya menemukan penjual penjual koran dan ternyata degnan mudahnya saya menemukan koran berinisial MI itu. Kulihat sebentar isinya dan ternyata memang ada banyak iklan pelelangan tender disana. Aku bertanya dalam hati apakah ini kemudahan akibat membantu si ibu tadi.

Beberapa hari kemudian teman saya meminta saya tuk jadi hakim garis pertandingan bola voley pada pekan olahraga mahasiswa. Saya mau saja dan menjadi hakim garis merupakan pengalaman baru. Dan ternyata dari menjadi hakim garis itu saya mendapatkan bayaran yang bisa dibilang cukup menyenangkan. Wajar saja karena itu pertama kalinya saya mendapatkan uang dari hasil sediri. Dan hasilnya ternyata melebihi dari apa yang saya berikan untuk si ibu - ibu yang meminta bantuan tempo hari.

Nah disitu saya berpikir kalau hal - hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan dan memiliki hubungan sebab akibat. Dan fakta yang saya dapat adalah ketika kita memberikan sesuatu sadar atau pun tidak sebenarnya kita tidak kekurangan sesuatu. Disinilah ketika rumus matematika tidaklah bisa dipercaya.

Minggu, 27 November 2011

Nyoba nulis buku

Nggak tau kenapa yah gue lebih ngerasa bebas kalo nulis dibandungkan ngomong. Maka dari itu gue bikin blog ini sejak sekitar 2 oh ampir tiga taun yang lalu. Yah walaupun ga menghasilkan rupiah tapi seneng aja bisa nulis apa yang gue pikirin dan apa yang gue tau.

Tapi gue ga bernti disitu men. Sekarang salah satu obsesi gue, gue pingin nerbitin buku gan. Nah dari sekita setaun yang lalu gue mulai nulis - nulis naskah buku. Alhamdulillah dah 2 naskah beres di taun ini. Gue juga dah kirim ke penerbit naskah itu. Yah gue sih noting to lose aja kalo penerbit ga mau nerbitin.

Sebelumnya gue juga coba kirimin ertikel, cerpen, atau puisi ke majalah atau srat kabar. Tapi alhamdulillah ga da yang mau nerbitin tuh naskah. Buku juga gitu, naskah gue yang pertama "Ada makna di balik cerita" dah gue kirimin ke 2 penerbit. Tapi ga juga ada konfirmasi yang mau nerbitin. Akhirnya gue kirimin aja tuh naskah di penerbit indie yang ga bakal nolak naskah. Yah walaupun penjualan cuma lewat online dan ga bakalan tuh buku nampang di toko buku gapapa lah yang penting buat penulis pemula kaya gue terbit aja dulu.

Nah, naskah gue yang kedua kudu bisa nampang di toko buku. Soalnya yang satu ini gue tulis selama setaun. loh bayangin aja setaun gan gue tulis di tengah kesibukan gue sebagai karyawan yang sering lembur. Judul naskah yang kedua gue "Tangguh Perkasa". Sebuah novel inspiratif kaya gini nih kalo gue buat covernya



dear sdr. rival
naskah anda yang berjudul 'tangguh perkasa' telah masuk ke email kami. selanjutnya, kami akan mengadakan pembacaan terhadap naskah tersebut. dan, hasil evaluasi naskah akan kami kabarkan paling lambat satu bulan dari naskah masuk. trims.

abdul azis sukarno
redaksi


Naskah yang satu ini juga dah gue kirimin gitu kira kira kata redaksi. tapi dah sebulan belum ada konfirmasi. Tapi gue ga bakal bernti gan.

Rabu, 16 November 2011

XLangkah lebih maju dengan internet

Internet saat ini sudah sangat berkembang sekali. Hampir setiap orang sudah menjadi pengguna internet. Sebelum Facebook dan Twitter menjadi jaringan sosial yang paling digandrungi dahulu sempat ramai - ramainya MIRC dan Friendster. Tapi saat kedua jaringan sosial itu sedang berjaya justru saya belum menjadi pengguna internet.

Saya sendiri terbilang cukup telat melek teknologi internet. Saya mulai menjadi pengguna internet yaitu disaat akhir tahun 2008. Sebelumnya saya hampir tidak pernah memakai internet bahkan untuk sekedar browsing sekalipun. Jangankan jaringan sosial seperti Frienster yang kala itu lagi ramai - ramainya, akun email pun waktu itu saya sama sekali tidak punya.

Saat saya kuliah, tepatnya di semester 5, saya diajar mata kuliah pendidikan kewarganegaraan oleh salah seorang dosen yang cukup lucu, mungkin sedikit mirip dengan Ade Namnung hihihi. . . .. Tapi rupanya dosen tersebut hanya masuk di 2 atau 3 kali pertemuan awal. Sementara minggu berikutnya ia tidak masuk dan hanya menyuruh kita untuk mencari tugas di internet dan mengirimkannya ke emailnya. Minggu berikutnya pun seperti itu dan minggu berikutnya pun seperti itu. Awalnya saya hanya menitip ke teman karena saya tidak punya email dan tidak biasa memakai internet, tetapi karena setiap minggu kita diberi tugas seperti itu ya jadinya lama kelamaan saya mulai mencoba ke warnet tuk mencari materi yang dibutuhkan, tentunya dengan bantuan mbah google. Saat itu pun saya masih belum punya email sehingga materi yang di dapat itu juga dikirim melalui email teman. Terbayang bukan betapa gapteknya saya saat itu.

Dan di minggu berikutnya saya baru mencoba membuat email. Saya ikuti semua prosedur yang dibutuhkan untuk membuat email dan ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Mulai minggu berikutnya dan seterusnya saya tak pernah lagi menitip tugas untuk dikirimkan ke dosen melalui emailnya.

Dan sembari mencari materi yang dibutuhkan saya mulai mencari - cari apa yang ingin saya cari di internet. Waktu itu saya sedang suka membaca artikel - artikel motifasi dan saya banyak menacarinya nya di internet di sela - sela sambil mencari materi tugas. Saat itu saya mulai menemukan blog - blog yang berisi artikel - artikel motifasi. Dari situ saya mulai tertarik untuk membuat blog.

Dan di bulan februari tauh 2009 saya mulai membuat blog. Walaupun koneksinya saat itu di warnet cukup agak lama ditambah lagi saya belum mengerti bagaimana membuat blog tapi saya tetap sabar mengikuti proses yang ada. Saat itu jadilah blog pertama saya yang beralamat di www.rivalardiles.blogspot.com. Di blog itu saya mulai menuliskan artikel - artikel yang ada di pikiran saya. Awalnya sih cuma iseng, tapi lama - kelamaan saya semakin mengenal dunia blog. Saya mulai sedikit - sedikit mengutak - ngatik tampilan blog.

Saya pun mulai membuat akun - akun jaringan sosial seperti Facebook, dan banyak jaringan sosial lainnya. Jaringan sosial ternyata mampu memberikan warna baru. Banyak teman - teman yang telah lama tak tau kabarnya bisa berkomunikasi kembali di jaringan tersebut. Itulah sisi positif dari jaringan sosial, yaitu mampu mempertahankan silaturahmi walau hanya lewat dunia maya.

Setelah saya membuat blog www.rivalardiles.blogspot.com saya membuat beberapa blog lainnya seperti www.catatanrical.multiply.com, www.mau-ebook.blogpsot.com, dan yang paling spesial buat saya adalah tentu www.banguninspirasi.com. Kenapa blog ini begitu istimewa buat saya, karena ini adalah satu - satunya blog yang tampilannya benar - benar mirip website. Dan namanya memakai domain sendiri dan berbayar. Dan ini adalah blog dengan tampilan terbaik yang pernah saya punya.

Dengan menulis di blog ada kepuasan tersendiri yang di dapat walaupun secara materi tak dapat apa - apa. Memang banyak para blogger yang bisa mendapatkan ribuan dolar dari internet. Tapi dengan menulis, menginspirasi, dan memberikan pengetahuan kepada pembaca ada kepuasan tersendiri yang di dapat. Apalagi ketika melihat visitor blog kita meningkat dari hari ke hari.

Setelah aktif menulis di blog rasanya ingin sekali menulis buku. Dan mulai taun kemarin saya menulis naskah buku. Ada 2 naskah yang telah saya selesaikan. Yang satu insya Allah hampir pasti terbit akhir taun ini.

Jika saya flashback ke belakang ke sekitar 3 tahun yang lalu dari awalnya saya tak mengerti apa - apa tentang internet, lalu mulai aktif di jaringan sosial dan blog hingga memiliki website dan terinspirasi untuk menulis buku, saya menyadari kalau internet turut membuat saya Xlangkah lebih maju.

Kamis, 25 Agustus 2011

sawer roti


Kejadiannya udah agak lama sekitar taun 2004. Waktu itu saya masih sekolah sepak bola di SSB Sindos di KPAD.

Suatu ketika di hari minggu, seusai latihan saya pulang berjalan kaki dari KPAD. Rasa letih seusai latihan pasti dirasakan. Tapi saya tetap berjalan kaki. Di depan tikungan antara KPAD dan gerlong kan jalannya agak nanjak sedikit, saat itu saya melihat ada motor yang ada lemari kayunya di belakang sedang melaju cukup kencang sedikit. Itu rupanya adalah motor tukang roti yang nampaknya hendak mengantar - ngantarkan rotinya ke berbagai warung dan toko. Tapi apa yang terjadi, nampaknya aku melihat sesuatu berjatuhan di jalan kala itu. Rupanya aku baru menyadari kalau itu adalah roti yang berjatuhan dari motor si tukang roti itu. Tukang roti itu tak menyadari akan apa yang terjadi. Ia terus melaju kencang lakasana peluru. Ingin sekali aku meneriakinya untuk memberitahukannya akan kejadian itu. Namun apa daya motor itu terlalu cepat melesat.
Kasian sekali tukang roti itu. Ia nampaknya lupa mengunci lemari kayu itu sehingga rotinya berjatuhan di jalan raya. Pasti tuch tukang roti dimarahin abis - abisan sama bosnya.

Tapi yang aneh adalah ketika roti berjatuhan di jalan raya, di belakang tukang roti itu sebenernya ada bapak - bapak sama ibu - ibu yang lagi naek motor berboncengan. Mereka bukannya ngasih tau tuch tukang roti kalo rotinya berjatuhan tapi malah nunggu tukang roti itu berlalu. Setelah itu bapak - bapak sama - ibu - ibu itu memunguti beberapa roti dan memasukkannya ke dalam tas. Hahah, dasar lucu sekali.

Rabu, 17 Agustus 2011

pengeroyokan

Angkot hijau terkadang menjadi misteri kemanakah ia tuju. Apakah akan ke pasar atas ataukah akan ke Padalarang. Hari itu ketika pulang kerja aku turun di dekat Cimahi mall. Tak seperti biasanya, nampak ada suasana yang sedikit berbeda. Di sekitar situ tak terlihat anak - anak punk yang biasa suka nongkrong dan ngamen disitu. Dan yang agak aneh adalah ketika saya melihat tukang ojek yang pada amngkal di aera situ. Semua tukang ojek itu mengarahkan pandangannya ke arah utara atau ke area jalan Gandawijaya. Aku tak tau apa yang mereka liat saat itu. Aku pun rada penawaran dan ikut melihat ke arah sana juga tapi tak begitu jelas terlihat ada apa disana.

Tak lama kemudian anak - anak punk berlarian berlarian dari arah gandawijaya ke arah selatan. Pastinya bukan lomba marathon dan aku tak tau kenapa mereka pada berlarian. Saat itu aku berpikir memang ada suatu kejadian saat itu.

Aku pun rada penasaran dan mulai berjalan ke arah Gandawijaya. Ternyata disana sudah berkumpul beberapa orang yang sedang melihat sesuatu. Rupanya ketika ku mendekat lagi disana ada seorang yang badannya agak gempal sedang tergeletak di pedestrian jalan di depan Cimahi Mall. Wajahnya sudah memar tak beraturan, dipelipisnya sobek, di belakang kepalanya pun berdarah. Kasian sekali orang itu. Nampaknya orang itu adalah korban pengeroyokan yang dilakukan anak - anak punk yang berlarian tadi. Orang itu dipukuli dengan sabuk dan rantai. Aku tak tau apa masalahnya, tapi yang kutau cara kekerasan tak akan pernah menyelesaikan masalah. Kekerasan justru akan mendaangkan masalah baru yang berkelanjutan.

Orang itu pun lantas dibawa pake motor mungkin untuk mendapatkan perawatan. Dan polisi baru datang di lokasi kejadian setelah para pelaku berhasil berlarian dari TKP.

Minggu, 14 Agustus 2011

Atom tak terdefinisikan


Tasik, Bekasi, Karawang, Sragen, Garut, Cirebon, Cimahi, dan tentu saja Bandung. Mungkin itu semua adalah nama – nama kota asal kita. Dan di sanalah akhir periode putih abu – abu. Dan dari sanalah kita melangkahkan kaki menelusuri perjalanan seperti anak sungai yang mengalir dan bermuara pada sebuah lautan. Air sungai mungkin tak tau kemana ia akan bermuara. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa lautan itu adalah kampus yang berlambang polygon segi enam dengan warna merah bitu. 2 warna yang tak bisa disatukan dalam persepakbolaan Indonesia namun bersatu dalam sebuah lambang heksagonal seperti struktur senyawa benzena.

Konstruksi gedung, sebuah prodi yang pasing grade-nya paling kecil saat itu ternyata mengandung gaya grafitasi begitu kuat sehingga menarik tubuhku dengan medan magnet yang kuat. Padahal otak ini untuk mengorbitnya pun tak terpikirkan, apalagi harus tertarik oleh medan magnetnya.

Ketika dikumpulkan di pendopo dengan kepala nyaris tanpa rambut, ketika menuntup telinga begitu lama sampai membuat tangan tak kuasa menahan bebannya sendiri, Ketika senat tiba, dan saat janji – janji mahasiswa dikumandangkan, serta ketika himne polban menggetarkan sanubari. Ketika gebrakan, hentakan, dan bentakan dari gerombolan merah menyeruak ke seluruh sekitar pendopo.

Gedung A seolah menjadi saksi bisu saat emosi, canda, tawa, , semuanya menjadi satu ibarat bumbu – bumbu yang menyatu dalam makanan nikmat. Termasuk di dalamnya segala hinaan yang sebenarnya ibarat semen yang mengikat butiran – butiran agregat hingga menjadi beton yang kokoh.

GA merupakan senyawa yang tersiri dari 2 atom yaitu G dan A. Entah atom apakah itu nampaknya tak ada dalam tebel periodic. Mungkin atom ini belum terdefinisikan oleh ilmuan manapun baik itu Bohr, Rutherford, atau J.J Thompson.