Selasa, 27 Oktober 2009

"SEGITIGA STRUKTUR TERKUAT ?"

JIka kita perhatikan struktur baja baik itu jembatan, menara, dll, disana kita bisa melihat bahwa struktur tersebut kebanyakan terdiri dari kumpulan – kumpulan bentuk segitiga. Setuju khan ? Kalo ga setuju, sedelapan atau sesembilan juga gapapa.

“ Tapi kenapa ya selalu dibuat seperti itu ?”
“ Karena bentuk struktur segitiga merupakan bentuk struktur terkuat.”
“ Tapi kenapa ?”
“ Karena jika struktur tersebut diberi beban, maka ketiga batangnya turut memikul beban tersebut. Ada tang mengalami tekan, dan ada pula yang mengalami tarik.”
“ Tapi kenapa ?”
“ Karena setiap batangnya saling menguatkan.”
“ Tapi kenapa?”
“ Karena takdirnya emang gitu.”
“ Tapi kenapa ?”
“ Hhhhh. . . . . . . .sekali lagi nanya gwe tabok ganteng lhu….”
“ Uuups. . .sabar val malu sama yang baca. Maksudnya kenapa kita bahas?” Apa ada kaitannya dengan kehidupan ini?”
“ O. .ia tentu ada. Struktur dikuatkan oleh 3 batang yang saling berikatan. Dalam kehidupan pun seperti itu.”

Ada 3 batang I yang saling menguatkan struktur kehidupan. Jika salah satunya tidak ada maka ketika mendapat beban kehidupan, strukturnya mungkin akan hancur. Ketiga batang I itu adalah Iman, Ilmu, dan Ikhtiar.

Iman, Keimanan sangat menentukkan baik buruknya tingkah laku manusia. Tapi apakah cukup iman saja?. Apakah cukup sering beribadah dan berdoa tapi tidak menuntut ilmu dan tidak berusaha. Iman tanpa ilmu dekat dengan kebodohan, iman tanpa ikhtiar dekat dengan kemalasan.

Ilmu, ilmu adalah sesuatu yang wajib dicari seumur hidup. Pepatah mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri china. Jika ilmu tanpa ikhtiar jadinya ilmu itu akan beku di dalam otak dan tidak bermanfaat. Jika ilmu dibagikan kepada orang lain tidak akan berkurang, justru akan bertambah. Memang ilmu ditambah dengan ikhtiar bisa membuat orang bertambah tinggi derajatnya dan bertambah kaya. Tapia pa semua itu cukup?. Bagaiman jika tidak diimbangi dengan iman?. Pejabat korupsi, penyebaran virus antrax secara sengaja, pengeboman, dll. Itulah sebagian contoh – contohnya. Ilmu tanpa iman bisa menjadi penghancur yang dahsyat.

Ikhtiar, ikhtiar artinya berusaha. Ya. . . manusia memang harus berusaha dan jangan berpangku tangan. Tapi ikhtiar tanpa ilmu seperti seorang yang loncat dari atas gedung berharap ia bisa terbang. Sedangkan ikhtiar tanpa iman atau usaha tanpa doa merupakan suatu kesombongan. Karena Yang Maha Kuasa lah yang menentukan hasil usaha manusia.

Ketiga batang I tersebut memang saling berikatan untuk membentuk struktur kehidupan yang kuat menahan beban – beban kehidupan.

PROYEK ITU UNIK. . ! MANUSIA JUGA. . .!

Lain halnya dengan mobil, motor, atau barang – barang elektronik yang diproduksi secara masal dalam bentuk, spesifikasi, dan biaya yang sama, proyek bangunan merupakan suatu yang unik. Antara proyek yang satu dengan proyek yang lainnya tidak akan sama baik dari segi desain, spesifikasi, dan biaya yang dibutuhkan.

“Val gimana kalo menara kembar petronas atau gedung WTC,. . .kan gedungnya kembar?”
“ Okey. . .kalo kita liat dari jauh sich sepintas mirip banggetz bagai pisang dibelah dua, tapi percaya dech, gedung kembar juga pasti masih punya perbedaan. Coba aja liat lebih deket !”
“ Emang kamu pernah kesana val…?”
“ Ya belum sich. .. Tapi gini dech coba kamu pikirin apa ada orang kembar yang sama précis?” Ga ada kan, mungkin mirip tapi sifatnya, gaya bicaranya, tingkah lakunya pasti beda kan. Dan pasti ada perbedaan – perbedaan lain.”
“ O. . ia ya. Tapi kenapa sich val ko bisa begitu ?”
“ Ya. . . karena setiap manusia itu diciptakan dengan perbedaannya masing – masing. Dan perbedaan itu adalah rahmat.”
“ Yang mana val yang ngajar di lab beton apa di lab kayu val ?’
“:Hhhhh. . . ..becanda itu. . . bukan itu maksud saya. Maksudnya setiap orang itu unik dan istimewa. Setiap orang itu dibekali dengan potensi yang luaaaaaar biasa, dan kita harus percaya itu.”
“ Oh. . .jadi kita ga boleh rendah diri ya val, dan kita harus memaksimalkan segala potensi yang kita miliki. “
“ Nah ntu lu tau.”
“ Tapi gimana val dengan orang buta, orang bisu, dan orang yang memiliki kecacatan?”
“ Mungkin itu kekurangan, tapi jangan anggap itu sebagai kelemahan. Anggaplah itu sebagai kekuatan. Karena banyak sekarang mah orang buta yang sukses, dan orang cacat lainnya yang sukses. Mungkin kamu tau ada orang yang tidak punya tangan tapi bisa melukis dengan kakinya. Trus ada juga pemain musik terkenal yang sebenarnya tidak bisa mendengar. Dan banyak sekali contoh – contoh lainnya. Bukankah itu justru lebih hebat.”
“Tapi val di dunia ini banyak sekali orang yang suka mengeluh padahal fisiknya sempurna.”
“ Nah. . orang yang suka mengeluh itu artinya ga mensyukuri apa yang dikaruniakan kepadanya. Kalo gitu mah ga akan maju – maju atuh.”
“ Okeh. . .kalo gitu sekarang unyil ngerti. Sekarang unyil akan lebih semangat untuk menjalani hidup ini. Karna unyil percaya unyil punya potensi yang luar biasa.”
“ Nah. . .gitu dong nyil. . Jangan lupa untuk selalu bersyukur walaupun tangan unyil pendek Cuma bisa nyampe hidung tapi pasti unyil punya kelebihan (lebih pendek, lebih pesek, dan kelebihan – kelebihan lainnya). Hehehe. . . . “
“ Ah. . Rival mah gitu. O. . iya unyil sampe lupa, unyil kan disuruh pak Raden ke rumahnya pak Ogah. Aduh. . . keasikan ngibrol sich. . Ya udah unyil pergi dulu val.”
“ Ya . . hati – hati ya nyil.”

PERSAHABATAN WAKTU DAN HIDUP

Al kisah ada seorang yang bernama hidup. Ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sering sekali bermain – main dengan temannya yang bernama riang dan senang. Ia juga selalu bersama seorang teman yang bisu yang tak pernah diketahui siapa namanya. Begitulah si hidup, setiap hari hanya bermain – main saja sehingga ia setelah ujian nasional hanya bisa meneruskan ke SMP swasta. Sedangkan si riang dan senang masuk ke SMP negeri. Namun demikian, temannya yang bisu masuk ke SMP swasta yang sama dengan si hidup, walaupun ia sebenarnya diterima di SMP negeri.

Di SMP itu si Hidup mempunyai teman baru SI Malas, Si Santai, dkk. Kali ini si hidup lebih sering menonton TV, tidur – tiduran, dan bersantai – santai. Ya. . wataknya sama dengan kedua taman barunya. Nilainya pun jelek – jelek. Dan setelah ia lulus SMP, Ia hanya bisa masuk ke SMA swasta yang kualitasnya rendah dan ia lulus dengan predikat sangat memuakkan alias nilainya pas – pasan. Dan lagi – lagi temannya yang bisu itu mengikutinya masuk ke SMA itu walaupun nilainya bagus.

Di SMA itu si Hidup kembali puny ataman baru yang bernama si Nakal, si Anarki, si Gaul buruk. Rupanya disana si Hidup terlibat salah pergaulan, ia suka mabuk – mabukan bersama teman – temannya, ia suka tawuran, bahkan ia sampai terjerumus narkoba sampai – sampai ia dikeluarkan dari sekolahnya. Dan temannya yang bisu itu sebenarnya ingin sekali menasehatinya namun apa daya ia tidak bisa berbicara. Rupanya si Hidup bukan hanya pemakai narkoba, tapi juga sebagai pengedar narkoba. Ia pun akhirnya diciduk polisi dan dijebloskan ke dalam penjara setelah kedapatan menimbun 2 ton ganja, 1 ton putaw, dan 50.000 butir pil extasi. Dan ia divonis penjara seumur hidup.

Di balik jeruji besi ia hanya bisa menangis bersama si serdih dan si murung yang juga ada di dalam penjara. Sementara si Bisu terus menemaninya dari luar penjara.

Tahun demi tahun ia lalui di dalam penjara hingga usianya senja. Si bisu pun terus menemaninya. Hingga suatu ketika si Hidup terkena penyakit parah. Ia dibawa oleh petugas penjara ke rumah sakit. Kini tak ada satu pun teman yang menjenguknya, kecuali si Bisu yang selalu menemaninya.

Di tengah kondisinya yang sedang sekarat. Ia pun bertanya kepada si bisu,
“Hai temanku, kenapa engkau selalu menemaniku, sebenarnya siapakah kamu ?”
Si bisu yang tidak bisa bicara akhirnya ia bisa bicara dan menjawab pertanyaan itu. “ Hai hidup, bukankah aku selalu ada di saat engkau senang ataupun sedih, disaat engkau berbuat baik ataupun buruk, tapi sepanjang hidupmu engkau tidak pernah menghargaikuhingga kau seperti ini.” Kata si bisu.
“Sebenarnya siapakah kamu ?” kata si Hidup
“Aku adalah waktu, dan sudah saatnya aku pergi darimu.” Jawabnya.

Tak lama kemudian si Hidup pun menghembuskan nafas terakhirnya dan ia baru menyadari semuanya di akhir hidupnya.

Itulah kisah seorang yang tidak menghargai waktu. Padahal waktu selalu ada di sepanjang nafas kita. Dan ketika waktu pergi dari hidup ini, tak bisa mengubah segala yang telah terjadi.