Rabu, 04 Oktober 2017

Nggak Lulus Ujian Nasional


Sedari dulu semenjak SD aku selalu sekolah di sekolah negeri.  Tapi di SMP prestasiku merosot tajam. Dan akhirnya aku masuk sekolah SMA swasta.

Di awal semester aku mendapatkan ranking 3. Itu cukup lumayan buatku. Dan ternyata di semester berikutnya aku mendapatkan ranking pertama. Dan hal itu menempatkanku di kelas favorit di tahun berikutnya.

Setelah setahun menjalani hari di kelas favorit, aku pun memilih bidang IPA setelah naik ke kelas 3. Saat itu aku mendapatkan ranking 2.

Dan tak terasa hampir 3 tahun aku menjalani hari di sekolah ini. Aku pun merasa prestasiku dibilang cukup memuaskan karena sempat merasakan ranking 1, 2, dan 3. Dan beberapa saat lagi kami akan mengikuti Ujian nasional.

Ini hari pertama kami di ujian nasional. Pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia. Tanpa menganggap pelajaran ini sebelah mata aku pun menyelesaikannya dengan baik. Nampak tak ada masalah yang berarti.

Di hari kedua pelajaran Bahasa Inggris, walaupun ga semudah hari pertama, tapi memang tidak ada hal yang cukup menyulitkan.

Hari ketiga adalah pelajaran matematika. Sebenarnya kau telah mempersiapkan pelajaran ini. Beberapa hari sebelumnya aku latihan soal hingga larut malam. Namun entah ada angin apa di hari itu membuatku cemas. 

“Bagaimana jiga gagal, bagaimana jika tidak lulus?” kata – kata itu merasup ke dalam pikiranku. Ingin ku enyahkan semua kata – kata itu, namun ku hanya terus mencoba meyakinkan diri ini bahwa ku bisa.


Di sisi lain kunci jawaban soal ujian nasional nampaknya telah bocor. Aku tak tau mengapa bisa begitu. Beberapa dari mereka ada yg mencatatnya di selembar kertas kecil, ada pula yang mencatat di uang kertas atau menyalinnya di Handphone mereka. Sempat tersiat di benakku untuk memakai kunci jawaban itu juga, namun batinku menentangnya. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa aku bisa mengerjakan itu semua dengan kemampuanku sendiri. Namun di sisi lain ada sebagian dari pikiranku yang mencemaskan jika aku gagal.

Soal pun dibagikan, dan aku langsung mulai mengerjakan soal tersebut. Bayang – bayang kegagalan pun kembali menghantuiku ketika aku memulai mengerjakan soal pertama. Soal yang sebenarnya simpel hanya mencari nilai x, y, dan z, dari 3 persamaan. Namun entah kenapa sorot mataku tak melihat satu pun jawaban yang cocok dari beberapa pilihan. Kemudian aku coba hitung lagi, kali ini jawabanku berbeda dari sebelumnya, hanya saja aku masih tak temukan jawabannnya di pilihan ganda. Entah berada dimana aku balikkan kertasnya pun tetap ku tak temukan jawabannya.

Waktu terus bergulir, keringat dingin bercucuran, sementara aku tetap berkutat dengan soal itu, soal yang ku tak temukan jawabannya juga. Hingga hampir setengah jam berlalu dan akhirnya aku putuskan tuk tinggalkan soal itu dan berlanjut ke soal berikutnya. Namun rupanya konsentrasikut telah terkuras dan terpecah akibat soal yang pertama tadi. Akhirnya banyak soal yang diisi asal dan banyak pula yang tidak diisi.

Waktu pun semakin menipis, ubun – ubunku semakin panas menguap seperti air yang mendidih. Dan ketika waktu habis aku keluar dari kelas dengan penuh rasa pesimis. Aku menundukkan kepala dan merasa kecewa dengan apa yang kualami hari itu.

Beberapa waktu kemudian hasil ujian nasional pun dikirim ke rumah masing – masing. Ku sobek perlahan dengan perasaan yang tak menentu. Kuintip sedikit dan…

Yah……….. aku tak lulusss

Tapi aku ingat akan satu potongan ayat yaitu surat Al- Baqarah ayat 216

"Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui”


Tiga bulan kemudian aku ikut ujian susulan dengan hasil yang jauh lebih memuaskan. Dan karena sempat tidak lulus aku jadi sempat berpikir dan mempersiapkan diri hingga akhirnya masuk ke perguruan tinggi negeri.


EmoticonEmoticon