Sabtu, 18 April 2009

Durian & Semangka

Di suatu desa huiduplah seorang kakek tua. Kulitnya sudah keriput, Ia berjalan denan bongkokdengan bantuan sebuah tongkat. Selain itu sydah beberapa tahun ini ia terkena penyakit exim. Ia hidup sebatang kara. Namun ia tetap tegar. Walaupun ia miskin teteapi ia sering bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Ia menyimpan sebagian besar hasil panennya di depan rumah orang yang membutuhkan, karena keikhlasannya ia tidak ingin orang tau siapa yang memberikannya..

Suatu ketika ia ingin berkelana untuk mengadu nasib dan melihat kehidupan luar. Lalu ia pun pergi berkelana. Tapi selain berkelana ia juga bercelana pastinya. . . .hehe. . .

Suatu hari ia tiba di suatu kerajaan yang dipimpin oleh raja yang gagah namun ia sangat kejam. Ia kerap kali menagih upeti yang besar kepada rakyatnya. Ia juga sering mengambil anak-anak untuk dijadikan tumbal.

Kakek itupun di tengah perjalanan berjumpa dengan sang raja. Melihat si kakek tua, si raja pun langsung menghujatnya. ”Hei dasar kau kakek tua yang menjijikan minggir kau jangan menghalangi jalanku” kata sang raja. Raja itupun terus menghujat si kakek sampai akhirnya datanglah seseorang yang berbaju putih. ”Sudahlah, bukankah perjalananmu lebih penting wahai sang raja” kata orang itu. Lalu ia pun menawarkan durian dan semangka pada sang raja.
Orang itu : ”Wahai sang raja, manakah yang engkau mau, durian atau semangka?”
Raja : ”Tentu saja aku pilih semangka. Lihat saja durian itu, sudah berduri, kasar, juga terlihat busuk”.
Orang itu : ”Baiklah, semangka ini untukmuwahai raja, dan durian ini ku berikan untuk si kakek”.

Di perjalanan, sang raja merasa lapar dan haus, lalu ia membelah semangka itu, dan ia begitu terkejut melihat isi semangka itu ternyata busuk dan terdapat banyak ulat serta mengeluarkan bau busuk. ”Kenapa semangka ini busuk”kata sang raja. Si semangka itu pun bicara, ”Hai raja aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebarkan”. Sang raja pun mati karena menghirup bau busuk itu.

Di tempat lain sang kakek membelah durian yang terlihat busuk itu (emang jupe belah duren. .. hehe. . ). Setelah dibelah ternyata teksturnya sangat indah dan mengeluarkan keharuman. Lalu ia memakannya, dan ternyata rasanya sangat enak. Seketika itu juga penyakit eximnya sembuh dan kulitnya tak keriput lagi serta ia menjadi muda kembali. Lalu durian itu pun berbicara, ”Hai kakek, aku adalah dirimu, aku adalah hatimu yang selalu engkau pelihara dan engkau tebar”.

Hari ini kita belajar bagaimana jika kita menebar kebaikan maka kita maka kebaikan pula akan datang kepada kita. Dan apabila kita menebar keburukan maka keburukan pula lah yang akan datang kepada kita. Hidup memang pilihan. . .