Di salah satu gua di pangandaran. Ada
sebuah batu yang berbentuk cekung seperti mangkok besar. Di sana pun pernah
dipakai shooting film mak lampir. Batu tersebut dipakai sebagai kaca benggala
dalam film tersebut. Yang menarik dari batu itu adalah proses pembentukkannya.
Batu itu dibentuk dari tetesan – tetesan air yang terus menetesinya selama
bertahun – tahun. Betapa kerasnya batu dan betapa lembeknya air namun mampu
mengalahkan kekerasan batu tersebut. Tak usah jauh – jauh. Kadang di depan
rumah kita pun ada sebuah batu yang selalu ditetesi air dan tidak berpindah
posisi. Dan batu tersebut terlihat ada dekokan akibat tetesan air tersebut.
Yang menjadi pertanyaan adalah berapa tetes
yang dibutuhkan air untuk mengalahkan batu. Akupun tak tau tapi yang pasti
banyak orang sukses yang secara sadar ataupun tak sadar mengikuti filosofi ini.
Thomas Alfa Edison melakukan ribuan kali percobaan untuk membuat bohlam lampu
yang bisa menerangi dunia di kala malam. Soichiro Honda, pendiri Honda motor
ini mengakui bahwa kegagalannya 99 % sementara keberhasilannya hanya 1 %.
Kolonel Sanders, resep Frid chikennya ditolak lebih dari seribu kali.
Yang dibutuhkan adalah focus untuk
menggapai tujuan. Seperti halnya air yang selalu focus pada satu titik untuk
mengalahkan batu
EmoticonEmoticon