Rabu, 12 Januari 2011

BAMBU SEBAGAI PENGGANTI BAJA TULANGAN


Beton merupakan material struktur yang mampu menahan kuat tekan yang begitu kuat namun lemah menahan kuat tarik. Oleh sebab itu, untuk mendukung kekuatannya dari beban yang menimbulkan gaya tarik pada struktur tersebut, maka di dalam beton dipasang baja tulangan yang dirangkai sedemikian rupa. Namun material baja yang merupakan logam semakin lama semakin mahal dan proses produksinya yang membutuhkan teknologi tinggi.

Semakin mahalnya baja tulangan mendorong beberapa ahli untuk mencari material alternatif untuk menggantikan peran baja tulangan tersebut. Bahan polimer sempat menjadi kandidat untuk menggantikan peran baja tulangan tersebut. Namun beberapa waktu ini beredar ide bahwa bambu bisa digunakan untuk menggantikan peran baja tulangan pada struktur beton. Ternyata itu bukan merupakan omong kosong belaka. Bambu memang merupakan tanaman tanaman yang kuat. Wajar apabila bambu diusung sebagai kandidat untuk menggantikan baja tulangan.

Tapi tenyata ide untuk menjadikan bambu sebagai material pengganti tulangan bukan baru – baru ini. Tapi beberapa penelitian sudah dilakukan sejak tahun 90-an. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bambu mempunyai Tegangan tarik yang cukup besar terutama pada bagian kulitnya.

Nah ternyata bambu bukan hanya bisa dijadikan bahan gula ataupun makanan panda. Bukan pula Cuma bisa dijadikan untuk lomba panjat pinang. Tapi bambu juga bisa digunakan sebagai struktur material bangunan.

Minggu, 09 Januari 2011

TERJADINYA PETIR


Mungkin sebelumnya kita menyangka bahwa petir terbentuk akibat dari gesekan antara awan. Nah. . . .kalo itu kayanya Cuma ada di film kartun. Padahal proses terjadinya petir tidaklah sesederhana itu. Ada 2 macam petir berdasarkan proses pembentukannya. Yaitu petir yang terjadi dari loncatan muatan listrik antara awan dengan awan dan antara awan dengan permukaan bumi. Loncatan muatan elektron terjadi akibat pergerakan angin di dalam awan. Kecepatan pergerakan angin tersebut dapat mencapai 150 km / jam. Angin tersebut memicu partikel air di awan membeku dan terbentuk partikel es. Partikel suatu ketika terpecah menjadi kristal es yang menyebabkan pecahnya pula struktur elektron di dalamnya. Hal ini mengakibatkan partikel es yang lebih berat jatuh ke lapisan awan di bawahnya. Partikel es ini bermuatan negatif sedangkan partikel es yang lainnya akan tertiup angin ke lapisan awan di atasnya. Sehiingga lapisan awan di atasnya bermuatan positif. Akibatnya terjadi perbedaan muatan antara awan atas dengan awan di bawahnya. Nah. . . ternyata prosesnya belum selesai sampai di situ. Selebihnya tanya sama mbah google soalnya saya juga pusing

Untuk petir yang terjadi antara awan dengan permukaan bumi perbedaan tegangan yang terjadi harus 10 juta volt. . . buset. . . Tapi udara hanya mempunyai kemampuan mentransfer listrik sebesar 3 juta volt. Lalu bagaimana petir bisa terjadi ?

Nah ternyata udara bisa membentuk jalur elektron akibat proses ionisasi antara udara dengan elektron. Bentuk jalur tersebut zigzag yang menghubungkan awan dengan permukaan tanah. Setelah adanya jalur konduktor ini, petir dapat terjadi hanya dengan perbedaan tegangan sebesar 250.000 volt. Sementara itu suara gemuruh petir yang menggelegar diakinbatkan oleh adanya pemanasan secara tiba – tiba pada udara di jalur konduktor tersebut. Pemansan yang berlangsung cepat tersebut lebih panas dari panas matahari.

Indonesia sendiri merupakan negara penghasil petir yang cukup banyak karena Indonesia merupakan negara yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Petir memang terjadi hanya sekejab mata namun ternyata petir membutuhkan proses yang tidak sesimpel apa yang kita bayangkan.

Fatamorgana


Fatamorgana merupakan suatu peristiwa yang masih dianggap aneh. Bagaimana tidak, ketika seseorang sedang berada di gurun pasir seolah ia melihat sebuah danau ataupun air yang begitu melimpah. Namun ketika didekati ternyata tidak ada apa – apa. Bagi seorang yang sedang berada di tengah gurun pasir dengan panas yang begitu menyengat tentu saja hal yang paling didambakan adalah air. Namun sangat sangat dan sangat sulit sekali mendapatkan air di gurun pasir yang tandus. Karena itulah ketika terjadi fatamorgana memang terasa amat tertipu.

Sebenarnya fatamorgana merupakan kejadian yang bisa dijelaskan dalam konteks ilmu pengetahuan. Fatamorgana sebenarnya merupakan hasil pembiasan cahaya matahari yang membisakan objek langit. Fenomena ini biasanya terjadi di permukaan yang panas seperti di gurun pasir ataupun di jalan aspal.