Minggu, 15 Januari 2012

Rafting Cileunca

Gemercik air mengalir melewati batu demi batu membentuk aliran gelombang dan bersinergi dengan suasana alam. Riak - riak gelombang itu membawa perahu karet mengikuti aliran dari hulu hingga ke hilir. Mungkin loe bertanya - tanya dimana itu dan apa itu. Oke, gue bakal cerita dikit, tapi dikit aja oke.


Hari minggu pagi gue dan temen - temen gue kumpul di kantor. Pagi - pagi banget cuy jam setengah 6. Yah walaupun berangkatnya akhirany jam 7 kurang.


Hari tuh gue naek mobil angkutan MAU lagi nyang warnanya putih. Gue duduk percis di belakang pa sopir yang sedang bekerja memacu mobil supaya baik jalannya. Hari tuh, tuh mobil rada kosong karna emang pesertanya ga sebanyak waktu janse bulan juli lalu. Di jalan seperti biasa rada berkelak kelok dihiasi dengan pemandangan pegunungan nan hijau dan elok. Di jalan kita sempat liat orang - orang berbaju merah banyak banget bro lagi gerak jalan gayanya ga putus - putus mereka saling menyambung. ga tau dimana ujungnya. Itu adalah rombongan karyawan Kapal Api.


Kami pun tiba di lokasi situ cileunca. Airnya cukup tenang walau keliatannya aga sepi. Tapi pemandangannya bagus juga. Disana pastinya kita poto - poto dulu dong secara kita tuh eh, bukan, mereka semua tuh narsis abezzz getohhh. ga lama kemudian kita dibagi jadi 2 kloter. Dan gue akhirnya dipanggil di kloter pertama bersama banyak teman lainnya. Sementara kloter 2 hanya menyisakan beberapa geng saja.


Sebelum meluncur di aliran sungai, sebelumnya kami diberi pengarahan dulu oleh instrukturnya. Mulai dari memakai pengaman seperti pelampung, dan juga helem, sampai bagaimana memupuk kekompakan saat berada di atas perahu karet nantinya.

Dan akhirnya tiba saatnya memulai naik ke perahu karet. Aku turun secara hati - hati diliputi rasa yang agak cemas menyelimuti qalbu. Jantungku berdegup melihat arus sungai hilir mudik seolah berlari bergerombol melewatiku. Gue sama sekali gak tau ada apa di depan sana nantinya, apakah ada buaya, atau air terjun yang tinggi. Apalagi gue sedikit gak bisa renang heheheh. . . . . Tapi gapapaa da pake pelampung.

Begitu pertama perahu melaju nampak biasa saja dan sedari rumah gue pikir naek yg beginian ga terlalu bikin basah. Sang instruktur pun memberikan aba - aba maju. Namun ketika menemui bebatuan kita harus pindah kiri, pindah kanan, dan bergoyang - goyang di perahu eaaaaaaaaaa supaya perahunya bisa jalan lagi. Dan tibalah saatnya melewati jeram yang menguji adrenalin. Begitu pemandu bilang "Boooooom" kita langsung duduk dibawah dan pastinya basah. Saat itu ada beberapa tim yang harus terguling perahunya dan harus terlempar ke arus sungai yang mengalir. Tapi syukurlah ga dengan perahu yang gue tumpangi . Perahu ini cukup seimbang melaju di atas arus sungai melewati jeram demi jeram. Memang dibutuhkan kekompakan agar perahu tetap seimbang menjalani arus yang bergelombang.

Setelah mengarungi arus kita berhenti dan beristirahat sambil menikmati bandrek, singkong rebus, ubi, dan kacang rebus, pokonya makanan deso bangeettt. Setelah itu kita berjalan sebentar sebelum menuju mobil yang akan mengangkut kita ke lokasi semula. Semilir angin berhembus menyapu badan yg diselimuti baju yang basah membuat badanku menggigil kedinginan. Tapi aku berusaha tuk bertahan dari kedinginan yg menyengat hahay lebayyyy.

Lalu tibalah kloter kedua yang akan mencoba mengarungi arus sungai. Karena peserta kurang dari yang diprediksi jadi ada beberapa orang yang mencoba lagi setelah mencoba di kloter pertama sebelumnya. Dan saya pun ikut pula di kloter kedua tersebut. Sama seperti pengalaman pertama mengarungi arus sungai di kloter kedua pun tak jauh beda dengan yg pertama. Yang berbeda adalah rasa takut yang terasa semakin menghilang. Dan itulah ketika rasa tantangan di hadapi maka rasa takut kian lama kian menghilang dari sanubari. Berikut adalah beberapa momen - momen mendebarkan mengarungi derasnya arus sungai.

Kamis, 01 Desember 2011

ada kalanya rumus matematika tidak bisa dipercaya

Saya terbiasa berjalan kaki ketika pulang kuliah, hampir tiap hari saya berjalan kaki. Dan buat saya sama sekali tak masalah soal itu.

Hari itu saya berjalan menelusuri jalan tuk pulang ke rumah. Tapi saya sembari melihat - lihat adakah penjual koran yang menjual korannya di siang menjelang sore. Loh, bukannya beritanya sudah nggak fresh lagi? Yang menjadi tujuan saya bukan mencari beritanya, tapi ingin mencari iklan pelelangan proyek karena saya mendapat tugas kuliah seperti itu. Tapi memang tak semua koran ada iklan pelelangan tender. Tak semudah menemukan iklan motor, atau lowongan pekerjaan yang hampir di setiap koran ada. Katanya sih ada di koran berinisial MI. Tapi disini tak semudah menemukan koran berinisial PR.

Ketika itu ketika sedang berjalan menelusuri jalan di daerah sarijadi, ada suara yagn memanggil saya dari belakang.

"Mas. . . .mas. . . ..!!" begitu kira - kira.

Dari suaranya seperti suara wanita. Awalnya aku tak yakin suara itu memanggilku, tapi begitu ku menoleh ke belakang ternyata benar orang itu memanggilku. Dan ternyata ia adalah seorang ibu - ibu dan anaknya yang berpakaian lusuh. Ia dan anaknya setengah berlari ke arahku entah apa tujuannya.

Kemudian si ibu itu pun menceritakan maksudnya kepada saya. Ia bercerita bahwa suaminya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Ia hendak ke rumah sakit tapi tak memiliki ongkos untuk naik angkit ke sana. Ia memohon - mohon bantuan kepada saya sembari menangis. Dan saya pun mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dari dompet saya. Saat itu saya kasian sekali pada si ibu dan anak itu yang menangis memohon bantuan.

Tak berapa lama kemudian saya menemukan penjual penjual koran dan ternyata degnan mudahnya saya menemukan koran berinisial MI itu. Kulihat sebentar isinya dan ternyata memang ada banyak iklan pelelangan tender disana. Aku bertanya dalam hati apakah ini kemudahan akibat membantu si ibu tadi.

Beberapa hari kemudian teman saya meminta saya tuk jadi hakim garis pertandingan bola voley pada pekan olahraga mahasiswa. Saya mau saja dan menjadi hakim garis merupakan pengalaman baru. Dan ternyata dari menjadi hakim garis itu saya mendapatkan bayaran yang bisa dibilang cukup menyenangkan. Wajar saja karena itu pertama kalinya saya mendapatkan uang dari hasil sediri. Dan hasilnya ternyata melebihi dari apa yang saya berikan untuk si ibu - ibu yang meminta bantuan tempo hari.

Nah disitu saya berpikir kalau hal - hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan dan memiliki hubungan sebab akibat. Dan fakta yang saya dapat adalah ketika kita memberikan sesuatu sadar atau pun tidak sebenarnya kita tidak kekurangan sesuatu. Disinilah ketika rumus matematika tidaklah bisa dipercaya.

Minggu, 27 November 2011

Nyoba nulis buku

Nggak tau kenapa yah gue lebih ngerasa bebas kalo nulis dibandungkan ngomong. Maka dari itu gue bikin blog ini sejak sekitar 2 oh ampir tiga taun yang lalu. Yah walaupun ga menghasilkan rupiah tapi seneng aja bisa nulis apa yang gue pikirin dan apa yang gue tau.

Tapi gue ga bernti disitu men. Sekarang salah satu obsesi gue, gue pingin nerbitin buku gan. Nah dari sekita setaun yang lalu gue mulai nulis - nulis naskah buku. Alhamdulillah dah 2 naskah beres di taun ini. Gue juga dah kirim ke penerbit naskah itu. Yah gue sih noting to lose aja kalo penerbit ga mau nerbitin.

Sebelumnya gue juga coba kirimin ertikel, cerpen, atau puisi ke majalah atau srat kabar. Tapi alhamdulillah ga da yang mau nerbitin tuh naskah. Buku juga gitu, naskah gue yang pertama "Ada makna di balik cerita" dah gue kirimin ke 2 penerbit. Tapi ga juga ada konfirmasi yang mau nerbitin. Akhirnya gue kirimin aja tuh naskah di penerbit indie yang ga bakal nolak naskah. Yah walaupun penjualan cuma lewat online dan ga bakalan tuh buku nampang di toko buku gapapa lah yang penting buat penulis pemula kaya gue terbit aja dulu.

Nah, naskah gue yang kedua kudu bisa nampang di toko buku. Soalnya yang satu ini gue tulis selama setaun. loh bayangin aja setaun gan gue tulis di tengah kesibukan gue sebagai karyawan yang sering lembur. Judul naskah yang kedua gue "Tangguh Perkasa". Sebuah novel inspiratif kaya gini nih kalo gue buat covernya



dear sdr. rival
naskah anda yang berjudul 'tangguh perkasa' telah masuk ke email kami. selanjutnya, kami akan mengadakan pembacaan terhadap naskah tersebut. dan, hasil evaluasi naskah akan kami kabarkan paling lambat satu bulan dari naskah masuk. trims.

abdul azis sukarno
redaksi


Naskah yang satu ini juga dah gue kirimin gitu kira kira kata redaksi. tapi dah sebulan belum ada konfirmasi. Tapi gue ga bakal bernti gan.