tag:blogger.com,1999:blog-48224438509310279342024-03-13T17:17:02.265+07:00Rival Ardilesall about anythink in my thinkUnknownnoreply@blogger.comBlogger176125tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-19216443718801129532020-05-16T11:12:00.001+07:002020-05-16T11:12:48.356+07:00Kenapa Kita Takut Hantu<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-5QroO025V_0/TYVYoSz5H7I/AAAAAAAAAP0/nfXhz_iaWiQDYJWryvN4NXA3QzKNifEOQCPcBGAYYCw/s1600/supermooon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" src="https://1.bp.blogspot.com/-5QroO025V_0/TYVYoSz5H7I/AAAAAAAAAP0/nfXhz_iaWiQDYJWryvN4NXA3QzKNifEOQCPcBGAYYCw/s1600/supermooon.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mungkin kamu pernah atau
sering lewat jalan yang sepi di malam hari. Mungkin juga ketika itu kamu merasa
ada rasa merinding, dan membayangkan hal-hal menyeramkan yang mungkin terjadi,
entah tiba-tiba ada ada suara aneh, ada bayangan yang lewat, atau ada
penampakan yang menyeramkan. Padahal itu hanya ada dalam pikiranmu saja. Saat
itu sebenarnya apa yang kamu pikirkan tidak benar-benar terjadi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau dipikir-pikir,
kenapa kita jadi takut hantu, atau takut hal-hal yang berkaitan dengan mistis. Padahal
mungkin sebagian besar dari kita belum pernah melihat penampakan mistis secara
langsung. Tapi rasa takut itu ada ketika melewati jalan yang sepi, sendirian di
rumah, atau melewati rumah tanpa penghuni. Yang membuat kita merinding. Sejak
kapan sebenarnya kita menjadi takut hantu atau hal mistis, dan apa yang membuat
kita menjadi takut?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebenarnya sebagian besar
rasa takut kita adalah ilusi yang hanya ada dalam pikiran kita saja, sebagian
besar ketakutan itu tidak benar-benar terjadi, dan sebagian besar rasa takut
itu juga tidak memiliki alasan yang logis. Secara logika, rasa takut muncul
akibat kita memikirkan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya orang yang takut
naik pesawat dikarenakan ia membayangkan bahwa pesawat yang ia tumpangi bisa saja
jatuh. Kemungkinan pesawat yang ditumpangi akan jatuh tentu saja ada, tapi
peluangnya sangat-sangat kecil. Bahkan jika dibandingkan kecelakaan kendaraan
bermotor, sebenarnya jauh lebih banyak korban yang meninggal akibat kecelakaan
kendaraan bermotor. Dalam setahun saja, di Indonesia mencapai 30 ribu orang
meninggal akibat kecelakan kendaraan bermotor (<a href="https://malangtimes.com/baca/43377/20190829/172600/setahun-korban-tewas-akibat-kecelakaan-capai-30-ribu-orang-didominasi-kaum-milenial-57-persen">sumber</a>).
Jadi secara logika, seharusnya akan lebih banyak orang yang takut naik
kendaraan bermotor daripada naik pesawat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketakutan kita secara
berlebihan pada hantu atau hal-hal mistis juga sepertinya kalau kita pikirkan
tidak sejalan dengan logika. Misalnya ketika melewati sebuah jalan di malam
hari, dan kita ketakutan seolah-olah akan ada penampakan hantu, sebenarnya
penampakan hantu itu kemungkinan besar hanya terjadi di pikiran kita saja.
Walaupun memang ada kemungkinan pada situasi tersebut memang benar-benar ada
penampakan hantu, lalu kalau dipikir-pikir, bahayanya tidak seseram apa yang
kita takutkan. Misalnya ternyata pada situasi tersebut ada penampakan pocong,
lalu secara logika apa bahayanya? Apakah selama ini ada berita seorang yang
dibegal pocong, seorang yang dibacok pocong, dibunuh pocong, tentu tidak ada
kan. Sebenarnya mungkin hantu itu menampakkan dirinya hanya untuk nge-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">prank</i> saja. Hanya untuk mengagetkan dan
membuat takut orang-orang saja. Sama seperti orang yang membuat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">prank.</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lalu kenapa kita jadi
takut secara berlebihan terhadap hantu atau hal-hal yang kita anggap angker dan
mistis? Karena dari kita kecil hingga kita dewasa, sudah banyak informasi yang
masuk ke dalam otak kita bahwa hantu atau tempat angker adalah hal yang sangat
menyeramkan dan harus kita takuti. Mulai dari cerita dari orang-orang di
sekitar kita baik itu teman ataupun keluarga kita sendiri yang menceritakan
cerita seram dengan ekspresi yang menakut-nakuti, sampai film-film horor yang jalan
ceritanya dibuat untuk membuat penonton merasa ketakutan, terlebih diiringi
musik serta suasana yang menakut-nakuti orang yang menontonnya. Di film-film
horor tersebut juga banyak yang mensugestikan bahwa hantu-hantu di film
tersebut adalah ruh gentayangan dari orang yang sudah meninggal yang bisa
membunuh atau menuntut balas. Ditambah lagi dengan adanya acara-acara realiti
show setingan yang berkaitan dengan mistis. Akhirnya informasi-informasi yang
terulang secara terus menerus masuk ke otak kita, sadar atau tidak sadar, kita
pun jadi memiliki rasa takut yang berlebih terhadap hal-hal mistis, hantu, atau
tempat-tempat yang dianggap angker. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sama seperti orang yang
takut naik pesawat tadi tapi tidak takut naik motor atau mobil. Mungkin mereka
takut karena jika ada berita kecelakaan pesawat, media akan memberitakannya
secara terus menerus. Padahal jauh lebih banyak korban meninggal akibat
kecelakaan lalu lintas daripada kecelakaan pesawat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi kalau kita sedang di
jalan sendirian saat malam hari, mungkin kita akhirnya jadi lebih takut
kalau-kalau bertemu hantu dibandingkan bertemu dengan orang lain yang tidak
dikenal. Padahal bertemu orang lain, apalagi yang tidak dikenal bisa lebih
berbahaya dibandingkan bertemu hantu. Banyak orang yang menjadi korban akibat
kejahatan orang lain, dibegal, dibunuh, dirampok, dan lain sebagainya. Bahkan
banyak juga diantara para pelaku kejahatan adalah orang yang dikenal korban,
seperti anak yang membunuh orang tuanya, suami yang membunuh istrinya, istri
membunuh suami, adik membunuh kakak, kakak membunuh adik, dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada dasarnya, rasa takut
yang berlebih justru yang bisa membahayakan. Misalnya seorang sopir yang
melihat penampakkan, kemudian karena takut akhirnya membanting setir dan
menambrak pohon. Selain itu rasa takut yang berlebihan juga bisa menimbulkan
stress dan penyakit. Termasuk penyakit-penyakit yang banyak menimbulkan
kematian, seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan lain sebagainya. (<a href="https://www.halodoc.com/stres-berkepanjangan-bisa-sebabkan-jantung-koroner">sumber</a>)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi, sebenarnya kita
tidak perlu takut secara berlebihan dengan hantu atau hal-hal mistis. Kita bisa
mengurangi atau menghindari menonton film horor atau cerita seram lainnya. Jika
kita melihat beberapa youtuber yang berani mendatangi penampakan, yang
seringkali ketika penampakan itu didekati justru akan hilang, mungkin ketakutan
kita akan hantu bisa berkurang. Kita juga bisa gunakan perbandingan logika
tadi, apakah bertemu hantu lebih menakutkan daripada bertemu orang yang tidak
dikenal? Sebagai manusia beragama kita juga bisa berdoa apabila kita merasa
takut. Tetapi jika kita tidak takut juga jangan membuat kita menjadi sombong. Karena
biar bagaimana pun makhluk jin itu memang ada. Biarkanlah kita hidup di alam
masing-masing.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-9871214626837734702020-05-16T11:08:00.000+07:002020-05-16T11:08:23.228+07:00Corona, Ibarat Preman Berwujud Hantu yang sedang Naik Daun<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-keFItvnSRW0/Xr9mycFEMpI/AAAAAAAAC8o/FvttBQFW7Lom6gOlEBMY4YOlWlUrEkl1ACLcBGAsYHQ/s1600/epidemic-4952933_960_720%252C%2BSyaibatulhamdi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="960" height="213" src="https://1.bp.blogspot.com/-keFItvnSRW0/Xr9mycFEMpI/AAAAAAAAC8o/FvttBQFW7Lom6gOlEBMY4YOlWlUrEkl1ACLcBGAsYHQ/s320/epidemic-4952933_960_720%252C%2BSyaibatulhamdi.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beberapa waktu belakang ini, kehidupan kita, dan kehidupan
banyak orang lainnya di seluruh dunia seketika berubah. Usaha banyak yang
ditutup, yang tadinya bekerja di kantor jadi bekerja di rumah, sebagian terpaksa
masih harus bekerja di luar rumah sambil diliputi rasa takut, tak sedikit pula
yang harus kehilangan pekerjaannya. Sekolah-sekolah ditutup, murid-murid harus
belajar di rumah. Bahkan banyak tempat-tempat ibadah pun yang juga harus ditutup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bukan hanya itu, orang-orang tak bisa bertemu dengan sanak
saudara, teman, bahkan keluarga yang berada di kota lain. Di beberapa negara
diberlakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">lockdown</i>, sebagian lagi diberlakukan
pembatasan wilayah. Semua event yang melibatkan banyak orang ditiadakan. Jalan-jalan
yang tadinya ramai bahkan macet, saat ini menjadi sepi. Perekonomian pun goyah,
mulai dari usaha kecil hingga usaha besar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semua perubahan itu diakibatkan oleh virus corona yang tak
terlihat oleh pandangan mata. Corona seolah mampu menjadi preman berwujud hantu
yang sedang naik daun. Mampu membunuh banyak orang dan menakuti hampir semua
orang, serta memporak-porandakan kehidupan bermasyarakat. Semua tayangan berita
memberitakan corona secara terus menerus, mulai dari berita kriminal, ekonomi,
politik, wisata, otomotif, sampai berita olahraga, semuanya memberitakan tentnag
virus corona. Bahkan acara gosip selebritis juga memberitakan corona. Yang
membuat preman berwujud hantu ini semakin menakuti masyarakat. Beberapa korban
yang sudah meninggal pun proses pemakamannya sempat ditolak warga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang jadi pertanyaan apakah corona adalah penyakit paling
membahayakan saat ini, apakah corona adalah penyakit menular yang paling
mematikan saat ini? Karena penyakit-penyakit lain tak mampu membuat efek
sedahsyat Corona. Tapi nyatanya, corona bukanlah penyakit paling bahaya, bahkan
bukan penyakit menular yang paling mematikan saat ini. Corona terlihat sangat
menakutkan. Tapi yang perlu dicermati, sebagian besar korban yang meninggal adalah
lansia. Dan hampir semua diantaranya mempunyai riwayat penyakit lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebuah studi di Italia menunjukkan bahwa rata-rata usia yang
meninggal berusia 79,5 tahun, dan 99% diantaranya memiliki riwayat penyakit lain.
Hampir setengah dari korban yang meninggal, menderita setidaknya tiga penyakit
sebelumnya dan sekitar seperempatnya memiliki satu atau dua penyakit
sebelumnya. Lebih dari 75 persen memiliki tekanan darah tinggi, dan sekitar 35
persen menderita diabetes, serta sepertiganya menderita penyakit jantung. Dalam
studi tersebut, 18 persen dari kematian akibat virus korona di Italia, ditemukan
bahwa hanya 0,8 persen yang tidak memiliki penyakit sebelumnya. <a href="https://tekno.tempo.co/read/1321376/korban-tewas-virus-corona-italia-99-persen-punya-penyakit-lain/full&view=ok">(sumber)</a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di sisi lain, penyakit jantung menjadi pembunuhan nomer 1
dengan jumlah kematian di 2016 saja mencapai lebih dari 9 juta kematian, di
Indonesia mencapai 2 juta kematian per tahun. Belum lagi stroke, kanker, diabetes,
dll. (<a href="https://cultura.id/10-penyebab-kematian-terbanyak-di-dunia">sumber</a>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Oke, mungkin itu adalah penyakit yang tidak menular. Tapi penyakit
menular lainnya pun ada yang lebih bahaya dari Corona. Contohnya TBC. Jumlah
kematian akibat TBC di dunia mencapai 1,5 juta orang per tahun (<a href="https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/03/24/ancaman-mematikan-penyakit-tb/">sumber</a>).
Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia dengan kematian terbanyak akibat
TBC, Yaitu hampir 100 ribu orang per tahun (<a href="https://www.voaindonesia.com/a/orang-per-hari-meninggal-di-indonesia-akibat-penyakit-tbc/4849081.html">sumber</a>).
Tapi selama ini tak memberikan efek apa pun pada kehidupan masyarakat secara
umum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bahkan flu biasa saja (influenza), yang sering dialami
banyak orang, sebenarnya bisa menimbulkan kematian. Jumlahnya tidak main-main,
sekitar 500 ribu orang per tahun (<a href="https://www.liputan6.com/health/read/3195845/waspada-kematian-akibat-influenza-meningkat-sampai-500-ribu-jiwa">sumber</a>).
Di Indonesia jumlah kematiannya sekitar 2000 sampai 4000 orang (<a href="https://www.republika.co.id/berita/q1w05u328/influenza-sebabkan-ribuan-kematian-tiap-tahun-di-indonesia">sumber</a>).
Tapi selama ini kita menganggapnya seperti hal biasa. Belum lagi jumlah
kematian yang diakibatkan rokok, di dunia lebih dari 7 juta orang per tahun (<a href="https://www.liputan6.com/citizen6/read/3036405/tragis-rokok-bunuh-7-juta-orang-di-dunia-tiap-tahun">sumber</a>),
sementara di Indonesia lebih dari 200 ribu orang per tahun (<a href="https://republika.co.id/berita/o7vt17377/200-ribu-orang-meninggal-akibat-rokok-setiap-tahun">sumber</a>).
Tapi banyak orang yang sama sekali tidak takut. Pabrik rokok pun tidak ditutup.
Sedangkan saat corona banyak usaha yang harus ditutup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika corona diibaratkan preman berwujud hantu yang sedang
naik daun, maka TBC, dan penyakit-penyakit yang lebih bahaya dari corona seperti
preman berdarah dingin yang keberadaannya seolah dipandang sebelah mata, karena
mereka tidak sepopuler corona saat ini. Mungkinkah diam-diam mereka iri karena
corona, bocah ingusan yang baru jadi preman tiba-tiba naik daun, entah karena
ajang pencarian bakat atau jalur lainnya, yang membuatnya kini lebih ditakuti
daripada mereka. Mungkin juga mereka bertanya-tanya mengapa hanya corona yang
diberitakan terus menerus. Mengapa hanya corona yang selalu di-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">update</i> jumlah korbannya. Kenapa penyakit
lain tidak diinfokan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">update </i>korbannya
agar masyarakat lebih waspada. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atau mungkin kalau penyakit lain diberitakan secara terus
menerus, maka dari dahulu sampai hari ini dan seterusnya, setiap hari kita
merasakan krisis seperti dampak corona saat ini. Kalau begitu yang menjadi
pertanyaan apakah krisis yang terjadi saat ini benar-benar diakibatkan oleh
corona, atau oleh ketakutan yang disebarluaskan media?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setiap penyakit, apalagi yang menimbulkan kematian memang
tak bisa dianggap remeh. Tapi jika hampir semua usaha harus ditutup yang menyebabkan
krisis ekonomi juga bisa menimbulkan dampak yang berbahaya, bahkan lebih
berbahaya, karena semua orang akan terkena dampaknya. Banyak orang yang
kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya karena kehilangan pekerjaan atau penghasilan.
Meningkatnya angka kriminalitas, meningkatnya angka bunuh diri, bahkan dapat
menimbulkan penjarahan dan kerusuhan. Belum lagi melambungnya utang negara yang
bisa membebani masyarakat di kemudian hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga saja masyarakat tidak mengalami ketakutan yang
berlebihan walau harus tetap waspada. Semoga saja virus corona, preman berwujud
hantu yang sedang naik daun ini bisa segera menghilang dari muka bumi, dari
media-media, dan dari ketakutan masyarakat. Semoga krisis yang diakibatkan
corona ini bisa segera usai, sehingga kehidupan bisa berjalan seperti sedia
kala. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-72292169629264444622020-01-11T19:12:00.000+07:002020-01-11T19:12:06.388+07:00Hidup Ibarat Sebuah Buku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-6mEYlhAnn5Y/WdH1YZUCL1I/AAAAAAAACuc/zEmajkFhPA0nowzh84BREKxengpEtzzMQCPcBGAYYCw/s1600/lembaran%2Bkehidupan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="218" data-original-width="218" src="https://1.bp.blogspot.com/-6mEYlhAnn5Y/WdH1YZUCL1I/AAAAAAAACuc/zEmajkFhPA0nowzh84BREKxengpEtzzMQCPcBGAYYCw/s1600/lembaran%2Bkehidupan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika Hidup ibarat sebuah buku, kita terlahir seperti sebuah buku yang masih terbungkus rapi, yang masih bersih, belum ada setitik coretan pun di setiap halamannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian kita mulai membuka lembaran pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Kita mulai menggoreskan pena di halaman itu. Berusaha mengisinya dengan tulisan kehidupan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada kalanya kita salah dalam menggoreskan pena, bahkan mungkin kita seringkali salah. Tapi itu tak masalah. Selama goresan pena yang kita torehkan di lembaran hidup ini adalah sebuah karya, sebuah hal yang baik, bukan goresan pena yang tak berarti, apalagi goresan pena yang dibuat untuk mengotori lembaran kehidupan kita sendiri, itu tak masalah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada kalanya ketika takdir di halaman yang telah kita lewati begitu indah, kita ingin kembali ke lembaran itu agar bisa merasakannya kembali. Ada kalanya juga ketika kita salah dalam menggoreskan pena di lembaran yang telah kita lewati, kita ingin kembali untuk mengubah kesalahan itu. Tapi itu tak mungkin, lembaran hidup yang sudah kita lewati tak mungkin bisa kita ubah lagi. Kita hanya bisa melihatnya, dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran. Pelajaran agar di lembaran berikutnya kita tidak lagi membuat kesalahan yang sama.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita juga tak tau apa yang terjadi di lembaran yang belum kita buka. Kita hanya bisa merencanakannya. Kita hanya bisa menggoreskan pena di lembaran yang saat ini kita buka. Di halaman saat ini kita berada. Yang terpenting kita harus selalu menggoreskan pena di lembaran saat ini dengan tulisan kehidupan yang baik, yang bermanfaat, sesuai yang kita impikan. Agar kita tak menyesal di lembaran-lembaran berikutnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena kita tak pernah tau, kapan kita sampai di halaman terakhir. Kita tak pernah tau tulisan apa yang kita goreskan di halaman terakhir. Dan kita tak pernah tau, kapan kita menutup halaman terakhir itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-76200798592888745362019-07-30T08:02:00.002+07:002019-07-30T08:02:17.985+07:00Motivasi Humor: Jangan Menyerah dengan Kesulitan Hidup<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Setiap orang pernah punya masalah,
Setiap orang pernah punya kesulitan hidup,
Tapi jangan menyerah dengan kesulitan hidup,
Ingat, nakoda hebat tidak lahir di laut yang tenang, tapi di rumah sakit atau di bidan.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Silakan simak:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/xliqzlF0mw0/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/xliqzlF0mw0?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-91018239747330653562019-07-30T08:01:00.002+07:002019-07-30T08:01:17.930+07:00Motivasi Lucu: Kesuksesan Jangan Membuat Lupa diri<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Apa pun yang kesuksesan yang berhasil diraih jangan sampai membuat kita lupa diri, karena kalau kelamaan jongkok, pegel dong</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Silakan simak motivasi lucu berikut ini:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/o4_Cm_DID6w/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/o4_Cm_DID6w?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-21192965830015439862019-07-30T07:59:00.003+07:002019-07-30T07:59:52.838+07:00Puisi Motivasi Lucu: Sukses, Mulai dari Pencapaian Kecil<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Ini puisi motivasi yang lucu tentang kesuksesan yang dimulai dari pencapaian kecil sebelum mendapatkan pencapaian besar.
Dan orang sukses yang saat ini sudah menjadi orang besar, dulunya pernah jadi anak kecil</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Silakan simak:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/j4yxukAHMXY/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/j4yxukAHMXY?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-50106494481171992252019-07-30T07:58:00.005+07:002019-07-30T07:58:54.860+07:00Puisi: Sok Tahu<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Manusia ada yang sok tahu, padahal tahu saja tidak pernah sok tahu walaupun dia tahu, bukan tempe</span></span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Silakan simak puisi ini:</span></span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/WWxI2hK_vVU/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/WWxI2hK_vVU?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-30060208871674481262019-07-30T07:57:00.003+07:002019-07-30T07:57:35.211+07:00Puisi: Asli Apa Palsu<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Puisi ini menceritakan tentang apa yang kita anggap asli bisa jadi palsu, apa yang kita anggap jujur bisa jadi bohong.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Silakan simak</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/N6fIt2pCviU/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/N6fIt2pCviU?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-68340332117079850502019-07-30T07:56:00.000+07:002019-07-30T07:56:03.973+07:00Puisi: Tenggelam dan Terbit<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Seperti matahari yang tenggelam di ufuk barat akan terbit lagi di ufuk timur.
Puisi ini merupakan puisi yang memiliki makna tapi juga puisi yang lucu</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">Silakan simak</span><br />
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/51tlHQDK6Zo/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/51tlHQDK6Zo?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<span style="background-color: white; color: #0d0d0d; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-27700654188572749062019-02-10T20:12:00.002+07:002019-02-10T20:12:45.179+07:00Novel Tangguh Perkasa, Untaian 5 Kejahilan Terbesar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s1600/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s320/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Matahari seolah datang dan pergi, hari demi hari pun berlalu, Tangguh terus bertahan menghadapi kejahilan Badrun dan kawan-kawannya. Beruntung ia punya teman seperti Lica, gadis kecil yang selalu membelanya. Hanya ia teman yang mampu membangun kembali mentalnya yang runtuh. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tahun demi tahun berlalu, semuanya masih sama. Hingga Tangguh telah duduk di bangku SMP, ia masih selalu dijahili ketiga temannya. Saat mentalnya rapuh, ia terkadang pergi ke tepi pantai dan memanjat batu karang yang berdiri kokoh walau selalu diterjang ombak. Ia berdiri disana dan mengepalkan tangannya kuat-kuat tuk meguatkan tekadnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ia juga harus bersyukur, selain Lica, kini ada Cahyo dan Solihin yang mau bergaul dengannya. Cahyo selalu menyisir rapi rambutnya dan tak lupa memakai minyak rambut yang terbuat dari minyak kelapa. Ia selalu membawa sisir di saku belakangnya. Jika berucap tinggi sekali bahasanya, seperti seorang politisi. Namun terkadang ia sendiri tak mengerti arti kata-kata yang diucapkannya. Sedangkan Solihin kebalikannya, ia malas sekali menyisir. Karena itulah ia lebih sering menggunduli kepalanya agar tak usah menyisir apalagi keramas. Cahyo dan Solihin suka sekali bercanda. Itu yang membuat Tangguh tak terlalu bersedih ketika selalu dijahili Badrun, Jamal, dan Tohir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hingga kini ia terus menjadi objek kejahilan Badrun, Jamal, dan Tohir. Hampir setiap hari ia dijahili. Namun ia terus bertahan di sekolah itu. Ia ingat sebuah pepatah yang bilang bahwa orang yang tangguh adalah orang yang mampu membangun benteng dari batu yang dilemparkan padanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Puncak kejahilan itu terjadi saat ia duduk di kelas 3 SMP. Badrun, Jamal, dan Tohir, tiga otak di balik kejahilan itu selalu penasaran dengan nama Tangguh hingga membuat mereka terus menjahilinya untuk membuktikan apakah Tangguh memang tangguh. Mereka bertiga merencanakan aksi jahil terbesar. Selama ini Tangguh cukup sabar, mulai dari kotor, basah, sakit kepala, kaki, pegal–pegal, nyeri otot, dan lainnya telah dirasakannya akibat kejahilan tiga teman sekelasnya itu. Namun selama ini ia masih bisa bersabar. Tapi apakah kali ini ia masih bisa bersabar?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: verdana, sans-serif;">Selengkapnya, baca di blog ini >> </b><a href="https://rivalardiles.blogspot.com/search/label/Tangguh%20Perkasa?&max-results=7" style="font-family: verdana, sans-serif;" target="_blank"><b style="background-color: yellow;">Novel Tangguh Perkasa</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-15545655313191837292019-02-10T20:09:00.002+07:002019-02-10T20:09:41.582+07:00Novel Tangguh Perkasa, Untaian 4: Matematika<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s1600/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s320/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak saat itu, Tangguh seringkali dijahili oleh beberapa teman yang tidak suka padanya. Terutama Badrun, jamal, dan Tohir. Mereka sebenarnya termasuk anak orang kaya. Badrun yang berbadan agak gemuk adalah anak seorang pengusaha pertambangan, Sedangkan Orang tua Jamal sukses di perkebunan teh, Sementara Tohir yang kurus tinggi sebenarnya anak kampung, namun ibunya yang telah janda menikah lagi dengan seorang pengusaha kapal. Lalu bagaimana mereka bisa sekolah di sekolah yang hampir rubuh itu? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketiga anak ini tidak tinggal di desa Pasirputih. Mereka tinggal di kota dengan rumah bertingkat. Sekolahnya pun di sekolah elit yang cukup mahal. Namun dua tahun mereka tak pernah beranjak dari kelas satu SD. Mereka lebih sibuk melakukan aksi-aksi jahil dibandingkan belajar. Maka secara kompak orang tua mereka mendaftarkan anaknya ke sebuah sekolah di kampung yang terpencil, supaya mereka lebih mudah naik kelas. Namun tak secuil pun sifat jahilnya menghilang. Justru kejahilannya semakin menjadi-jadi karena merasa siswa paling kaya. Walaupun mereka tinggal di kota dan sekolah di kampung, tapi mereka setiap harinya selalu diantar jemput dengan mobil mewah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tangguh sering dijahili oleh ketiganya, tapi hal itu sama sekali tak meruntuhkan niatnya untuk menuntut ilmu. Ayahnya yang selalu berusaha mencari uang untuk menyekolahkannya, ibunya yang selalu berusaha untuk memotifasinya telah menjadi kekuatan tersendiri, ibarat besi tulangan yang memperkuat struktur beton. Dan tentu satu lagi yang menjadi pemantik semangatnya adalah impiannya untuk menjadi ilmuan hebat seperti Einstein, Edison, atau Galileo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena itulah, sejak pertama masuk sekolah ia sudah tertarik dengan ilmu matematika. Ilmu yang dibenci sebagian orang karena kerumitannya justru ibarat makanan favorit buatnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di belakang sekolah ada sebuah hamparan rumput, disana pohon trembesi yang bernama latin samanea saman berdiri menyepi sendirian. Hanya desir angin, yang selalu menyapanya. Tangkai dan daun yang tumbuh mengembang seperti payung yang terbuka membuat pohon itu amat rindang. Di bawah samanea saman yang rindang itu, kerap kali Tangguh terlihat duduk sendiri. Disanalah ia biasa belajar matematika, mengerjakan tugas atau berlatih mengerjakan soal-soal. Dengan sempoa yang terbuat dari biji salak, ia menghitung dan mengerjakan soal–soal matematika. Sempoa itu dibuat oleh tangan ayahnya yang amat mendukungnya. Dengan biji salak, benang kenur sebagai talinya, dan kayu sebagai bingkainya dibuat oleh sang ayah di hari ulang taun Tangguh sebelum masuk sekolah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hari itu seusai pulang sekolah, seperti biasanya, Tangguh duduk di bawah pohon rindang itu. Ia sedang mengerjakan tugas matematika yang baru saja diberikan Bu Weni tadi siang. Ketika itu Lica sempat menoleh ke arahnya dan melihat Tangguh yang bersandar di pohon. Lica pun menghampiri dan menyapanya,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Hai guh,” sapa Lica melambaikan tangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Oh, hai ca,” sahut Tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Guh, kamu sedang apa di sini?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Aku sedang ngerjain tugas aja kok,” jawab Tangguh menggaruk kepala.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Oh, kamu suka ngerjain tugas disini?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ia ca, disini tempatnya enak, tenang, sejuk,” ucap Tangguh menghirup udara segar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lica pun ikut duduk di atas rerumputan bersandar pada batang samaena saman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Itu apa guh?” tanya Lica menunjuk sempoa yang dipegang Tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Oh ini, ini dibuatkan ayahku. Ini yang membantuku menghitung soal matematika.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Kamu suka matematika yah guh?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ia ca, aku suka banget matematika. Aku ingin jadi seperti Einstein, Edison, atau Galileo.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Wah tinggi sekali cita–cita kamu guh. Ajarin aku dong pake benda itu. Ajarin aku ngerjain soal–soal tadi guh!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ya udah, kita ngerjain tugas bareng aja.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hari itu, mereka mengerjakan tugas bersama di bawah pohon yang rindang, diantara rerumputan dan ilalang, dihembusi angin sepoi–sepoi dan sesekali disapa kupu–kupu yang terkadang menghampiri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak hari itu, mereka sering mengerjakan tugas bersama di bawah pohon rindang itu. Kadang Tangguh mengajarkan matematika, dan kadang pula sebaliknya, Lica yang mengajarkan Bahasa Inggris, pelajaran favoritnya. Hari itu, Samanea saman menjadi saksi persahabatan mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lica, hanya itu namanya, tak lebih dari empat huruf. Namun bagi Tangguh, ia lebih dari seorang gadis kecil biasa. Walaupun seorang perempuan, tapi ia adalah sahabat yang selalu berani membelanya ketika dijahili Badrun dan kawan-kawannya. Selain itu, tak sekalipun Lica terlihat bermuram durja. Parasnya selalu bersahaja dan memancarkan keceriaan, membuat Tangguh lebih semangat mengarungi kehidupan di sekolah. Padahal tak ada yang pernah tau, di balik senyumnya, di balik keceriaannya, Lica menyimpan kesedihan yang membuat hatinya tersayat. Namun kesedihan itu selalu berusaha ia sembunyikan ketika tiba di sekolah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hampir di setiap malam, Lica selalu mendengar ayah dan ibunya bertengkar. Dari balik dinding kamarnya ia selalu menangis, meneteskan air mata yang meluncur deras di pipinya tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya yang menyangkanya telah tidur pulas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi belum lama ini kesedihannya semakin memuncak saat ayah dan ibunya bercerai. Ayahnya lebih memilih pergi dengan wanita lain dan mencampakkan dia dan ibunya. Tapi tak sekalipun kesedihan itu terlihat di sekolahnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Guh kenapa kamu suka matematika sih?” tanya Lica dengan paras yang ceria.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Karena banyak hal yang bisa diprediksi dengan perhitungan. Misalnya kecepatan, jarak, waktu, dan banyak hal lainnya,” jawab Tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Wow keren, tapi apa semua hal bisa dihitung guh dengan ilmu matematika?” tanya Lica penasaran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ya nggak semua ca, nasib dan takdir kita pasti nggak bisa dihitung dengan ilmu matematika, karena kita nggak pernah tau,” jawab Tangguh tersenyum, sementara Lica hanya terdiam menunduk merenungi perkataan Tangguh dan merenungi hidupnya yang tak bisa diprediksi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: verdana, sans-serif;">Selengkapnya, baca di blog ini >> </b><a href="https://rivalardiles.blogspot.com/search/label/Tangguh%20Perkasa?&max-results=7" style="font-family: verdana, sans-serif;" target="_blank"><b style="background-color: yellow;">Novel Tangguh Perkasa</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-382031845637588502019-02-10T19:56:00.000+07:002019-02-10T19:56:27.028+07:00Novel Tangguh Perkasa, untaian 3: Apakah Benar Tangguh?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s1600/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s320/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Waktu bergulir begitu cepat. Kini Tangguh Perkasa sudah berusia 6 setengah tahun. Ia sudah mulai duduk di bangku sekolah, tepatnya di SD Harapan Bangsa, sebuah sekolah sederhana di desa Pasirputih yang berjarak cukup jauh dari rumahnya. Ia harus berjalan kaki menelusuri jalan berliku dan pepohonan untuk mencapai sekolah. Untuk anak kecil yang berbadan kurus, perjalanan itu amat berat, tapi tetap tak menyurutkan niatnya untuk mengenyam pendidikan. Ia sadar, perjuangan ayahnya yang harus menggoes sepeda puluhan kilometer jauh lebih berat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sekolah itu tak ubahnya seperti bangunan yang telah terkena gempa 5 skala richter. Beberapa bagian dindingnya telah keropos, beberapa sisi jendelanya tanpa kaca, hanya kusen yang melompong. Sementara plafondnya banyak berlubang, yang saat pelajaran berlangsung, terkadang tikus-tikus mengintip dari atas seolah ikut menyimak pelajaran. Atapnya pun bocor di beberapa bagian. Maka ketika hujan turun, beberapa murid repot menggeser mejanya karena air menetes dari atasnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di hari pertama sekolah, Tangguh duduk di bangku pojok paling belakang di sudut ruangan kelas. Kepalanya hanya menunduk, tak sepatah katapun terucap dari bibirnya. Ia masih merasa malu dan minder dengan badannya yang kurus. Ia merasa malu untuk bergaul dengan teman-teman barunya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di saat murid lainnya aktif menyimak pelajaran dari guru, di saat murid lainnya berceloteh dan bermain bersama ketika jam istirahat, ia hanya murung sendiri, duduk terpaku di pojok kelas atau kadang di bawah pohon yang rindang di halaman sekolah. Tak sepercik tawa pun keluar dari mulutnya, tak seutas senyum pun terpancar dari lengkung bibirnya, tak sekalipun ia bermain dan berceloteh dengan teman-teman sekolahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengetahui hal itu, ibunya merasa iba. Karena si ibu percaya bahwa anaknya adalah anak yang luar biasa, karena itu ia dinamakan Tangguh Perkasa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Nak, tunjukkanlah bahwa kamu anak yang luar biasa dan patut dibanggakan,” ucap sang ibu pada Tangguh seraya memegang kedua pundaknya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mendengar ucapan ibunya, Tangguh hanya diam dan menunduk lesu. Lalu ia memikirkan perjuangan ayah dan ibunya. Ayahnya yang selalu bekerja dari pagi hingga petang untuk mencari nafkah, menggoes sepedanya puluhan kilometer jauhnya dan berdiri sepanjang hari di pabrik. Pastilah tak terbayangkan betapa pegal kakinya setiap hari. Namun tak sekalipun ayahnya terlihat lelah. Bahkan dengan gaji di bawah UMR ia sama sekali tak mengeluh untuk pekerjaan yang berat itu. Bahkan ia tak mau merepotkan Tini dan Tangguh. Ketika kakinya amat pegal, ia hanya memijat-mijat kakinya sendiri tanpa memperlihatkan rasa pegal itu pada Tangguh dan ibunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sementara ibunya selalu memberi kasih sayang, yang terkadang juga ikut mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ibunya berkeliling kampung menawarkan jasa cuci baju keliling. Namun sulit baginya mencari orang yang mau menggunakan jasanya karena rata-rata warga desa itu juga miskin. Jikapun ada, maka bayarannya amatlah kecil. Bahkan pernah suatu ketika ibunya bekerja mencuci baju dari pagi hingga sore, namun ia hanya membawa pulang Kapten Patimura. Ya, hanya seribu rupiah, tak lebih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tangguh menitikkan air mata ketika mengingat itu. Kemudian ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, bertekad untuk menjadi murid yang rajin belajar dan ingin menjadi yang terbaik, juga mampu bergaul dengan teman-teman sebayanya. Namun rasa minder yang berkecamuk dalam batinnya seolah menjadi batu penghalang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">*** </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saat itu, di jam istirahat ia masih sendiri termenung di sisi halaman sekolah. Beberapa temannya sedang bermain kelereng. Ingin rasanya Tangguh bergabung bersama mereka. Walau terasa berat, kakinya mulai digerakkan tuk melangkah, namun baru selangkah ia mundur kembali. Tangannya menggulung–gulung baju. Ia merasa gerogi. Namun perlahan ia mulai mampu mengalahkan ketakutannya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa satu-satunya cara mengalahkan ketakutan adalah dengan menghadapinya. Ia mulai melangkah maju, semakin lama langkahnya semakin yakin. Ia pun berdiri di hadapan teman–temannya yang sedang bermain kelereng. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sambil mencengkram baju seragamnya, dipaksanya bibirnya tuk berucap pada teman-temannya, “Ha. . .hai. . .a. . .aku Tangguh Perkasa . . bo. . .boleh aku i. . .ikut main,” ucapnya terbata-bata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Segera saja teman–teman sekelasnya yang sedang bermain kelereng membatu tak bersuara, lalu menghentikan permainannya sejenak. Semua pandangan terarah padanya. Namun kediaman itu hanya sesaat karena tak lama gelak tawa terbahak–bahak membahana setelah mereka melihat Tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Hahaha. . . . apaaa. . , Tangguh perkasa. Badan tulang terbungkus kulit begini tangguh perkasa, hahaha. . . ,” itulah yang diucapkan Badrun, salah satu murid sekolah yang sedang bermain kelereng diiringi dengan gelak tawa dari seluruh teman-teman lainnya yang sedang bermain kelereng kala itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tangguh menunduk muram. Ia begitu terpukul. Mentalnya benar–benar rapuh laksana ranting di musim kemarau. Kemudian ia berlari sambil menangis. Di bawah pohon yang rindang ia merenung dan bersedih. Duduk menyandar pada sebatang pohon, menangis ditemani sehelai daun yang jatuh dari pohon tempatnya bersandar. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di tengah kesedihannya ternyata masih ada teman yang peduli padanya. Lica, seorang gadis kecil yang juga sekelas dengannya menghampirinya, menepuk bahunya secara perlahan dan berkata, “Hai, kamu kenapa? ucapan mereka nggak usah didengerin ya, mereka emang gitu.” Mendengar ucapan Lica, Tangguh sedikit lega, ia hanya senyum sekilas. Namun tetap tak menghilangkan rasa sakit hatinya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Keesokan harinya ia enggan untuk berangkat ke sekolah. Namun sang ibu terus memberinya semangat untuk mau berangkat sekolah. Dengan berbagai upaya dan kata dikerahkan untuk membuat sang anak kembali bersemangat ke sekolah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sore itu Tangguh pergi ke pantai, memanjat batu karang setinggi atap dan berdiri di atasnya. Batu karang itu berdiri di depan pasir putih yang terhampar, seperti mercusuar kerdil tanpa lampu sorot. Melihat ombak yang menerpa batu karang tempatnya berdiri, namun tak membuat batu karang itu bergeming dari tempatnya, Tangguh mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Mencoba untuk menyatu bersama batu karang. Hingga ia yakin dan merasa kuat menghadapi penghinaan yang terjadi di sekolahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pagi itu ia berangkat ke sekolah, berjalan kaki menenteng rantang susun bekalnya. Sesampainya di sekolah ia melihat pintu kelasnya tertutup rapat, nampak tak terdengar suara apa-apa barang 1 desibel pun. Matanya menatap matahari tuk menerka apakah ia kesiangan atau tidak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Segera saja ia mempercepat langkah kakinya tuk bergegas menuju ruang kelasnya. Sesampainya di depan kelas, ia segera membuka pintu dan menengok apakah ada guru yang sudah masuk. Namun ternyata bammm . . . .sebuah penghapus papan tulis menimpa kepalanya dari atas pintu hingga bertaburanlah butir–butir kapur di atas kepalanya yang membuat rambut belah pinggirnya menjadi putih seperti kakek–kakek. Spontan seluruh temannya tertawa terbahak–bahak melihat kejadian itu, kecuali Lica. Rupanya itu adalah ulah beberapa teman sekelasnya yang super jahil. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tangguh hanya menunduk, menghela nafasnya dan mengucapkan Innallaha ma‘ashobirin dalam hatinya. Ucapan yang diajarkan ibunya untuk tetap sabar. </span></div>
<br />
<br />
<b style="font-family: verdana, sans-serif; text-align: justify;">Selengkapnya, baca di blog ini >> </b><a href="https://rivalardiles.blogspot.com/search/label/Tangguh%20Perkasa?&max-results=7" style="font-family: verdana, sans-serif; text-align: justify;" target="_blank"><b style="background-color: yellow;">Novel Tangguh Perkasa</b></a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-42948884738323738752019-02-10T19:53:00.000+07:002019-02-10T19:53:03.444+07:00Novel Tangguh Perkasa, untaian 2: Anak Ajaib<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s1600/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://3.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/TndzkOhshq0cnRnvi6nISAE8bIDi8ng7wCPcBGAYYCw/s320/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kini ruang di rumah berdinding bata expose itu terkadang tak lagi sepi, suara tangisan bayi kerap terdengar menggema dari dalam rumah. Tono membuatkan kalung dengan untaian dari kayu berbentuk persegi yang ditengahnya diukir huruf T, menandakan inisial Tangguh. Ia memakaikan kalung itu pada anaknya yang baru lahir, ia merasa amat bahagia dengan kelahiran anak pertamanya itu. Tapi saking bahagianya akan kehadiran sang bayi, Tini dan Tono baru menyadari kalau beberapa hari yang lalu mereka belum membayar biaya kelahiran anaknya pada dukun beranak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di siang harinya, Sartono pergi berjalan kaki ke rumah dukun beranak itu untuk membayar biaya kelahiran anak pertamanya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di depan tempat praktek dukun beranak itu ia merasa heran, kini di tempat itu sepi sekali, padahal seharusnya hari ini dukun itu buka praktek. Papan nama yang ada di depan rumah si dukun beranak itu terlihat telah tumbang, tak lagi berdiri tegak. Pintu rumah dan jendela kayu pun tertutup rapat. Tono mengetuk–ngetuk pintu rumahnya, namun kali ini tak memakai batu sebesar bola softball. Ia terus mengetuknya, tapi tak juga ada yang membuka pintu. Sempat ia melihat ke bawah, di depan teras ada batu sebesar bola softball yang ia pakai untuk mengetuk pintu itu tempo hari. Namun niat untuk mengambil batu itu ia urungkan setelah mengingat kening dukun itu yang benjol gara-gara batu itu. Walaupun merasa bersalah, ia tetap tertawa geli dalam hatinya ketika mengingat hal itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ia pun berjalan pulang. Tak jauh dari tempat dukun itu, ia melihat seseorang yang sedang memotong rumput di tepi jalan. Kemudian Tono bertanya padanya, “Mas. . . .mas apa mas tau dukun beranak itu kemana ya? kok saya kesana nggak ada?” tanya Tono menunjuk ke arah rumah dukun beranak itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Oooh. . . .Mbo parti, dari tadi pagi dia udah pergi. Katanya mau nerusin kuliah lagi ngambil program studi dukun santet. Katanya dia trauma jadi dukun beranak,” jawab si pemotong rumput itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mendengar jawaban itu, Tono merasa aneh dan merapatkan kedua alisnya, tapi ia juga berpikir, “Apakah ia trauma gara–gara kejadian kemarin ya? Ah, ya sudahlah.” Ia kembali ke rumahnya dengan perasaan kurang tenang karena utangnya belum dibayar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi bukan Tono saja yang merasa tak tenang, tentunya mbo Parti si dukun beranak lebih tak tenang lagi. Sejak pagi-pagi sekali ia pergi membawa gembolan berisi barang-barangnya yang dianggap penting. Di depan rumahnya ia sengaja merobohkan papan nama itu sebelum pergi lantaran kesalnya. Dengan dahi benjol besar dan lebam di pipi, ia berjalan dan bertekad untuk meneruskan kuliah fakultas kedukunan. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi dukun sakti takkan pernah lagi menjadi dukun beranak. Ia pun pergi menaiki perahu nelayan yang diparkir di tepi pantai tanpa sepengetahuan si pemilik perahu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">*** </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelum Tono datang, Tini terkaget–kaget ketika ia ke kamar untuk melihat anaknya. Pasalnya ia melihat sesuatu yang tak wajar, anaknya yang umurnya belum sebulan sudah bisa berjalan sendiri di kamarnya.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sartono pun tiba dirumah, langsung saja Tini memberitahukan suaminya tentang apa yang terjadi, “Mas. . .mas. . . mas. . . !!!!” ia memanggil suaminya dengan panik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ia, ada apa Tin? memangnya ada apa sih, kamu keliatanya panik?” sahut Pak Tono.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mas tau gak sih. . . anak kita mas. . . .anak kita!!!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ia. . . . anak kita kenapa?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Hmmm. . .nggak apa-apa sih mas, cuma. . . . .”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Cuma apa?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Cuma. . . .anak kita mas. . . .anak kita!!!” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ia . . . .ada apaaa???!!!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Anak kita tadi sudah bisa berjalan.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ah, becanda kamu, anak kita baru sebulan masa sudah bisa jalan lagi?” Sartono tak percaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lantas ia melihat ke kamar untuk membuktikan apa yang dikatakan istrinya. Namun di kamar itu ia melihat Tangguh sedang tertidur pulas di ranjang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Tuh kan anak kita lagi tidur kok, kamu mimpi kali.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tini mengucek matanya. Ia baru sadar kalau ia baru saja bangun tidur. Ia pun sadar kalau itu hanya mimpi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bulan demi bulan berlalu, hari ini Tangguh sudah berusia 4 bulan. Saat itu Tini terkejut, tiba–tiba saja ia bisa berbicara pada ibunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ma. . .mama . . .aku lapar ma,” kata anak itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Spontan saja mulut ibunya menganga, keringat mengalir dari keningnya dan matanya membesar seolah mau keluar dari tempatnya. Tini terkejut, bagaimana tidak, anak sekecil itu sudah bisa berbicara dengan sempurna saat gigi-giginya sama sekali belum tumbuh. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mas. . .mas!!” ucap Tini terbangun dari tidurnya dengan berkeringat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Kamu kenapa Tin?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Anak kita sudah bisa bicara mas.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Tuh kan, kamu mimpi lagi, ini masih malam.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tini menghela napas, ia baru tersadar itu juga hanya mimpi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bulan demi bulan pun berlalu. Kini anak itu sudah berusia satu tahun. Saat itu, si ibu kembali melihat keluarbiasaan dari anaknya. Ketika suaminya sedang bekerja di pabrik, Tini melihat anaknya membengkokkan sendok stainless di piring makanannya dengan kedua tangannya. Namun Tini lagi-lagi hanya mimpi. Ia baru terbangun setelah ketiduran akibat kelelahan seusai masak dan mencuci. Dari rangkaian mimpinya yang aneh, Tini hanya berpikir, mungkin ini pertanda bahwa Tangguh Perkasa akan menjadi orang yang luar biasa kelak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: verdana, sans-serif;">Selengkapnya, baca di blog ini >> </b><a href="https://rivalardiles.blogspot.com/search/label/Tangguh%20Perkasa?&max-results=7" style="font-family: verdana, sans-serif;" target="_blank"><b style="background-color: yellow;">Novel Tangguh Perkasa</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-51123051368537608852019-02-10T08:49:00.001+07:002019-02-10T19:49:50.608+07:00Novel Tangguh Perkasa, untaian 1: Lahirnya Tangguh Perkasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/aBODinXgpkcRh5rL5UU5_xQ4F_VKuuUvwCEwYBhgL/s1600/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://2.bp.blogspot.com/-Eg2jCXbvKL8/XF-C8SxyiaI/AAAAAAAAC5Y/aBODinXgpkcRh5rL5UU5_xQ4F_VKuuUvwCEwYBhgL/s320/Cover%2BTangguh%2BPerkasa%2BR2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bibir pantai seringkali tersenyum di kala ombak datang menyapa butiran-butiran pasir yang putih. Angin berembus mengayunkan daun-daun pohon kelapa yang berderet membentuk barisan. Sebuah karang tetap berdiri kokoh walau dihempas ombak berkali-kali, seolah mengatakan bahwa batu karang itu amat Tangguh dan Perkasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Beberapa kilometer dari bibir pantai, sebuah rumah yang sangat sederhana berdiri tak begitu kokoh. Rumah itu berjarak beberapa puluh meter dari rumah lainnya di desa Pasirputih, diselingi pohon-pohon yang tertancap tak saling berdekatan. Lantainya ubin yang telah retak di beberapa bagian, dinding-dindingnya terbuat dari bata tanpa plester, acian, apalagi cat. Dinding rumah itu juga telah keropos di beberapa bagian. Yang apabila di desa itu ada sapi gila yang mengamuk dan menyeruduk dinding rumah itu, maka dinding rumah itu bisa hancur berantakan. Sedangkan atap gentengnya telah usang dan bocor di beberapa bagian. Jika malam tiba, hanya lampu redup 5 watt yang sedikit menerangi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Disanalah tempat bernaung sepasang suami istri yang hidup serba amat sederhana. Sartono dan Suhartini, mereka telah menikah setahun yang lalu. Sartono adalah kepala keluarga yang bersahaja. Badannya cukup tegap walau tak terlalu kekar. Ia bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik untuk menghidupi dirinya dan istrinya. Setiap hari, kala sang mentari belum menampakkan cahayanya, lelaki berbadan tegap itu harus mengayuh sepeda kumbangnya puluhan kilometer tuk bekerja di pabrik. Walau keringat selalu membasahi keningnya, ia selalu semangat menggoes sepedanya, mengerahkan tenaganya hingga sampai pabrik. Penderitaannya belum selesai sampai disitu, sesampainya di pabrik ia harus bekerja berdiri berjam-jam dari pagi hingga sore memasukkan makanan dari meja berjalan ke kardus-kardus kecil. Sepulangnya dari pabrik ia harus menggoes lagi sepedanya puluhan kilometer. Namun rasa letih yang ia rasa selalu hilang menguap ke angkasa ketika ia sampai di rumah dan bertemu istri tercinta. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tono tak berniat menjadi nelayan seperti kebanyakan warga desa, walaupun pantai tak terlalu jauh dari rumahnya. Hal itu karena saat ia masih kecil, ia pernah hampir tenggelam di lautan. Sejak saat itu ia enggan menjadi nelayan, bahkan mendekati laut pun enggan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hari itu Tono pulang lebih malam dari biasanya. Ban sepedanya bocor di tengah jalan, ia harus menuntun sepedanya sampai rumah. Namun beberapa meter sebelum sampai rumah ia mengusap keringat yang membasahi wajahnya, tak mau terlihat letih di hadapan istrinya. Terlebih saat ini, Tini (nama panggilan si istri) sedang hamil tua. Perutnya sudah membesar seperti pemain drumb band di kelompok marching band. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Malam itu, sebelum merebah dalam lantunan mimpi, mereka mengobrol sejenak mengenai suatu hal sembari berbaring menyamping saling berhadapan di tempat tidur yang ranjangnya terbuat dari kayu, yang apabila bergerak sedikit saja menimbulkan suara berderit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Tin. . . .kamu ingin anak laki–laki atau anak perempuan?” tanya Tono yang tersenyum bahagia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Mmmm. . . laki–laki atau perempuan sama aja mas, tapi aku lebih ingin anak laki–laki yang tangguh kaya mas,” jawab Tini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Ah, kamu bisa aja, hmm. . . apa ya nama yang cocok untuk anak kita tin?” tanya Tono tersipu malu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Tangguh Perkasa mas, aku ingin anak kita menjadi anak yang tangguh dan perkasa,” ucap Tini dengan penuh harap lalu merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di tengah–tengah obrolan mereka, tiba–tiba Suhartini merasakan sakit pada perutnya. Ia merasakan anaknya sudah mulai menendang–nendang ingin keluar dari kandungannya. Seketika senyumnya mulai meredup, dahinya mulai mengerut. Kemudian ia meronta–ronta, tangan kanannya memegang perutnya sementara tangan kirinya mencengkram selimut menahan rasa sakit yang tiada terperi. Suaminya pun mulai merasa panik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Kamu kenapa tin?” tanya Suhartono yang mulai panik. “Kalau gitu kita ke dukun beranak saja, sepertinya anak kita sudah mau lahir.” Tono segera berganti baju tuk bersiap-siap dengan tergesa-gesa. Saking tergesa-gesanya, hampir saja ia lupa mengganti sarungnya dengan celana panjang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maka pergilah mereka ke dukun beranak itu. Maklum saja, di desa mereka belum ada rumah sakit, puskesmas pun telah tutup sejak matahari belum tergelincir. Letak rumah dukun beranak itu memang cukup jauh, beberapa kilometer dari rumahnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Malam itu mereka berjuang berjalan kaki di tengah kesunyian malam dan hujan yang tiba-tiba turun cukup deras. Sepeda kumbang yang biasa dipakai Tono ke tempat kerjanya bannya kempes disaat yang tidak tepat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tono terus menuntun Tini yang berjalan sembari mengerutkan dahi dan merintih menahan rasa sakit di perutnya. Di tengah derasnya hujan yang semakin lama semakin membasahi, dan rasa dingin yang semakin lama seolah mencengkram tubuh, mereka tetap tegar bagaikan batu karang yang kuat walau dihantam ombak, mereka terus berjuang demi kelahiran anak pertama. Mereka meneruskan langkah demi langkah tanpa pernah kenal kata menyerah. Hal itu mereka lakukan demi anaknya yang akan lahir. Dan mereka percaya, anak mereka kelak akan menjadi anak yang tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah melewati gelapnya malam dan dihujam ribuan tetes air hujan yang menggigilkan tubuh, melewati kebun, semak belukar, dan jalan tanah yang licin, akhirnya mereka tiba di rumah dukun beranak yang letaknya terpencil. Sebuah rumah di tengah pepohonan yang hanya diterangi lampu redup. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tono mengetuk pintu rumah dukun beranak itu dengan cukup keras karena rasa cemas akan istrinya dan calon anaknya yang akan lahir. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Mbo. . . . . mbo. . . . . .buka pintunya mbo. . . .saya mau melahirkan. . . eh istri saya maksudnya yang mau melahirkan, cepat mbo!!!” teriak Tono yang mengetuk pintu dengan rasa panik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lama pintu diketuk tak dibuka juga, sepertinya dukun beranak itu sudah terlelap dalam tidurnya. Di depan rumahnya nampak berdiri sebuah papan nama yang bertuliskan:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dukun beranak Mbo Parti melayani :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Proses melahirkan normal</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Proses melahirkan premature</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Periksa kandungan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Tes USG</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Cek tensi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<span style="white-space: pre;"> </span>Dll</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> Buka praktek jam 9.00 s/d 16.00</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rupanya dari jam empat sore, dukun beranak itu sudah menutup prakteknya. Melihat tulisan itu, Tono tak bergeming sedikit pun, karena istrinya sudah hampir melahirkan dan tak mungkin menunggu sampai esok tiba. Ia lantas mengetuk pintu rumah dukun itu semakin keras saja dengan genggaman tangannya layaknya seorang dept colector yang menagih hutang. Tapi tetap tak dibukakan juga. Lalu saking khawatirnya terhadap istri dan calon anaknya, Tono mengambil batu sebesar bola softball yang ada di depan teras rumah itu dan ia hendak mengetuk pintu rumah si dukun beranak pakai batu sekeras mungkin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Namun tiba–tiba saat Tono hendak mengetukannya, mbo Parti dukun beranak itu membukakan pintunya dengan mata yang masih setengah menutup karena masih mengantuk. Dan Bammmmmmm. . . . . .sebuah batu sebesar bola softball mendarat di jidat dukun beranak itu. Ia sempoyongan, jatuh ke lantai dengan posisi duduk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dukun beranak yang masih mengantuk itu kepalanya bergoyang, seolah dikelilingi bintang-bintang dan burung-burung di atas kepalanya. Kini dukun itu nampak bercula satu saat sebuah benjolan perlahan tumbuh dari keningnya. Tono tak kuasa mengerem tangannya yang sudah terlanjur berayun. Permohonan maaf terus diucapkan pada dukun itu. Dukun itu hanya berkata dalam hatinya, “Hmmmm. . . . .udah malem–malem ngeganggu tidur, bikin benjol lagi. Coba waktu kuliah dulu milih jurusan teknik santet, gua santet lu. . . .!” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Malam itu, si dukun beranak terpaksa harus kerja lembur di larut malam. Dengan jidat yang terus bersnut–snut ia tetap berusaha mengeluarkan bayi dari perut Tini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Ayo ngeden, ngeden, 1,2,3, ayo ngeden. . .ngeden!!” kata dukun itu sambil menjulurkan tangannya ke dalam sarung yang dipakai Tini dan siap menyambut si bayi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ah. . .emang dasar dukun itu lagi sial kali ya. Setelah disuruh ngeden berulang–ulang oleh dukun itu, Akhirnya Tini bisa sedikit lega karena keluarlah dari perutnya dan dukun beranak itu siap menyambutnya. Namun malang nasib dukun itu, ternyata si bayi belum keluar, justru yang keluar adalah sesuatu yang cukup menjijikan “iyaaaak wohoo.” Tangan dukun beranak itu kini seperti roti yang telah dioles mentega. Lantas setelah itu ia pergi sejenak ke kamar kecil untuk mencuci tangannya yang terkena koto. . . .ups. . .ya itu lah pokoknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dapur dan toilet di rumah si dukun beranak belum dipasang lampu sehingga cukup gelap. Ah. . emang dasar tu dukun lagi sial kali ya, ia berjalan meraba–raba di tengah kegelapan menuju kamar kecil. Namun tiba–tiba, Bammm. . . . . . Jidat si dukun yang sudah benjol itu pun kembali harus terbentur kusen pintu kamar mandi. Rasa snut–snut semakin menjadi–jadi, benjolnya pun semakin membesar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi ia dukun yang cukup professional. Dengan menahan rasa snut–snut di jidatnya, ia kembali bekerja membantu persalinan Tini. Proses persalinan berlangsung cukup lama hingga berjam–jam. Dan akhirnya tepat pukul 5 subuh lahirlah seorang bayi laki–laki yang diberi nama Tangguh Perkasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Namun entah kenapa, si bayi itu ternyata saat lahir tak langsung menangis, tak seperti bayi–bayi yang lain. Dukun itu merasa khawatir akan anak yang baru lahir itu. Lantas saja si dukun beranak memukul–mukul pantat si bayi agar ia dapat menangis. Mungkin emang dasar si dukun beranak itu tu malem lagi sial. Ketika si dukun itu memukul–mukul pantat si bayi, bapaknya si bayi itu langsung menonjok muka si dukun beranak dan mengambil anaknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Hei. . . .apa yang kau lakukan pada anakku?!!!!” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bammmm. . . . . sebuah bogem mentah mendarat di pipi si dukun sampai membuatnya hampir terkapar di lantai. Kini muka si dukun sudah hampir nggak beraturan, benjol besar di jidat dan biru bengkak di pipi. Rupanya bapaknya si bayi tak mengerti kalau bayi yang lahir biasanya langsung menangis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setiap ibu atau hampir setiap ibu di dunia ini pasti bahagia dengan kelahiran anak pertamanya. Namun melihat bayi yang baru ia lahirkan, nampak ada yang membuat Tini sedikit tidak terlalu bahagia. Itu karena si bayi yang ia harapkan akan menjadi orang yang gagah perkasa ternyata sangat mungil dan kurus. Ia jadi bertanya-tanya dalam benaknya, “Apakah aku pantas menamainya Tangguh Perkasa, dan apakah ia akan menjadi anak yang tangguh?” tanya Tini dalam benaknya seraya mengerutkan dahi, terbalut dalam keraguan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Melihat istrinya merenung, Tono mendekatinya, membisikannya perkataan yang bisa melegakannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Sudahlah, anak kita kan masih bayi, sangat mungkin anak kita suatu saat menjadi anak yang tangguh, jika pun tidak, cukuplah anak kita menjadi anak yang baik dan bisa menyebarkan kebaikan.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tini hanya tersenyum mendengar ucapan suaminya. Lalu mereka pun berjalan pulang kembali ke rumah. Kondisi Tini yang masih lemah membuat Tono harus menuntun Tini lagi. Mereka pulang sambil menggendong sang bayi dan tak ingat untuk berpamitan pada si dukun beranak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi di sisi lain, si dukun beranak yang masih duduk menahan rasa sakit di pipi dan jidatnya baru sadar setelah mereka berdua pulang, kalau ternyata mereka belum bayar biaya persalinannya. Ah. . . emang dasar tu dukun lagi sial kali ya. Kemudian dari rumah dukun beranak itu terdengar teriakan yang menggema ke sekitar rumahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Siaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal. . . . . . . . .!” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di pagi hari itu, di papan nama yang ada di depan rumah si dukun beranak, ditempelkan sebuah tulisan.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Hari ini tidak buka praktek”</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Selengkapnya, baca di blog ini >> </b><a href="https://rivalardiles.blogspot.com/search/label/Tangguh%20Perkasa?&max-results=7" target="_blank"><b style="background-color: yellow;">Novel Tangguh Perkasa</b></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-60243073365236720312019-02-10T08:36:00.001+07:002019-02-10T08:36:24.846+07:00Puisi motivasi: Angin yang Menerpa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-4NwodokE178/WiC-Fb8GctI/AAAAAAAAC1A/Fduz5fJQsJM0WPwLkFldoMKKrDLYoMGvACPcBGAYYCw/s1600/GEDC0328.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://3.bp.blogspot.com/-4NwodokE178/WiC-Fb8GctI/AAAAAAAAC1A/Fduz5fJQsJM0WPwLkFldoMKKrDLYoMGvACPcBGAYYCw/s320/GEDC0328.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika berdiri di atas tebing di tepi lautan, kita akan melihat birunya langit yang berdiri tanpa tiang, namun seolah bertemu dengan lautan jauh di ujung sana. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita akan melihat deburan ombak yang berlari berkejar-kejaran dan menghempas tebing, menimbulkan suara gemuruh. Walau tebing tetap bergeming.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada hal yang tak terlihat, namun terasa menerpa wajah. Itu adalah angin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Angin itu seperti hasrat, motivasi, harapan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ia tak terlihat, namun tetap ada dan bergerak di dalam jiwa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang terkadang menerpa wajah, mengingatkan akan hal-hal yang belum tercapai.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-55247012337342322582017-12-01T10:30:00.000+07:002020-01-09T20:55:03.489+07:00Tiada berarti, tidak rapi, dan tiada bertepi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-iw5V9QypQmY/Ui1xUGsHgqI/AAAAAAAABAI/rMuAZRTOUrcloLjVy7jlQcvNLtFw2SeWQCPcBGAYYCw/s1600/jalan%2Bhidup.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="178" data-original-width="284" src="https://2.bp.blogspot.com/-iw5V9QypQmY/Ui1xUGsHgqI/AAAAAAAABAI/rMuAZRTOUrcloLjVy7jlQcvNLtFw2SeWQCPcBGAYYCw/s1600/jalan%2Bhidup.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Seandainya penguin ada di gurun aku tak tau
apa yang terjadi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Seandainya unta ada di kutub aku juga tak
tau apa yang terjadi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Seandainya ikan - ikan beterbangan dan
burung - burung berenang aku pun tak tau apa yang terj</span><span style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">di,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ada mentari yang menerangi siang,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Dan ada bulan yang menemani malam,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Semuanya begitu teratur,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tak seperti puisi ini yang tak teratur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku berdiri memakai topi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tiada yang kunanti walau sendiri,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tiada kutemukan tepi di luasnya sepi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tidak ada suara ibu - ibu ngerumpi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Yang ada hanyalah sapi yang memakai rompi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tapi apakah ini cuma mimpi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ketika ku menampar pipi ternyata ini bukan
mimpi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ini hanyalah karangan puisi yang tiada arti,
tidak rapi dan tidak bertepi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku mendengar,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">mendengar suara ikan - ikan yang sedang
berkicau,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mendengar suara ayam yang mengonggong,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mendengar suara lantunan kereta di luasnya
lautan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Apakah ini mimpi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Namun ketika ku menampar pipi ternyata ini
bukan mimpi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ini hanyalah puisi yang tiada berarti, tidak
rapi dan tiada bertepi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku melihat,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">melihat bunga - bunga bermekaran di tengah
gurun,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">melihat harimau sedang memakan rerumputan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">melihat indahnya pelangi di malam hari,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">melihat gerombolan awan di dalamanya lautan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Apakah ini hanya mimpi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Namun ketika ku menampar pipi ternyata ini
bukan mimpi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ini hanyalah karangan puisi yang tiada
berarti, tidak rapi dan tiada bertepi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku merasakan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku merasa sejuknya udara berhembus saat aku
berada di bulan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku merasakan dingin yang menusuk di luasnya
gurun yang tandus,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku merasa panas yang menyengat di tengah
kutub utara,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku merasakan sepi sunyi senyap di tengah
keramaian kota,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku juga merasakan manisnya air laut,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Apakah aku hanya mimpi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Namun setelah ku menampar pipi baru ku
rasakan ini bukan mimpi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ini hanyalah untaian puisi yang tiada
berarti, tidak rapi, dan tiada bertepi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku berpikir,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Dan aku merenung sejenak,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Apakah puisi ini memang tiada bertepi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Namun ketika ku menampar pipi baru kusadari,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Bahwa puisi bukanlah sebuah bola yang tiada
bertepi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Puisi hanyalah untaian kata yang pasti
bertepi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Seperti layaknya rangkaian gerbong kereta
api yang pasti bertepi,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Dan inilah tepi dari sebuah puisi,<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "lao ui" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Sebuah puisi yang tiada berarti dan tidak
rapi namun bertepi.<o:p></o:p></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-12760510901790027582017-12-01T10:24:00.001+07:002017-12-01T10:24:14.840+07:00SEBENTUK AWAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-yA4UFVSVgwY/UxlnQ0BevvI/AAAAAAAABfw/U6ogzGoR-BAJuitF6TWnbt1MZ8tbXiVJACPcBGAYYCw/s1600/lembaran%2Bkehidupan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="218" data-original-width="218" src="https://3.bp.blogspot.com/-yA4UFVSVgwY/UxlnQ0BevvI/AAAAAAAABfw/U6ogzGoR-BAJuitF6TWnbt1MZ8tbXiVJACPcBGAYYCw/s1600/lembaran%2Bkehidupan.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Di birunya langit ku lihat sebentuk
gumpalan – gumpalan putih,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ia menari nari di atas sana,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Menghiasi langit nan elok,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang yang tak tau fisika pun tau kalau di
antara matahari, bulan, bintang, langit, dan awan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Awanlah benda langit yang paling dekat,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi orang bodoh pun tau,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sedekat – dekatnya awan adalah sesuatu yang
tak bisa digapai,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Pun ketika aku terbang ke angkasa tetap
saja tak bisa digenggam, tak bisa ku ambil,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Atau ku bayangkan diriku adalah air, </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang menguap ke angkasa dan membeku di
awan,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun setetes hujan tetap saja kan jatuh
dan terhempas,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan menghilang di antara butiran – butiran
tanah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Atau ku bayangkan diriku adalah angin,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang bisa terbang bersemilir menyapa awan –
awan di langit.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi angin adalah sesuatu yang tak kan
pernah terlihat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Lantas harus jadi apakah aku,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku pun tak tau</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan aku pun hanya duduk disini</span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ku naikan daguku dan kuhadapkan wajahku ke
atas sambil tersenyum.</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-79033910438680563192017-12-01T10:16:00.004+07:002017-12-01T10:16:55.103+07:00Gemercik hujan di sore hari,<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-_s4fzFwPC8c/ULWrtz6rOjI/AAAAAAAAAmw/GF8J_cHg6McdfZfh6vqg3bGcebN6fzTnQCPcBGAYYCw/s1600/hujan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="191" data-original-width="264" src="https://4.bp.blogspot.com/-_s4fzFwPC8c/ULWrtz6rOjI/AAAAAAAAAmw/GF8J_cHg6McdfZfh6vqg3bGcebN6fzTnQCPcBGAYYCw/s1600/hujan.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gemercik hujan di sore hari,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Membasahi jendela membuatku tak bisa melihat indahnya taman,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Juga awan kelam yang menutupi birunya langit,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Juga gemuruh petir yang menggelegar seolah meretakkan langit,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita tak tau, atau mungkin suatu saat nanti kan mengetahui,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentang apa - apa yang tersurat dan tersirat di hidup ini,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah waktu yang bisa menjawabnya?</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ataukah sebuah keputusan</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-47624162741580152872017-12-01T10:14:00.002+07:002017-12-01T10:14:54.339+07:00Negeri Nan Eksotik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-CmVVS6X0NwY/TUoicOovvuI/AAAAAAAAAL8/c4yF_7IrruIjb0or6paTPqV97mGBRuhiwCPcBGAYYCw/s1600/IMG0991A.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-CmVVS6X0NwY/TUoicOovvuI/AAAAAAAAAL8/c4yF_7IrruIjb0or6paTPqV97mGBRuhiwCPcBGAYYCw/s320/IMG0991A.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Itulah negeri beribu pulau, membentang di
sepanjang khatulistiwa,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lautan terhampar luas, pulau-pulau
berkoloni mulai dari Sabang Sampai Merauke,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di Serambi Mekah, kulihat sekelompok orang
duduk berbaris sambil menari, </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ku terus terbang menelusuri angkasa di atas
negeri itu,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di atas pulau Nias, ku lihat orang berlari
dan melompati batu nan tinggi, aku pun berdecak kagum,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Angin lembut bertiup menyapa wajahku dan ku
kembali melihat ke bawah,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada sekelompok orang menari dengan piring
di kedua telapak tangannya, lihai benar mereka.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak lama ku mengedipkan mata, kulihat
kembali di bawah sana,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekelompok orang menari dengan memagang
piring yang dipasangi lilin di atasnya,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pandai benar mereka, mampu menjaga piring
tak pecah, dan api lilin tak mati,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Indah nian pulau itu, Sumatra. Rasa
penasaran kian menumpuk dalam benakku dan kulanjutkan menelusuri angkasa di
atas negeri itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pulau Jawa, di atas pulau itu mataku
kembali mencari keindahan,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada orang-orang yang menyemburkan api ke udara
dengan mulutnya, </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Anak-anak riang gembira bermain permainan
tradisional dengan teman-temannya,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada pula orang-orang yang memainkan irama
dari bambu,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian mataku terpaku pada satu pulau nan
eksotis,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keindahan pantainya, kebudayaannya, orang
menyebutnya pulau Dewata,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku pun melihat hewan purba melata berjalan
mengintai mangsanya, ahh. . . .pulau Komodo.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diiringi awan-awan aku terus melesat dan
aku pun melihat indahnya pulau Papua,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Laut nan indah di Raja Ampat, sempat pula
ku lihat burung Cendrawasih menebarkan pesonanya,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bahkan ada gunung diselimuti es nan putih
menawan di negeri itu, Gunung Jayawijaya nampaknya,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sungguh mempesona negeri itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasanya aku ingin seperti mentari yang
setiap hari selalu kembali melintasi
negeri itu, </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melintasi garis khatulistiwa yang melewati
negeri itu,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Waktu pun telah berlalu begitu lama,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini ku merasa tak cukup kuat lagi tuk
terbang melintasi negeri nan eksotik itu,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi indahnya negeri itu membuatku berusaha
kuat tuk kembali, tuk melintasi negeri nan eksotik itu,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi apa yang ku dapat?</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hampir tak ku lihat lagi orang-orang yang
menari dengan piring, dengan lilin,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang ada justru ada orang menari
mengguncang keimanan,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak ku lihat lagi anak-anak bermain
permainan yang dulu mereka mainkan bersama teman-temannya,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka asik memandangi benda hitam di
genggaman tangannya, atau menunggangi kuda besi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak ku lihat lagi pohon-pohon nan
hijau yang membentang menyelimuti
daratan,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini selimut hijau itu seolah sobek di
beberapa bagian,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Negeri itu telah banyak berubah,</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi aku tetap kagum pada negeri itu, </span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Negeri nan eksotik.</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-30197669082002786032017-12-01T10:11:00.000+07:002017-12-01T10:11:00.058+07:00Waktu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-9ca1mrRLzY0/TmY4eA8j__I/AAAAAAAAAWc/I1CmpyVNyskO_WQiounh7rkwg44s_7AigCPcBGAYYCw/s1600/waktu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="222" data-original-width="227" src="https://4.bp.blogspot.com/-9ca1mrRLzY0/TmY4eA8j__I/AAAAAAAAAWc/I1CmpyVNyskO_WQiounh7rkwg44s_7AigCPcBGAYYCw/s1600/waktu.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ia adalah temanku, teman semua orang. Temanku yang satu ini selalu berjalan meninggalkanku. Tak peduli walau ku masih berpikir. Tak peduli walau ku kelelahan.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ia selalu berjalan dan berlari tiada henti, tiada lelah hingga semua orang tak bisa menyusulnya. ia tak akan pernah kembali bila telah pergi berlalu tak peduli seberapa kerasnya kau teriak ia tetap takkan peduli. Dan itulah yang membuatnya amat berharga.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang - orang tertentu amat menghargainya. Mereka tak ingin ia pergi berlalu begitu saja.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi sebagian yang lain atau bahkan sebagian besar dan mungkin termasuk diriku sering mengabaikannya, membiarkannya pergi begitu saja meninggalkan kita. </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan orang - orang yang selalu menghargainya itu kerap kali menjadi orang yang berhasil. Sedangkan orang yang sering mengabaikannya selalu menjadi orang yang tidak berhasil. Itulah ia dengan segala tingkahnya.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">waktu</span><br />
<div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-54040220858499161632017-12-01T10:08:00.000+07:002017-12-01T10:08:17.995+07:00Terlihat Tak Ada<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sehelai daun, secarik kertas, sebutir pasir, setetes air.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diantara daun - daun kering yang berterbangan,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diantara butiran pasir yang terhampar luas di padang pasir,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diantara tumpukan kertas di setiap buku,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan di antara kumpulan tetesan air di lautan.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada aku,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun terlihat tak ada,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku ingin seperti sebutir mutiara,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang bersinar di antara luasnya samudra,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atau aku ingin seperti bintang yang paling terang,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang bersinar di antara gelapnya malam.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">But I don't know what happen with me</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-72134896366692157532017-12-01T10:06:00.001+07:002017-12-01T10:06:09.430+07:00Imajinasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-YWMAwArJDJU/TecL1ugZhPI/AAAAAAAAASU/PbTiSSq0rLYfRNzgR_2FPRjNVsQ9FAR-ACPcBGAYYCw/s1600/rainbow.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="315" data-original-width="468" height="215" src="https://4.bp.blogspot.com/-YWMAwArJDJU/TecL1ugZhPI/AAAAAAAAASU/PbTiSSq0rLYfRNzgR_2FPRjNVsQ9FAR-ACPcBGAYYCw/s320/rainbow.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dahulu, tak pernah terbayangkan orang bisa terbang,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi kini, burung tak lagi menjadi raja udara.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dahulu orang hanya bisa berkomunikasi dengan bertatap muka,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi kini orang bisa berkomunikasi di belahan dunia manapun.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dahulu orang membutuhkan waktu yang amat lama untuk menempuh perjalanan jauh,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi kini semuanya jauh lebih cepat.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak terbayangkan ada komputer, internet, dan perangkat canggih yang kadang tak masuk logika kita.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi semuanya ada,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Imajinasi, imajinasi telah mengubah dunia,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hanya orang - orang yang memiliki imajinasi dan percaya bisa mewujudkannya yang mampu menguahnya,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka punya imajinasi,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka punya misi yang kuat,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka pantang menyerah,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka tak peduli apa yang dikatakan orang,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Thomas alfa Edison, Henry Ford, Soichiro Honda, Wright bersaudara, Bill Gates, dan banyak orang lain telah mewujudkan imajinasinya dan berhasil mengubah dunia.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selanjutnya giliran saya,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan juga anda</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-70322705510186860992017-12-01T10:03:00.002+07:002017-12-01T10:03:56.337+07:00Dahulu, Sang Merah Putih...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-KXa7ZSPn_HY/UhAWILqr8fI/AAAAAAAAA_Y/MfA88B3vvEM-ihRLfMuLb2-vw3PKEChBwCPcBGAYYCw/s1600/merdeka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="101" height="200" src="https://3.bp.blogspot.com/-KXa7ZSPn_HY/UhAWILqr8fI/AAAAAAAAA_Y/MfA88B3vvEM-ihRLfMuLb2-vw3PKEChBwCPcBGAYYCw/s200/merdeka.jpg" width="134" /></a></div>
<br />
Dahulu, bendera merah putih berkibar dengan penuh wibawa menunjukkan merah putihnya.<br />
Kini ku lihat merahnya telah memudar, dan putihnya tak lagi cemerlang,<br />
kibarannya pun lemah gemulai,<br />
<br />
Dahulu, kulihat burung garuda berdiri dengan gagahnya membentangkan sayapnya,<br />
Tapi kini ku lihat sebelah sayapnya menutupi wajahnya,<br />
Apakah ia malu, entahlah<br />
<br />
Dahulu, keringat, dan tumpah darah mereka korbankan,<br />
Tapi kini tumpah darah tumpah bukan demi merah putih, tapi demi memperebutkan lembaran kertas, atau mempermasalahkan perbedaan,<br />
<br />
Ketika kulihat patung pahlawan menaruh tangannya di kening dengan badan tegap, tapi kini orang - orang yang mengaku pahlawan menaruh tangannya di dada dan menepuk - nepukannya.<br />
<br />
Aku tak mengerti sungguh tak mengerti,<br />
Mereka menggoda kami, seolah bersikap baik pada kami, namun hanya untuk duduk di sebuah kursi, lalu mereka bersandar dan menaruh kakinya di atas punggung kami,<br />
Aku tak mengerti, sungguh tak mengerti, negri yang begitu luas yang kaya namun jutaan orang mengais - ngais hanya untuk sesuap nasi<br />
<br />
Bagaimana kami harus mempertanggungjawabkan semua anugerah ini,<br />
bagaimana...........bagaimana<br />
Sudahlah,<br />
tak ada gunanya<br />
<br />
Lebih baik kita coba kibarkan kembali sang merah putih,<br />
Hingga sang garuda pun kembali membentangkan sayapnya dengan gagahnya.<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-6920852523576023462017-12-01T10:01:00.001+07:002017-12-01T10:01:10.384+07:00Tenanglah, Gunung yang Meletus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-NXw2nsN3bHE/TU1HQbvJBgI/AAAAAAAAANI/OQhtz87SCvA4guNfdofD2s8XR7VW16f4ACPcBGAYYCw/s1600/gunung%2Btinggi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="582" data-original-width="885" height="210" src="https://3.bp.blogspot.com/-NXw2nsN3bHE/TU1HQbvJBgI/AAAAAAAAANI/OQhtz87SCvA4guNfdofD2s8XR7VW16f4ACPcBGAYYCw/s320/gunung%2Btinggi.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Dipandang
dari sudut kejauhan engkau begitu indah<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Biru
mencakar langit dengan ketenangan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Tapi
seketika engkau mulai berubah<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Entah
sedang marah, atau sedang sakit<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Engkau
mulai bergejolak menggetarkan bumi<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Memuntahkan
gumpalan – gumpalan bulu domba<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Bukan
bulu domba biasa <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Tapi
bulu domba yang begitu panas,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Semakin
lama semakin tebal<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Hingga
menyapu wilayah di sekitarmu<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Orang –
orang turun menjauhimu<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Lava
berpijar merah, butiran – butiran abu menghujani tanah<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Tenanglah.
. . tenanglah<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Bisakah
kita mulai bersahabat lagi<o:p></o:p></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4822443850931027934.post-1518278032054085052017-12-01T09:56:00.002+07:002017-12-01T09:56:47.712+07:00Ku ingin<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Aku ingin menjadi mentari, yang memberikan
kehangatan dan memancarkan sinarnya tanpa mengharapkan apapun,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Aku ingin menjadi udara, yang dibutuhkan oleh
setiap orang, bahkan makhluk hidup,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Aku ingin menjadi air , yang menjadi sumber
kehidupan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Aku ingin menjadi pelangi, yang memberikan
keindahan ,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Tidak, aku tak ingin menjadi apa – apa, aku hanya
ingin menjadi diriku sendiri,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Karena aku tak bisa menjadi apa – apa selain
menjadi diriku sendiri,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Walau begitu ku harus yakin ku mampu memberikan
cahaya untuk dunia, ku dapat memberikan keindahan untuk hidup, ku bisa
memberikan sejuta menfaat,<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Blackadder ITC"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">Seperti mentari, seperti udara, seperti air, dan
seperti pelangi.<o:p></o:p></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0